kutilkuda1202
TS
kutilkuda1202
[CURHAT] KURACUNI REKAN KERJAKU YANG MENYAKITI HATIKU
halo semuanya....

Thread kali ini merupakan curahan hati dari rekan saya di kerjaan, yaitu mas Hari. 
Selamat membaca dan mohon berikan komentar dan saran bagi mas Hari ya. Ditunggu cendol dan komentarnya ya agan agan dan aganwati semuanya.

Dendam Telah Mengubah Pikiranku dan Membutakan Logikaku....

Kejadian ini terjadi di tahun 2013, saat aku bekerja di perusahaan di Jakarta, sebelum aku bekerja bersama TS disini. Rasa dendam ini menutup mata ku dan membuatku jatuh dalam kegagalan.

September 2013. 
Sudah tiga bulan aku habiskan waktuku hanya dirumah ibuku di desa. Aku pulang kampung, di sebuah desa di Jawa Tengah. Bersih bersih rumah, mainan hp, rebahan, browsing internet, makan, dan tidur. Mau keluar rumah pun rasanya enggan. Badan ini seperti diikat dengan rantai besi besar yang menarikku untuk tetap tinggal di dalam rumah dan tidak bertemu orang-orang. Rantai besi itu adalah rasa malu. 
oya perkenalkan, namaku Hari. Seorang pria berumur 30 tahun. Banyak orang membicarakanku akhir akhir ini. Kadang tak kuasa mereka menahan ghibahan mereka, mereka langsung bertanya kepadaku
"loh sekarang nganggur?"
"katanya kamu ada kasus di kerjaan jadi dipecat"
"kenapa dipecat sih.."
"wah gagal sekarang ya dia.."

belum lagi pertanyaan ini:
"eh mas Hari, kok gak nikah nikah?"
"kapan nikah, nanti keburu dipatok ayam nanti jodohnya..."
"apa kamu tidak suka sama perempuan?"
"kamu homo sih, jadi gak nikah nikah"
"kapan calonnya diajak ke rumah, kan jadi ada yang nemenin kamu"
Dan beribu-ribu pertanyaan yang memenuhi otakku. 

"aaarrrghh.. banyak bacot.... anjirr..", berontakku dalam hati. "Mereka pikir gampang apa cari jodoh, mereka pikir langsung aja gitu nikah kayak membalikkan telapak tangan. Terserahlah mau ngomong apa, dasar orang orang desa. Pikirannya nikah mulu. Dikiranya kalau nikah pasti bahagia.... ahh berisik..", gumamku dalam diam sambil duduk di kursi ruang tamu. 
"Begini amat ya  hidup di desa, baru juga seminggu balik rumah desa..."
Sebelumnya aku bekerja di Jakarta, di sebuah perusahaan makanan yang produknya sudah banyak digemari oleh masyarakat, iklannya saja selalu muncul di televisi. 
Aku berjuang dengan keras untuk bisa sukses dalam karirku, sampai sampai aku tidak memprioritaskan relationshipku, aku fokus dengan karir ku. 
Tetapi karena suatu perkara, aku di pecat dari pekerjaan dan aku memutuskan pulang kampung saja. Sambil mencari pekerjaan baru di jawa tengah. 

Perkara ini sebenarnya terjadi bulan lalu, Juni 2014. Aku telah meracuni teman kerjaku dan menghancurkan karirnya, agar aku bisa mendapat posisi terbaik di perusahaan. 
Indrawan, seorang pria gemuk, lulusan cumlaude dari universitas negri di semarang. Dia terkenal dengan kecerdasannya dalam analisis dan nampak seperti kaum intelektual. Aku tahu dia memang cerdas, pintar, dan hebat dalam pemikiran. Pernah juara olimpiade, tidak pernah pacaran karena mungkin saja dia homo atau memang fokus studi, dan dia diterima diperusahaan ini sebagai supervisor. Gelagat sombong dan sok merintah itu membuatku muak. Semua berawal dari keluhan keluhan teman teman kerjaku. Merasa tertekan, pusing dengan aturan nya dan gaya sombongnya.

"anak freshgraduate kok bisa sombong begitu mentang mentang jadi SPV, apa apaan ini..", gumamku.
"coba kita lihat, siapa yang lebih jago di divisi ini, aku memang lulusan D3, tetapi pengalamanku lebih banyak dari kamu. bocah baru, bau kencur", pikirku.

Pagi itu, aku sedang sibuk di ruangan kerjaku. Ia adalah SPV baru di divisiku, aku pun SPV tapi beda penanganan. Awalnya aku kagum dengan dia, tetapi melihat gelagat sombongnya, aku muak dengan perilakunya. 
Indra datang dan menemui ku, sambil membawa satu box botol botol.
"Pagi mas, lagi sibuk ya? ini saya mau pinjam alat mesinnya, buat mengecek penelitian saya.", ucap indra.
"lho emang penelitian apa, kan tidak ada proyek dari bos?", tanyaku
"oh gak tau ya mas, soalnya saya langsung dapat info dari manajer proses, kalau saya dipercaya untuk handle semua proyek dan proses, dan saya pikir saya harus mengubah semua sistem di divisi ini, tidak sesuai dengan logika..", ujarnya
"oh ya silahkan Ndra." ucapku
"hebat ya kamu, usia muda udah jadi SPV, proyek penelitian juga", pujiku di mulut tapi dalam hati sebenernya ingin tahu bagaimana bisa ia tembus jadi spv.
"oh iya mas, saya memang dari dulu terbiasa target mas, pas masih kuliah IP saya tidak pernah dibawah 3,8 mas. jadi selalu ter-setting untuk berprestasi, nah saat saya masuk sini, saya tantang pak manajer, berani gak recruit saya, karena saya siap mengubah perusahaan ini jadi maju". jawabnya dengan percaya diri.
"wah ajib bener lu....."
"emang lu mau ngerubah apaan sih? menurut gue ya kerja yang bener dulu..", sindirku. Tiba tiba dia menjawab dengan nada lebih lantang,"ya mengubah budaya kerja disini dan sistem disini, khususnya posisi posisi kayak mas hari ini. Pekerja lama tapi gak ada kontribusi perubahan, menurutku kurang efektif mas.."
"oh kurang efektif ya, oke oke.. udah kelar kan, mending lu keluar dari area kerja gue, pusing gue mikirin logika lu".

cukup menusuk tapi kuanggap sebagai omong kosong bocah bayi.

Di hari berbeda, divisi kami mengadakan rapat evaluasi kerja. Tiap supervisor menyampaikan report kerja, termasuk aku dan Indra. 
"kalau dari divisi kimia, analisa stabilitas masuk spesifikasi, tiap produk juga sudah QC passed pak. Sesuai IK dan SOP. Hanya saja untuk kadar gula dari produk X nomor batch xxxxxxxxxx tidak masuk spesifikasi, tetapi dari pihak produksi tetap jalan dan produksi, katanya ada input dari bos buat tetap jalan.", paparku saat membahas evaluasi.
"Menurut kamu, betul tidak langkah itu?", tanya manajer divisiku
"Menurut saya itu kurang pas pak, seharusnya ada treatment dulu supaya kadar bisa sesuai dan lanjut proses", jawabku
Indra langsung berdiri dan menjawab,"maaf pak, menurut saya mas hari tidak cerdas dalam perihal ini, memang itu salah, tapi bukan dengan cara di treatment lalu di lanjutkan, seharusnya dimusnahkan pak. itukan tidak released, kita harus ketat demi kualitas produk kita."
seketika seperti memakan pil pahit, emosi, tapi hanya bisa diam, karena lagi rapat.
"Oke, saya sendiri sih selama ini prefer sama ide kamu Har, tetapi kalau dari input Indra barusan kayaknya harus kita terapkan, kita kan harus meningkatkan kualitas."
oke lah, saya terima, tapi bisa tidak kalau tidak mengatakan saya dengan tidak cerdas. 
"Mas, besok lagi diskusi dulu sama saya, jadi kalau ada pertanyaan bos bisa aman mas..", ujarnya sambil senyum sambil jalan keluar ruang meeting dan ia masuk ke ruangannya.

Aku hanya senyum aja, tetapi hati ini udah menahan emosi. 2x dia sudah menjatuhkan kata kata menyebalkan, kuanggap ini cabe pedas tempe goreng yang hanya sesaat. mungkin dia sedang membara karena fresh graduate.

Singkat cerita, di bulan selanjutnya, akan ada audit dari pusat. Manajer memerintahkan buat setiap kita membereskan area, dan Indra jadi PIC.
"Semua karyawan divisi QC kumpul, saya mau briefing..", teriak Indra dari pintu ke pintu divisi QC. 
Kami semua menghentikan pekerjaan, dan berkumpul.
"oke... saya sebagai leader kebersihan hari ini, besok akan ada audit, Mbak Monik dan anak buah saya bersihkan area 1,2,3 dan dipel semua. Mbak monik harus yang ngepel, karena dia kan admin jadi biar bisa merasakan kerja dari bawah. selama ini kan halus tangannya... hahaha", ujarnya sambil tertawa tapi tidak ada yang jawab.
"Mas Hari bertugas bersihin area 4,5,6 dan 7 sama anak buah mas yang cuman 2 orang ini, tetapi khusus mas hari karna cowok ini saya kasih list lagi buat bersihin ruang manajer dan ngepel lantai depan area manajer dan area saya. Saya akan membuat laporan di ruang meeting sama boss kita, nanti setelah meeting saya akan cek lagi.", perintahnya. "oke.. semua let's work, sukses".

Bersih bersih sambil ngomel, sambil pada ngejelek-jelekin spv baru itu. 
"udah lah, percuma kita ngomel, boss juga lebih percaya dia, kita bersihin aja lah".

"krriiiiinnggg..", bunyi telpon di ruang kerja
"hallo, divisi Qc disini, ada apa ya?"
"mas diminta anterin berkas pak indra ke ruang meeting."
"wah bocah cilik minta dipanggil pak", sindirku
"ssttt.. kepercayaan manajer". ujar resepsionist yang nelpon.

Baiklah kuantarkan saja. sambil berjalan ku berpikir. sebenarnya banyak sekali kesalahan dia. Dia ngomong sudah uji A, padahal dia gak uji itu. Dia ngomong produk A bagus hasilnya, padahal aku liat dia hanya mainan hp aja. Dia bilang masuk shift malam, tapi saat aku lembur, kuliat dia tidur di ruangannya, tanpa ngerjain apa apa. sampel juga tidak diuji hingga hari esoknya. 
dan pernah ia juga menuduhku yang merusak analisanya dia, karena aku sedang menulis laporan di meja dekat alatnya, karena gerakana elektromagnet dari tubuhku yang duduk disitu.

Saat ku mendekati pintu ke ruangan meeting, sayup sayup ku dengar.
"Begini pak, menurut saya mas Hari dipindah saja ke divisi kebersihan perusahaan, karena selain dia kerja keras dan suka kebersihan, dia itu kurang efektif di divisi QC, kurang inovatif, dan banyak analisanya yang kelewatan. saya curiga sebenarnya dia mumpuni atau tidak", jelas indra.
seketika emosi, aku buka saja pintu meeting, dan kuserahkan bukunya.
"Pak indra, ini bukunya, sudah saya bersihkan pak areanya, meskipun saya gak kompeten bagi anda, tapi saya sudah kerjakan job saya pak.", sindirku.
langsung keluar pintu dan emosi jiwa tak tertahankan.
Sampai di area kerja, ku ceritakan semua nya ke rekan rekan kerjaku.

Sejak itu dendam menguasai pikiranku.
Semakin mudah tersinggung bila berhubungan dengan Indra. Makin sakit hati ini. 

Benar saja, aku dipindah ke divisi kebersihan. Aku membawahi OB dan kebersihan. Aku sudah coba meminta ke manajer tetapi kata manajer perusahaan butuh GA spv, kamu cocok, ayo bantu perusahaan biar bisa maju dan sukses. 

singkat cerita, saat itu aku membereskan meja kerjaku, bersiap untuk pindah area, 
saat itu Indra membawa minum air putih di tumbler nya. 
saat dia keluar, aku ambil zat kimia di ruanganku, ku timbang, aku tahu zat ini bersifat membuat dia lemas dan pusing, serta muntah muntah.
saat dia keluar, kumasukkan saja zat ini, dan ku gojog tumbler nya. 

benar saja, saat dia minum, dia dalam beberapa waktu, dia muntah-muntah dan lemas, lalu dilarikan ke RS. Ternyata benar, dia keracunan, dan RS menyatakan dia keracunan dari zat kimia X. 

"sial, padahal kan kupikir hanya muntah muntah saja, eh malah masuk RS".

Perusahaan pun mendakwa kami semua, siapa yang melakukan kejahatan ini. 
setelah lama dan banyak pertanyaan dicecar, akupun mengaku. Kujelaskan alasan nya dan bagaimana rasa sakit hati ini. Perusahaan untungnya tidak membawa ke kantor polisi, atau meja hijau. Tetapi aku dipecat di hari itu juga, saat indra di RS. Aku tidak sempat bertemu Indra. Aku malu, menyesal, dan merasa bodoh.
Aku dipecat dan di black list dari perusahaan. 

Aku benci dengan kebodohanku. Logikaku tertutup dengan rasa dendam dan sakit hati. Sampai aku gelap mata mencampurkan zat kimia ke minumannya.
Aku memang pecundang, tapi setidaknya aku puas membalas kejahatannya.
Aku dipecat, entah nasib dia seperti apa. Kalau dari cerita monik lewat WA, Indra resign karena trauma di racuni teman kerja. 

Maafkan aku Indra, 
Tetapi dari dalam hati yang paling dalam:
You deserve it. AKu tidak meracunimu, hanya menjaili mu atas perilaku sombongmu.

dari mantan sainganmu,

Hari.
Diubah oleh kutilkuda1202 24-04-2020 19:00
ekaadhiwibowoa.rizzkysormin180
sormin180 dan 36 lainnya memberi reputasi
37
2.5K
29
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan