agent
TS
agent
Mungkin Sudah Waktunya Kita Melirik Homeschooling




Saat Kabinet Indonesia Maju dilantik dan mengetahui bahwa yang mengisi pos Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah Nadiem Makarim, harapan saya pun membuncah. Founder sebuah aplikasi ojek online ini figur milenial, yang so pasti melek teknologi, tidak kaku dan yang jelas gak cuma jago menyusun kata-kata dan mengganti istilah yang sudah ada ke istilah baru.

Menteri Pendidikan milenial yang gak kaku dan bisa mengikuti perkembangan jaman sudah menjadi sebuah tuntutan. Apalagi saat wabah corona menyerbu ke negeri ini, sektor pendidikan dan sektor tenaga kerja seakan kompak untuk 'memindahkan' sekolah dan kantor ke rumah, dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19. Mulailah dikenal system belajar school from home (SFH) dan system kerja work from home (WFH).

Para orangtua seperti saya pun berbagi waktu dan perhatian, selain harus menyelesaikan pekerjaan kantor di rumah, kami juga harus menjadi guru pendamping untuk anak-anak kami.

Saya pribadi setuju bahwa sekolah jangan dibuka dulu. Meski akibatnya ada cost tambahan untuk biaya paket internet. Dan tidak mengurangi biaya pendidikan (baca: SPP) meski sekolah di rumah. Saya pribadi pun maklum. Sekali lagi karena keadaan yang menuntut harus demikian.

Yang jadi masalah adalah, pada saat kantor kembali dibuka tapi sekolah masih tetap di rumah. Para orang tua yang baik ayah maupun ibunya harus bekerja di luar rumah tapi meninggalkan anak 'sekolah' di rumah menghadapi permasalahan baru: siapa yang mendampingi anak dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya? Mempercayakan pada mbaknya (pengasuh) jelas ada kekuatiran tersendiri. Karena mendampingi anak butuh kesabaran super ekstra. Dari sini pun saya pribadi makin mengapresiasi dengan tugas guru selama ini, yang mampu menghandle banyak murid. Saya menemani 1 anak aja sering dibikin kewalahan emoticon-Big Grin

Salah satu opsi yang bisa diambil adalah homeschooling. Dengan mendatangkan guru pendamping ke rumah menurut saya bisa jadi pertimbangan. Mungkin selama ini homeschooling kurang diminati karena kuatir sang anak kelak kurang bisa bersosialisasi dengan orang lain. Mengingat lingkungan sekolahnya hanya di rumah, paling banter dia akan sekolah dengan kakak atau adiknya. Kalau semuanya bersekolah homeschooling. Kalau tidak ya cuma bergaul dengan gurunya saja.



Tapi saat terbentur kendala anak harus sekolah di rumah dan keduaorangtua harus bekerja di luar rumah, homeschooling bisa jadi solusi. Orang tua akan bekerja dengan tenang meninggalkan anak di rumah dan tetap mendapatkan pendidikan yang seharusnya.

Namun tetap harus diingat, pada dasarnya homeschooling adalah kerja team baik antara orang tua, anak dan juga pihak sekolah. Jadi orang tua tidak bisa melepaskan begitu saja tugas pendidikan pada sekolahnya. Karena tugas guru sebenarnya ada pada orang tua. Tutor yang didatangkan ke rumah sebatas guru pendamping saja. Maka dari itu, sebisa mungkin ada salah satu baik ayah atau ibu yang mendampingi. Atau supaya lebih enak, bergabung dengan beberapa keluarga (homschooling majemuk) sehingga bisa dibuat jadwal orang tua yang mendampingi anak. Atau bisa juga bergabung dengan komunitas homeschooling dengan skala yang lebih besar lagi.


Foto: forbes.com


Semoga thread ini bermanfaat.

Spoiler for Referensi:


Spoiler for Barangkali mau baca juga:
Diubah oleh agent 27-08-2020 11:02
kicquckBgssusanto88alifrian.
alifrian. dan 3 lainnya memberi reputasi
4
236
2
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan