arcvinci27Avatar border
TS
arcvinci27
Level Tertinggi Dari Memberi


Halo gan-sist, balik lagi di thread aneemoticon-Haiemoticon-Haiemoticon-Hai

Pada hari ini ane akan membahas tentang kebaikan, dan hal yang langsung ku pikirkan adalah ibuku. Yah ane harap tulisan ini bisa menginspirasi gan sist sekalian.

Langsung saja kita mulai threadnya!emoticon-Maaf Agan


Kedua orang tua ku, terlebih khususnya ibuku tidak pernah perhitungan saat memberi. Saat dia melihat orang yang membutuhkan, maka hatinya akan tergerak dan membantu sebisa mungkin.
Ibuku berpesan kepada kami anak-anaknya:
Quote:


Spoiler for "Sungai":


Ya, sungai! Kelihatannya sederhana, sungai hanya memberi air, tapi lihatlah air yang di beri itu membuat ikan hidup dan bertambah banyak, pohon-pohon di sekitar sungai tumbuh subur dan berbuah pada musimnya, yang mana di manfaatkan manusia juga untuk bertahan hidup.
Ibuku juga menambahkan bahwa kebaikan yang kita lakukan, pasti akan kembali kepada kita lagi. Mudahya adalah tabur-tuai, dimana jika kita menabur kebaikan, pasti kita akan mendapat kebaikan juga.

Dan itu pernah kami alami juga! Meski ku katakan ibuku suka berbagi, namun kami bukanlah keluarga yang kaya. Ada saat ayahku harus menganggur sekitar 1 tahun lamanya, dan mulai mengojek. Saat itu memang kami kekurangan, dan jauh dari kata cukup.
Namun ada kenalan ibuku yang sering membantu kami, dia memberi kami bahan makanan dan terkadang makanan siap saji. Memang kedengarannya tidak mungkin, tapi itulah yang kami alami hingga saat aku naik ke kelas 3 SMP, keluarga ku memutuskan untuk pindah ke Papua Barat, tepatnya pada sebuah kota yang bernama Fakfak. Kami pindah setelah ayahku menelfon saudaranya di Merauke, untuk menanyakan kabar mereka. Namun kemudian mereka menawarkan untuk kami pindah dan menempati rumah mereka yang ada di Fakfak.

Di Fakfak kami membuka kios dan secara bertahap keuangan kami berada di posisi serba berkecukupan, walau memang kami harus merintisnya dari 0.
Setelah kondisi keuangan membaik, ibu ku tak jarang membantu sanak-saudara kami yang membutuhkan, membantu keponakannya yang kuliah saat sedang membutuhkan uang, dan lain-lain. Aku juga di ajarkan bahwa berbuat baik kepada sanak-saudara tidak selamanya harus dengan memberi bantuan, tetapi dengan menelfon dan menanyakan kabar saja terkadang sudah cukup, karena mereka sudah senang dan merasa di perhatikan.
Ibuku juga tak jarang memberikan bahan makanan bagi orang yang dia rasa membutuhkan, dia juga tidak menolak tetangga yang kurang mampu jika ingin utang beras, ya selagi itu beras bukan rokok! Karena baginya berbagi tidak akan membuat kita miskin, malah akan membuat kita semakin kaya. Ibuku terlihat sangat senang jika bisa berbagi.

Quote:


Kemudian saat aku hendak melanjutkan kuliah, kakek dan nenekku terkena stroke, dan tidak ada yang menjaga dan merawat mereka. Akhirnya keluarga ku pindah kekampung ayahku agar bisa menjaga dan merawat kakek dan nenek ku. Ayahku mengatakan "Kalau mau berbakti yah sekarang, selagi mereka masih hidup! Kalau mereka sudah tidak ada lagi, tidak ada lagi kesempatan untuk berbakti. Buat kuburan mereka sebagus mungkin? Percuma saja!"

Sesampainya di kampung, kondisi keuangan kami kembali menurun, wajar saja perputaran uang di kampung sangat kecil. Namun orang tuaku tidak berhenti berusaha, mereka kembali membuka kios dan bertani.
Ibuku juga tidak berhenti memberi. Namun karena kondisi ekonomi sedang tidak baik, yang ibuku berikan bukan dalam bentuk fisik, tetapi ilmu.
Ya, ibuku memberikan les gratis kepada anak-anak yang mau belajar.
Spoiler for "Sebagian Anak Yang Ikut Les":


Seperti yang kukatakan sebelumnya, jika kita menabur kebaikan, maka kita akan menuai kebaikan juga. Tidak lama ini orang tuaku di perkenalkan pada seorang wanita pengusaha berdarah Tionghoa oleh saudara yang pernah kami bantu, pengusaha itu kemudian datang dan bersedia membantu. Dia memperkenalkan pada yayasan yang bersedia menyediakan buku paket untuk anak-anak belajar, dia juga bersedia membantu membangun kios kami agar lebih besar, beliau juga memberikan uang tunai.
Spoiler for "Pondasi Kios":


Melalui cerita dan thread kali ini aku berharap kalian bisa mempelajari sesuatu yang berharga dari cerita ini. Oh iya ibuku berkata tentang anak yang di ajarnya "Mama mengajar mereka supaya mereka pintar, mana tau di antara mereka suatu saat nanti ada yang jadi pemimpin. Memang bukan supaya dia nanti bisa kasih mama uang, toh nanti dia juga lupa sama mama. Tapi setidaknya itu berdampak untuk dirinya, desa ini atau bahkan negri ini. Tidak perlu jadi pemimpin, jadi polisi, guru, dokter, atau jadi petani dan peternak asal jujur pun cukup"
Perbuatan baik pada akhirnya akan berdampak baik juga bukan?

Terakhir, kembali ke judul thread ini, Apa level tertinggi dari memberi? Bagiku, level tertinggi dari memberi adalah saat kita bisa merasa bahagia karena bisa memberi. Begitu juga dengan berbuat baik, saat kalian bisa merasakan kebahagian karena bisa berbuat baik, bagiku kalian sudah mencapai level tertinggi dari berbuat baik itu sendiri.

Lalu di tengah pandemi ini kebaikan kecil apa yang bisa ane lakukan?Contoh kebaikan kecil yang bisa gan-sis lakukan adalah dengan tidak memborong semua masker, bahan makanan, hand sanitizer, dan lain-lain. Dengan begitu gan-sist sudah memberikan kesempatan yang bagi orang lain untuk makan makanan bergizi, dan terhindar dari virus corona seperti gan-sist.
Atau jika berkelebihan, gan-sist bisa membagikan bahan makanan kepada orang-orang yang sekiranya membutuhkan karena itu pasti sangat berarti bagi mereka.

Terimakasih sudah membaca, dan sampai jumpa di thread berikutnya! emoticon-Haiemoticon-Salam Kenal

Minggu, 26 April 2020

Spoiler for "Berbagi Cendol":
deal71Avatar border
amikurniaAvatar border
nosforatu17Avatar border
nosforatu17 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
969
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan