lin680Avatar border
TS
lin680
Cerpen Bukan Gadis Jepang
     
Kaskus.co.id

"Sal, Faisal!" panggil Agus diikuti ketukkan pintu kamar. Sudah datang dia, kami janji akan ke Festival Jak-Japan Matsuri di Plaza Tenggara, GBK.


"Ya. Buka aja!" Badan masih terasa remuk, tapi sudah terlanjur janjian dan mumpung waktu kosong jalan-jalan cuci mata biar fresh.

"Lu, baru bangun??" Suara kesal dan matanya melotot ke arahku yang berusaha duduk dari pembaringan. Jam menunjukkan setengah 4 sore, aku tertidur 3 jam.

"Capek, Gus. Lu tau kan pasien rujukkan datang dari mana-mana ... gak ada waktu tidur malam." Aku melangkah gontai meraih handuk.

"Gue juga capek kali, Sal. Kerjaan numpuk, baru selesai tadi siang. Tapi semangat pengen ngeliat Cewek Jepang bikin capek Gue ilang!" Agus nyerocos sambil memeluk toples kacang Mete di meja, meraup segenggam memenuhi mulut, membuatku menganga.

"Apalagi makanannya, umm ... gak sabar, Sal," Ia melihatku, "Cepetan mandii!" Pelototnya melihatku masih berdiri di depan kamar mandi, kutatap sendu pada toples bening, isinya cuma separuh. Dasar rakus, perut karet. Selalu makan banyak tapi gak bengkak juga.

"Awas, ya, jangan dihabisin!" pesanku sebelum menghilang ke kamar mandi, disambut tawa ngakaknya. Si cungkring itu kalau lupa dipesanin suka kalap. Setoples kacang bisa ludes dalam waktu gak sampai lima belas menit. Gak takut sama jerawat yang mulai berkelana di muka jeleknya, eh, lumayan cakep sih, sebelas duabelasnya Raffi Ahmad.

Kaos lengan panjang abu dan celana jeans biru malam, tak lupa semprot Bvlgari Pour Homme ke belakang telinga. Hmm, aku selalu terlihat tampan dari sisi manapun, meski mata sedikit sembab karena kurang tidur, gak pengaruh. Jenggot dan kumis tipis masih bersih bekas cukur kemarin.

"Sudah. Lama amat dandan. Lu, satu-satunya Dokter Muda aneh yang gue kenal," sindir Agus yang tak sabar menunggu di pintu.

"Aneh, gimana?"

"Maunya tampil rapih, keren, tapi jomblo sejati." Ia cekikikkan. Sial! Banyak tau yang nempel, tapi kutolak.

"Lu, aja yang gak tau gimana Perawat dan Dokter Muda di Rumah Sakit ngecengin Gue."

"Ge-err!"

"Terserah, gak percaya!"

"Percaya, muka Lu, Hamish Daud, kawe."

Ku jitak kepala dari belakang. Agus ini sahabat sudah kayak saudara. Aku lebih akur sama dia di banding Bang Hanif.

Setelah pamitan sama Ayah dan Ibu yang lagi santai di ruang tengah. Kami siap lets go. Tadi habis mandi sempatin sembahyang Ashar dulu, apapun kondisi, ibadah tetap utama. Siapa yang tau terjadi sesuatu di jalan, ya kan?

Kami memilih Zona Experience, tempat mencoba kebudayaan Negeri Sakura itu. Sebelumnya kami mengisi perut di tempat booth makanan yang berjejer sepanjang jalan. Khas Jepang ada, Indonesia ada, tinggal pilih. Kami bisa puas mengisi perut. Takoyaki, Onigiri, Tempura, semua dicoba.

Agus mengelus perut yang masih rata, tampak masih kurang penuh. Kami pindah ke Abang Kerak Telur. Lama juga gak makan khas Betawi ini, mumpung ada kami pesan satu-satu. Emm, nikmat! Selain akur, kami berdua ini sangat kompak masalah lidah, apa saja enak (orang kaya tulen mah makan gak harus mahal) Ha..haa ....

Setelah kenyang mulut Agus tanpa henti komentar cantiknya gadis-gadis bermata kecil yang banyak berseliweran. Ia lelaki cerewet, tapi jujur. Apa yang di mulut sinkron sama hati. Aku lebih memilih diam, mendengarkan sambil menikmati pohon Sakura dengan beberapa lampion menggantung pada rantingnya. Kalau datang malam kayaknya lebih bagus.

Terakhir melihat langsung Sakura April tiga tahun lalu, saat musim semi di Tokyo. Bunga Sakura itu terlihat menakjubkan!

Kami mendekat sebuah Stand yang mengajari menulis Kaligrafi dengan kuas dan tinta, cukup banyak yang mau coba, kami hanya berhenti melihat.

"Faisal?!" ucap seorang gadis sudah berada tepat di samping. Aku menoleh. Tampak wajah putih bersemu merah di pipi, bola mata coklat, bibir tipis merah jambu tersenyum lebar, ia sedikit mendongak ke arahku.

"Eh, Ay-Ayumi?" Aku sempat blank, baru bersuara saat Agus menyenggol lenganku.

"Dari tadi aku lihat kamu, Sal. Kami ikuti, ternyata beneran kamu," ucapnya ceria. Ya, gadis setinggi bahuku ini masih selalu ceria. Rambut panjang lurus dan poni tajam menghias dahinya sama seperti dulu. Cantik.

"K-kamu ada di sini, Ay?" ucapku masih tergagap. Kelihatan banget lagi grogi. Agus sudah mencolek lagi minta dikenalin.

Kami berempat mengambil sisi jalan, di bawah pohon Sakura ngobrol sebentar. Ayumi datang bersama teman Jepangnya, Keisuke. Lelaki tampan, badannya setinggi aku 175cm, wajahnya mirip aktor Park Bo Gum dalam serial Encounter. Aku merasa menciut.

Tak sampai lima menit Ayumi dan temannya pamit. kusempatkan minta nomor ponselnya. Yess! Ku pandangi setiap angka yang Ayumi berikan.

"Gile, cakep bener si Jepang. Wajahnya gak ada duanya, Sal. Imut, gimana gitu."  Agus langsung komentar banyak. Ya, ku bilang juga apa. Ayumi gak ada duanya, dihatiku. Ah, berasa kumat degup jantung bertalu lagi.

"Lu, kenal dimana? Bahasa Indonesianya lancar banget. Tapi Lu minta kan nomor si Jepang tadi? Kayaknya gue love at first sight, deh."

Ucapan Agus hampir membuatku menyembur tawa.

"Apaan, sih, Lu! Semua cewek cakep mau diembat."

"Yang ini beda, Sal. Lu tau kan Gue akhir-akhir ini ngebet banget pengen punya bini dari Negeri Sakura. Sampai mimpi-mimpi, Sal!" Semangat Agus menggebu. Umur 26 tahun, CEO Percetakkan, ingin cepat menikah tapi nyari made in Jepang. Wuihh, sampai kapan, dapatnya?

"Apaan Lu, lagian Ayumi bukan orang Jepang, tau. Asli Indonesia. Tulen!" Entah sedikit emosi atau apa aku mulai gak suka Agus tertarik padanya.

"Indonesia? Ohh.. turunan ya, Sal?"

"Bukan. Dayak. Dayak asli!"

"Hah?! Kok Lu tau, emang tadi tanya dia asli mana, gitu?"

"Ya, iyalah tau. Tau banget. Dia itu mantan gue. Namanya Karenina Ayu, kami panggil dia Ayumi karena wajahnya itu," ucapku sembari meninggalkan Agus yang memasang wajah ambigu. Beralih ke booth berikutnya, mengenakan Yukata.

Terdengar Agus mengejar dan memanggil di belakangku. Pasti ia gak percaya ada gadis Kalimantan yang punya wajah secantik gadis Jepang.

worpress.com.jpg

Kalau tahu ia pasti nyari bini yang buatan lokal, gak jauh-jauh dari Negeri Sakura he ... Tapi, yang satu itu untukku. Akan kuraih lagi wajah menggemaskan itu di sini. Ku tempelkan ponsel di dada, nomor Ayumi ....

Bukan Gadis Jepang Part 2
Bukan Gadis Jepang Part 3 (end)

Makasiih sudah Bacaa emoticon-Big Kiss
Diubah oleh lin680 23-03-2020 06:55
indrag057Avatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan indrag057 memberi reputasi
2
1.4K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan