mengeja
TS
mengeja
Revolusi Siam 1932, Kudeta Tak Berdarah yang Menggulingkan Monarki Absolut Thailand


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom, salam sejahtera. Om swastiastu. Namo buddhaya. Wei de dong tian.

Hai, GanSis apa kabar?

emoticon-I Love Indonesia


Satu per satu wilayah Kerajaan Siam dikuasai kolonial Inggris dan Perancis.
Sumber

Pada tahun 1782, Raja Buddha Yodfa Chulaloke dari Dinasti Chakri mendirikan Kerajaan Siam Rattanakosin yang berpusat di Bangkok. Ia mengklaim sebagai Rama I atau "raja pertama". Selama lebih dari seabad raja-raja Siam mampu melindungi rakyatnya dari serbuan tetangga Burma. Juga kekuatan Eropa, seperti Inggris dan Perancis melalui jalan modernisasi.

Raja Chulalongkorn atau Rama V yang naik takhta pada tahun 1868, menjadi tokoh penting modernisasi Kerajaan Siam. Ia melakukan reformasi di berbagai bidang dan membuka pintu bagi peradaban Barat, terutama yang berkaitan dengan hukum, politik, filsafat, komersialisme, pendidikan, dan medis. Rama V juga mereformasi administrasi dan sistem militer.

Sejenak ia berhasil mencitrakan Kerajaan Siam yang siap mengadopsi modernisme. Itu berarti tak pantas jika sebuah negara modern menjadi wilayah jajahan. Padahal sebetulnya kedaulatan Kerajaan Siam sangat rapuh. Mereka kehilangan beberapa wilayah signifikan akibat tekanan dan kelicikan Inggris dan Perancis. Meskipun begitu, Kerajaan Siam berhasil mempertahankan kedaulatan sehingga secara resmi tak pernah dijajah oleh kolonial Barat.


Raja Vajiravudh atau Rama IV yang berkuasa dari tahun 1910 sampai 1925.
Sumber

Rama V digantikan oleh putranya, Raja Vajiravudh atau Rama VI yang berkuasa pada tahun 1910 sampai 1925. Rama VI adalah lulusan Akademi Militer Kerajaan Inggris di Sandhurst. Ia juga mengenyam pendidikan di Oxford guna meneruskan ambisi ayahnya untuk modernisasi.

Tak hanya mengirim putra-putri kerajaan atau bangsawan, rakyat jelata yang sekiranya cerdas dan mampu turut dikirim ke Eropa melalui jalur beasiswa. Hasilnya adalah pendirian Vajiravudh College (sekolah berbasis sekolah umum Inggris) dan Universitas Chulalongkorn (universitas pertama Kerajaan Siam) yang mayoritas pendidiknya lulusan Eropa.

Keberhasilan modernisasi tak serta-merta menyenangkan banyak pihak, terutama kaum aristokrat dan bangsawan konservatif yang lebih tua. Di lain pihak, ketidakpuasan juga muncul dari kelompok progresif radikal yang mendambakan konstitusional modern.

Pada tahun 1912, pemberontakan yang direncanakan oleh para perwira militer muda terjadi di istana. Mereka berniat menggulingkan raja dan mengubah sistem pemerintahan lama ke sistem konstitusional modern. Upaya ini gagal dan para pemberontak dijebloskan ke dalam penjara. Rama VI bereaksi dengan memperkuat tradisi monarki absolut. Meskipun begitu, ia tetap menunjuk beberapa orang yang cakap untuk masuk ke dalam dewan dan pemerintahannya.

Rama VI wafat pada tahun 1925, digantikan oleh adiknya Raja Prajadhipok atau Rama VII. Pada masa ini, Kerajaan Siam dalam keadaan krisis. Negara di ambang kebangkrutan akibat gaya hidup mewah keluarga kerajaan yang pelan-pelan menggerus kas negara. Menyikapi hal ini, Rama VII membentuk Dewan Tertinggi Negara yang beranggotakan pangeran-pangeran senior berpengalaman. Ia segera memotong pengeluaran istana untuk membantu masyarakat kecil.

Pada bulan Februari 1927, sekelompok kecil siswa militer dan sipil berkumpul di hotel Rue du Sommerard, Paris untuk mendiskusikan pendirian sebuah partai yang akan membawa perubahan di Kerajaan Siam. Tak ingin mengulangi kegagalan pemberontakan 1912, kali ini mereka menyusun rencana dengan jelas. Kelompok yang menamakan diri sebagai Promotor ini mendirikan partai bernama Khana Ratsadon yang berarti "partai rakyat". Seperti kudeta sebelumnya, tujuan mereka adalah mengubah sistem monarki absolut menjadi konstitusional modern yang lebih demokrasi.

Menjelang tahun 1930, diam-diam Promotor kembali ke Siam untuk memperluas jaringan keanggotaan. Selain menjaring warga sipil, mereka juga mencoba mengumpulkan dukungan dari militer yang memiliki pandangan sama. Salah satu Promotor, Prayoon Pamornmontri yang merupakan perwira militer mendekati perwira populer lainnya Kolonel Phraya Phahol Pholpayuhasena.


Four Musketeersatau Four Tiger Soldiers.
Sumber

Perwira senior kedua yang berhasil didekati adalah Kolonel Phraya Songsuradet yang dianggap sebagai salah satu pemikir terbaik generasinya. Ia mendekati kawannya, Kolonel Phraya Ritthiakhaney yang menjabat sebagai komandan artileri di Bangkok. Empat orang ini dikenal sebagai Four Musketeers atau Four Tiger Soldiers yang akhirnya menjadi pemimpin partai.

Setelah krisis global pada tahun 1930, terjadi ketidakstabilan sosial, politik, dan ekonomi di Kerajaan Siam. Hal ini meyakinkan Khana Ratsadon untuk segera melakukan kudeta. Pada akhir bulan April 1932, Rama VII berlibur ke kota resort Hua Hin di Provinsi Prachuap Khiri Khan. Momentum ini dimanfaatkan Khana Ratsadon untuk melakukan kudeta. Namun, kabar ini pun bocor ke polisi. Pada malam hari tanggal 23 Juni, direktur jenderal polisi menghubungi Pangeran Paribatra untuk meminta izin penangkapan. Pangeran yang paham bahwa pihak yang dihadapi terdiri dari orang-orang berpengaruh dan kuat, memilih menunda perintah. Jeda ini justru sangat berarti untuk pemberontak dalam memobilisasi kekuatan.


Tank di alun-alun Ananta Samakhom Throne Hall.
Sumber

Keesokannya pukul 06.00 pagi, kerumunan militer berhasil berkumpul di alun-alun Ananta Samakhom Throne Hall. Kolonel Phraya Phahol Pholpayuhasena segera naik ke atas tank dan mendeklarasikan Khana Ratsadon Manifesto yang menyatakan berakhirnya monarki absolut dan pembentukan negara konstitusional baru di Siam. Promotor bersorak diikuti personel militer yang lain, lebih kepada rasa hormat terhadap perwira daripada memahami tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Kolonel Phraya Phahol Pholpayuhasena sebetulnya hanya menggertak sebab keberhasilan revolusi masih ditentukan peristiwa di Bangkok. Kolonel Phraya Prasan dikirim ke rumah Pangeran Paribatra anggota tinggi pemerintahan lainnya. Tak ada perlawanan, kecuali ajudan Pangeran Paribatra yang menjadi satu-satunya korban revolusi. Ia sedikit terluka dan akhirnya ditahan.


Personel militer berjaga-berjaga saat kudeta.
Sumber

Secara keseluruhan, sekitar 40 pejabat ditangkap dan ditahan di Ananta Samakhom Throne Hall. Sementara itu, Pangeran Kamphaeng Phet berhasil kabur ke Hua Hin untuk memperingatkan Rama VII. Pada pukul 08.00 pagi, operasi dianggap selesai. Khana Ratsadon menyebarkan pamflet dan menyiarkan siaran radio agar semua rakyat mendukung revolusi. Salah satu Promotor bernama Pridi Panomyong mengkritik raja dengan keras melalui siaran radio.

Di sisi lain, Four Tiger Soldiers mengirim telegram Khana Ratsadon Manifesto kepada Rama VII dengan nada: jika Raja tak ingin menjadi raja di bawah konstitusi, partai bersedia menggantikannya dengan pangeran yang lain. Rama VII akhirnya memutuskan setuju untuk tetap bertakhta di bawah konstitusi. Ia menolak berperang dan berujar, "Aku tak bisa duduk di atas singgasana yang penuh darah."

Ketika rombongan mengirim kapal perang untuk membawanya kembali ke Bangkok, Rama VII menolak dan lebih memilih menggunakan kereta kerajaan untuk menyatakan bahwa dia bukan tawanan Khana Ratsadon. Sementara itu, Promotor memaksa para pangeran untuk menandatangani dokumen yang menyatakan komitmen mereka untuk perdamaian dan menghindari pertumpahan darah.

Di ibu kota Bangkok, kudeta hampir tak mendapat tanggapan dari masyarakat yang dalam kehidupan sehari-hari tetap berjalan normal. Kerumumanan militer di alun-alun Ananta Samakhom Throne Hall saat pagi hari dianggap latihan militer biasa. Ada pula desas-desus kalau etnis Tionghoa Thailand hendak memberontak, makanya militer berkumpul. Namun, semua kabar itu tak pernah terbukti.

Rama VII tiba di Bangkok dua hari kemudian pada 26 Juni. Tindakan pertamanya adalah memberikan audiensi kerajaan kepada Promotor. Saat anggota memasuki ruangan, Rama VII bangkit dan menyapa mereka sambil mengatakan, "Saya bangkit untuk menghormati Khana Ratsadon."

Itu menjadi isyarat berbeda sebab dalam budaya Siam, raja selalu duduk ketika rakyat memberi penghormatan, bukan sebaliknya. Hal ini membuat Pridi Panomyong meminta maaf kepada raja karena telah memfitnah dan berkata keras saat siaran radio. Khana Ratsadon kemudian membebaskan semua sandera, kecuali Pangeran Paribatra yang dianggap terlalu kuat. Mereka memintanya meninggalkan negara itu. Pangeran Paribatra lalu pergi ke Jawa, Hindia Belanda dan tak pernah kembali. Ia meninggal di Bandung pada tahun 1944. Pangeran-pangeran lain juga pergi secara sukarela ke negara-negara Asia Tenggara lainnya. Beberapa ada yang pergi ke Eropa.


Raja Prajadhipok atau Rama VII menandatangani Konstitusi Permanen Siam pada 10 Desember 1932.
Sumber

Selanjutnya, Rama VII dan Khana Ratsadon membuat konstitusi pertama untuk rakyat. Piagam ditandatangani pada 27 Juni 1932 pukul 17.00 yang dimulai dengan kalimat: kekuatan tertinggi di negeri ini adalah milik semua orang. Pembatasan demokrasi dihapus dan untuk pertama kalinya pemilihan umum dilakukan yang dijadwalkan pada bulan Oktober 1933.

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia

Sumber Referensi:
1 | 2 | 3

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia

Sekian thread dari ane. Ambil bagusnya, buang buruknya. Semoga bermanfaat. Bye.

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Blue Guy Cendol (L)
Diubah oleh mengeja 18-04-2020 05:45
darmawati040nunu403el.achmeedy
el.achmeedy dan 46 lainnya memberi reputasi
47
13.2K
110
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan