rendyconanAvatar border
TS
rendyconan 
Setangkai Bunga Mawar


Tahun 2015



Gue menjalani suatu hubungan dengan seorang wanita bernama Jane. Kisah ini merupakan kisah paling menyakitkan di dalam hubungan percintaan yang gue alami akibat hubungan ini tidak direstui oleh kedua orang tuanya terutama ibunya. Sebelum berpacaran gue memberi tahu keadaan gue di mana sebagai mahasiswa kelas malam yang sambil bekerja, dia harus memahami kondisi ekonomi gue saat itu jika ingin berpacaran dengan gue.

Spoiler for Sekilas mengenai gue:


Yap, dia kode supaya jangan lama-lama untuk menyatakan cinta padanya. Dia pun meyakinkan gue dengan menerima segala keadaan gue saat itu. Singkat cerita kami berpacaran, setelah beberapa lama gue berpacaran dengannya gue kenal dengan orang tuanya.

Quote:





Gue gak paham apa maksudnya, saat pertama kali berkenalan seolah gue tidak diterima oleh mereka. Mereka menanyai gue sembari ibunya membicarakan orang lain. Gue langsung tahu saat itu, nampaknya hubungan gue tidak akan bertahan lama dengan Jane karena restu orang tua. Jane pun mengaku memang terutama ibunya sering memintanya untuk berkenalan dengan seorang lelaki pilihan ibunya, tetapi Jane terkadang tidak mau karena tidak kenal dan tidak suka karena terlalu tua.


Ilustrasi: Jane

Spoiler for Jane:


Quote:


Itu hari pertama gue kenal dengan orang tuanya, saat beberapa kali main ke rumahnya. Biasa gue di salah satu ruangan doa untuk ngobrol dengannya. Saat itu Jane pergi ke kamar ibunya, sementara gue duduk di ruang doa. Beberapa menit kemudian gue pengen ke toilet, akibat toilet itu tepat berada di samping kamar ibunya. Gue mendengar dari kaca yang sedikit terbuka kalimat ini.

Quote:


Hanya kata-kata itu saja sudah membuat gue semakin tertolak, tetapi gue tidak bilang kepada Jane mengenai apa yang gue dengar itu sampai hari ini. Apa yang gue pikirkan saat itu adalah

Quote:


Itu dalam lubuk hati terdalam gue, apakah gue memilih pasangan yang salah? Walaupun Jane selalu menerima dan tidak masalah dengan hal itu tetapi lama kelamaan hal itu melekat pada dirinya. Setiap bulan tanggal 5 (tanggal jadian), sebagai tanda cinta gue selalu membawakannya setangkai bunga mawar dan Jane senang sekali dengan bunga tersebut. Bahkan dia simpan dan rawat.

Jane juga bisa diajak makan di pinggir jalan kok, tapi lama kelamaan dia seperti bosan dan mulai menyetujui perkataan orang tuanya. Gak tiap kali di pinggir juga ya. Sering juga ke mall, cafe, sampai gue bokek. Puncaknya saat dia mulai berkata serius mengenai hal ini.

Quote:


Gue mencoba menenangkannya yang sudah banjir air mata.

Quote:


Jane selalu membantah perkataan orang tuanya yang membuat orang tuanya semakin kesal dan marah. Jane merasa orang tuanya tidak bisa jadi contoh untuk anak-anaknya. Ini yang membuat Jane tidak pernah betah untuk di rumah dan selalu mengajak gue keluar. Setiap harinya Jane selalu ingin bertemu dengan gue, saat gue pulang kuliah gue selalu mampir ke rumahnya. Jika tidak bertemu, dia akan sangat marah.

Ini yang membuat gue tidak bisa bermain dengan teman gue lainnya karena Jane selalu ikut dan dia selalu cemburu kalau gue punya temen cewek. Apalagi kalau yang dia rasa cantik, dia akan sangat marah dan sikap tempramennya akan meledak. Ini yang membuatnya bergantung dengan gue, sampai suatu kali gue suruh dia juga ajak temennya main dengannya dengan maksud supaya punya sahabat lagi. Dia punya pengalaman buruk dengan sahabat sebelumnya.

Gue merasa, dia terlalu cemburuan dan membuat dia jadi gak bisa lepas dari gue. Gue ingin dia juga punya teman dekat, dia pun menyetujuinya untuk lebih dekat dengan temannya. Saat itu dia masih mengajak gue untuk bermain dengan temannya. Lama kelamaan, dia dan temannya semakin dekat bahkan menjadi sahabat. Gue bersyukur melihatnya bisa punya sahabat dekat lagi, rasanya sudah lama gue tidak melihat dia bermain dengan temannya. Supaya gak main sama pacar melulu maksud gue.

Tetapi hal itu menjadi penyebab yang akhirnya hubungan ini harus berakhir. Dia selalu bergantung kepada orang lain, dengan adanya sahabat itu dia sudah merasa tidak butuh gue. Saat itu gue juga sadar karena saat ingin mengajaknya bermain tapi dia selalu gak bisa karena ingin bermain dengan sahabatnya itu.

Quote:


Keesokan harinya, gue membeli setangkai bunga mawar sebagai tanda bunga terakhir yang akan gue kasih ke dia. Gue pergi ke rumahnya, dari luar terdengar ada suara ibunya yang mungkin sedang ngobrol dengan ayahnya. Tapi saat gue ketok pagar rumahnya, tidak ada yang keluar. Gue bahkan kirim pesan ke ayahnya, juga tidak dibalasnya. Gue menunggu selama setengah jam di luar, tidak ada yang keluar. Gue merasa bodoh, sudah tahu tidak direstui tapi masih bertahan tapi di satu sisi setidaknya gue bisa menemani Jane selama ini. Akhirnya perkataan ibunya terkabul juga dan membuatnya punya sahabat lagi.

Gue tahu Jane mengisi kekosongan hatinya dengan seorang pacar. Dia merasa penuh kalau ada kekasih di sampingnya karena di rumah seolah tidak ada yang mengerti dirinya. Gue taruh setangkai bunga mawar di rumahnya dan juga sebuah surat terakhir kepadanya.

Ternyata sahabatnya itu pun diminta ibunya untuk membuat hubungan gue dengan Jane berakhir. Bagaimana gue bisa tahu? Ada teman lain yang juga kenal dengan sahabatnya memberitahu hal itu kepada gue. Sahabatnya meyakinkan untuk mencari cowok lain yang lebih mapan, pantas saja saat-saat sebelum putus Jane terlihat sangat berbeda.

Quote:


ButetKerenAvatar border
abellacitraAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
2.3K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan