kutilkuda1202
TS
kutilkuda1202
[CURHAT] Menjadi Pria "peliharaan" pramuria
Note: thread KISAH NYATA dari teman TS kutilkuda. Komen akan dibalas narasumber dalam 24 jam setelah thread di post.


Jujur aku sangat malu untuk menceritakan pengalaman hidupku ini kepada ts kutilkuda dan kalian semua. Tetapi aku yakin, akan ada hikmah yang bisa diambil dari kisah hidupku ini. Setidaknya aku memberikan contoh buruk agar kalian semua tidak terjerumus dalam relationship yang salah.

Namaku Rando, umurku saat ini 27 tahun. Aku belum menikah dan masih sibuk menata kehidupanku. Aku ingin ada perubahan hidup yang lebih baik. Aku memulai kehidupan baruku ini di sebuah desa tempat kelahiranku. Aku memulai semuanya dari nol kembali. Memang berat tetapi ini lebih baik daripada kehidupanku yang lalu. Kehidupan kelam di kota besar yang ternyata memberikan jalan hidup yang kelam. Hal inilah yang membuatku yakin untuk pulang ke kampung halamanku akhir tahun lalu dan memulai bisnis kecil kecilan di desa.

Semua ini terjadi karena sebuah masalah dalam hidupku. Aku ini seorang pria peliharaan seorang pramuria. Kenapa aku sebut diriku "peliharaan"? Karena aku diperlakukan layaknya peliharaan. Kalian tahu kan bagaiamana memelihara hewan? Diberi makan, di rawat, diberi hiasan, dan diberikan semua yang dibutuhkan hanya untuk memberikan kebahagiaan bagi pemiliknya. Sama juga dengan aku. Aku dirawat, dicukupi kebutuhannya, diperindah agar aku bisa membahagiakan pemilikku, yaitu seorang pramuria.

Pada Januari 2019, aku merantau ke Jakarta. Awalnya aku mendapatkan pekerjaan sebagai buruh pasang poster dan pamflet di kota. Aku yang hanya seorang buruh serabutan di desa merasa tertarik dengan pekerjaan itu. Temanku yang memberikan informasi pekerjaan itu. Dengan tawaran gaji dan masa depan yang lebih baik, akupun memantapkan diri untuk meninggalkan kampung halamanku, ibu, ayah dan kedua adikku yang bekerja sebagai buruh tani disini.

Aku tinggal di Mess bersama karyawan lainnya. Satu bulan dan dua bulan pertama, aku merasa baik baik saja. Aku semangat dalam menjalani kerja sebagai teknisi pamflet dan MMT jumbo di kota. Tetapi memasuki bulan ketiga, aku mengalami kecelakaan kerja. Aku terjatuh saat memasang MMT jumbo, yang menyebabkan tanganku harus di pen karena retak. Akupun tidak mampu lagi untuk melanjutkan kerja beresiko seperti itu. Aku mencoba mencari informasi pekerjaan lain di kota. Tetapi bagi lulusan SMP sepertiku memang susah untuk mencari kerja di kota.

Aku pun mengobrol dengan seorang teman di Mess. Ia memberikan tawaran untuk bekerja sebagai tukang cuci dan bersih bersih di sebuah rumah makan. Aku pun mencoba untuk menemui pemilik rumah makan tersebut. Saat bertemu, ternyata memang membutuhkan pria untuk bekerja disana. Untuk menata, bersih bersih dan belanja kebutuhan warung bersama mbak mbak penjaga warung. Aku pun mengiyakan tawaran itu, daripada nganggur dan pulang tanpa hasil.

Tepat bulan Mei 2019, aku memulai bekerja di warung itu. Ternyata pemilik warung itu menyediakan jasa tambahan untuk service warung makan. Yaitu jasa esek esek. Jasa dimana para pria pria yang butuh kehangatan dan kepuasan dapat dilegakan melalui esek esek alias jasa pramuriaan. Awalnya aku tidak tahu, tetapi setelah ngobrol sana sini dan melihat dengan mata kepala sendiri, aku tahu bahwa warung itu memberikan servis esek esek juga.

Baru dua minggu bekerja, ada seorang pramuria cantik yang sering dekat dan ngobrol denganku. Dia memang idaman di warung itu. Primadona warung. Dengan menyambi sebagai pelayan warung, mbak Diana ini juga memberikan servis bagi para pelanggan. Diana memang cantik, putih, mulus. Aku sebagai pria juga merasakan adanya getaran dan tegangan tinggi saat dia mendekat dengan gaya "semlehoy" nya. Nada bicara yang enak, senyum manis. Pria normal pasti tak tahan bila diberikan "pancingan" manis dari mbak Diana. Umurnya masih 18 tahun, tetapi karir dalam dunia "esek esek" sudah sangat canggih.

Awalnya aku kenal dia karena membantu dia belanja bahan warung. Lama lama aku tahu bahwa dia seorang pramuria primadona disini. Dibalik kecantikan itu dan hasil uang tertinggi diantara para pramuria lainnya, ia selalu mengeluhkan rasa sedih dan sakit hatinya padaku. Entah mengapa ia bisa sedekat dan sepercaya itu padaku. Ia bisa mencurahkan isi hatinya padaku. Aku yang awalnya bawaan nya tegangan tinggi, jadi berubah lebih manis karena mendengarkan curahan hatinya.

Sepanjang Mei hingga Juni 2019, Diana semakin dekat denganku. Suatu ketika, ia mendapatkan customer kaya raya, tetapi menyukai kegiatan kimpoi dengan kekerasan atau dikenal bdsm. Ia harus ditampar, di jambak, dan dicubit hingga memar sambil di kimpoi. Ia juga menceritakan sakit hatinya dan kesedihannya padaku. Aku pun selalu berusaha memberikan semangat dan membuat hatinya bahagia. Akhirnya, ia memintaku untuk menjadi kekasih hatinya.

Entah pikiran apa yang ada di otakku kala itu. Yang ada hanya rasa iba pada nya. Ingin membuat dia bahagia dan selalu mencari cara agar ia tidak sedih lagi akibat pekerjaan nya sebagai pramuria primadona disana. Aku pun menerima nya dan menjadikan nya pacar ku. Setelah itu, kami makin dekat dan mencintai satu sama lain. Aku sadar dia pramuria, aku sadar tubuhnya itu bukan hanya untuk aku. Jadi aku selalu mencoba menenangkan pikiranku dan batinku bila rasa cemburu itu datang. "Dia hanya menyewakan tubuhnya bukan hati dan pikirannya", pikirku. Itu yang kuulang ulang setiap kali aku memikirkan pekerjaannya.

Diana memiliki pemasukan yang tertinggi disana. Dan ternyata itu berimbas pada diriku yang menjadi pacarnya. Aku yang hanya tukang sapu biasanya mendapat upah 75 ribu-100 ribu perhari, buat hidup saja susah, kini mengalami peningkatan hidup juga. Diana selalu memberiku uang jajan tiap hari nya. 100 ribu hingga 300 ribu per hari, Diana berikan padaku. "Mas, ini buah ayah ibumu di desa, kasian mereka kalau kamu tidak kirim", ucapnya. Jujur aku sebenarnya tidak mau menerimanya, tetapi melihat kenyataan hidupku, dan keunganku yang minim ini, aku pun menerima uang itu. Kami juga mengontrak rumah di daerah dekat warung, agar dia bisa istirahat dan aku merawat Diana dengan lebih luas lagi.

Setiap bulan bila ditotal, aku mendapat uang dari Diana sekitar 5-6 juta, kadang pernah 9 juta saat benar benar job Diana sangat ramai. Dia juga sering mengajakku jalan jalan. Aku jadi tahu Dufan, Seaworld, makan di restoran, dan semua keindahan kota. Aku orang desa dan pendidikan rendah jadi bisa merasakan indahnya kota. Tetapi aku juga tidak hanya menerima. Ada timbal balik juga yang kuberikan. Aku harus bisa menjadi pasangan yang bisa membahagiakan dia. Tidak hanya kimpoi, tetapi lebih kepada menjadi pendengar dan penenang batinnya.

Tak bisa dipungkiri, batin dan gejolak emosi Diana itu dilampiaskan padaku. Diana bekerja keras sebagai pramuria, menghadapi customer sehari bisa tiga kali hingga 5 kali. Pulang pulang kontrakan sudah lemas, lelah, bad mood, dan emosi. Lalu siapakah tempat pelampiasannya? AKU.

Saat dia marah marah karena hal kecil, aku harus sabar. Misalnya dia pulang kerja pagi jam 4 subuh, sedangkan aku bekerja di warung hanya jam 12 siang hingga jam 8 malam. Maka, aku harus bisa menenangkan, menyiapkan air panas, memijatnya sambil mendengarkan curhatnya, memasak makanan bagi nya, dan menjadi tempat pelampiasan lelahnya.

Karena diana sudah lelah kimpoi dengan customer, otomatis saat pulang dia sudah malas untuk berhubungan Kimpoi denganku. Dia lebih suka bercerita, dan beristirahat. Itulah rasanya menjadi seorang pacar dari pramuria. Kita harus benar benar sabar, ngikutin mau nya dia, memberikan treatmen dan siap menjadi tempat pelampiasan amarah hanya karena hal kecil. Hanya perkara air panas kurang panas bisa jadi tempat pelampiasan amarah Diana. Dibentak, dicubit, di gaplok, ditampar sampai merah adalah makanan tiap hari. Ibaratnya aku ini samsak yang siap dihajarnya karena gejolak emosi Diana.

Sebagai manusia dan seorang pria, aku juga ada batas dari kesabaran itu. November 2019, saat itu aku sedang menyiapkan makanan untuknya. Ku belikan bubur ayam, dan kubuatkan susu hangat untuk Diana. Jam 8 pagi kubangunkan dia untuk sarapan. Tiba tiba dia marah besar karena kubangunkan. Aku selalu sabar selama ini. Aku maklumkan karena dia lelah. Tapi entah mengapa dia sangat marah pagi itu. Dia lemparkan bubur itu ke lantai dan susu itu ke bajuku. Aku hanya diam dan membereskan semuanya. Membiarkan dia tidur lagi.

Aku bersihkan semua sambil menangis dalam batin. Gejolak emosi ku sebagai pria kutahan tahan. Aku ganti pakaian dan memasak makanan untuk dia. Saat aku menumis bumbu, ternyata dia terganggu dengan suara penggorengan bumbu. Dia bangun marah dan membanting piring di dekatku. "Bisa diem gak sih, aku capek banget ini!!!", teriaknya. Aku diam lagi, karena selama ini kalau dia marah aku hanya diam. Karena aku sadar, dia lelah.

Kulanjutkan memasak dan segera membereskan semuanya. Sekitar pukul 12 siang aku berangkat bekerja ke warung. Tiba tiba dia terbangun, dan marah marah karena aku tidak memasak dengan enak. Katanya kurang sedap dan kurang pedas. Aku dibentak dan dimaki maki. Aku terima saja dan kutinggal ke warung. Malamnya, ia mulai bekerja. Entah mengapa saat melihat dia berciuman dengan customer, aku merasa amat cemburu. Aku pulang dan merasa ada gejolak dalam dada yang tak bisa kutahan.

Aku sangat amat cemburu dan emosi. Aku langsung menyadari bahwa selama ini aku hanya samsak dan peliharaan saja. Bekas orang orang tetapi aku yang memungutnya. Selalu dibentak, disiksa dan disalahkan tetapi hanya bisa diam.

Paginya, aku sengaja beli makanan lauk matang. Entah aku malas untuk memasak. Aku panaskan air panas untuk nya, dan kutinggal bermain game di hp. Tiba tiba Diana marah karena air panas itu lupa ku tuang sehingga air nya menguap hingga separuh panci. Dia membentakku karena dianggap tidak peduli. "Eh mas, kamu gak tahu diri ya, udah aku rawat malah gak niat ngurusin aku!!!", bentaknya. Seketika aku emosi dan marah. Kujawab saja dengan kasar," aku juga tidak minta dirawat sama kamu..!".

Dia makin marah dan mengungkit semua yang sudah dia berikan. "Bapak ibumu bisa makan juga karena aku.. sadar gak kamu??? Kamu cuman orang desa miskin yang menggantungkan nasibmu padaku!!!!", bentaknya lagi. Aku benar benar tersinggung. Tetapi memang inilah nyatanya. Aku hanya diam dan diduk diluar rumah. Akhirnya dia mandi dan pergi entah kemana.

Saat dia pergi. Aku menyadari bahwa hidupku selama ini benar benar tidak ada harganya. Aku hanyalah keset dan pelampiasan emosi seorang wanita yang sudah lelah menjadi penghibur bagi pria pria lain. Tubuh yang kupeluk itu lah sisa pelukan orang. Uang yang ku kirimkan pada ibuku itu juga uang hasil pelukan diana dengan pria lain. Aku sudah lelah. Aku merasa hancur dalam hidup. Aku ambil pakaianku, dan handphone serta barang-barangku. Aku pulang ke kampung. Aku WA pemilik warung kalau aku keluar dari warung dan mau pulang kampung. Aku juga WA diana bahwa aku sudah lelah menjadi peliharaannya. Aku pergi dari kontrakan.

Ini isi WA ku pada diana:
Aku selalu mencoba sabar menghadapimu. Tetapi aku rasa sudah cukup kamu menginjakku.
Aku pergi, jangan lagi cari aku.
Aku lelah dengan semua ini.
Terimakasih untuk uang dan bantuanmu.
Selamat tinggal diana
Aku pergi..



Diana tidak membalas sama sekali meski sudah dibaca. Sesampainya di kampung, aku ganti nomor, kuhapus akun sosial media dan wa. Aku berkata pada orang tua kalau aku tidak kuat lagi karena retak tulang ini.

Apakah aku salah dengan keputusan ini? Meski aku sebenarnya masih cinta dengan Diana, tetapi tepatkah keputusan ini?

Sekian.



arip1992HendraJP88tien212700
tien212700 dan 39 lainnya memberi reputasi
38
11.6K
81
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan