augiesiswoyoAvatar border
TS
augiesiswoyo
HATI YANG KULEWATKAN

Spoiler for PROLOG:

HATI YANG KULEWATKAN (PART 1)

Niat hati ingin coba mencari tambatan hati di kampus ini. Hampir setiap hari aku mencari, mulai dari bersosialisasi di ruangan kampus, mengikuti UKM kampus, ikut-ikut event kampus, dan masih banyak lagi. Tapi mungkin ini belum waktuku untuk punya pacar, kupikir. Tiap kali aku PeDeKaTe dengan perempuan di kampus, pasti akhir-akhirnya menghilang, atau yang agak mending, dia mau mengenalku, tapi aku tak pernah ditanya lagi. Aku seperti magnet yang satu kutub dengan perempuan kampus, saat kucoba mendekat, pasti mereka menjauh. Apa mungkin benar aku harus punya wajah bagus untuk punya pacar? Tapi kulihat ada banyak yang lebih beruntung dariku, padahal wajahnya tak ganteng atau menawan, tapi mereka punya saja pacar disampingnya. Singkat cerita ku habiskan semester pertama dengan hasil nihil. Tapi di smester berikutnya, keajaiban mulai mucul. Di smester berikutnya aku bertemu dengan seorang gadis muda, lebih muda dari umurku setahun, tapi menarik sekali, wajahnya yang chinse nan cantik, berkacamata, tak kurus tapi tak juga gemuk, badannya berisi proporsional kasarnya bohay lah,,hehehe. Tapi dia agak sedikit lemot bila diajak ngobrol, apalagi bila sudah diajak ngobrol panjang lebar, pasti ujung ujungnya, obrolanku ke sini, tapi obrolannya tak tahu kemana. Tapi dia cakap sekali, begitu open dalam segi pembicaraan hal yang tentunya menarik baginya. Intinya jika ingin berlama-lama mengobrol dengannya biasanya aku bertanya seputar hal-hal yang dia sukai atau minati, atau tentang masalah umum yang ada pada gadis seusianya. Dan IT WORKS...! Sepertinya dia tertarik padaku, tiap kali kuajak berbincang dan bertemu, dia selalu mau. Tak lama kemudian aku pun mencoba untuk menyatakan perasaan padanya. Dan hasilnya, dia mau ku ajak untuk berpacaran. Seolah ini prestasi baru bagiku, aku senang bukan kepalang. seolah kurayakan dengan status di media sosialku, ku sebut-sebut bersama teman kampusku dan sampai dimana dia berbeda dari yang kurasa pertama bertemu. Baru saja 2 bulan hubungan itu berlangsung, tapi gelagatnya seperti tak menginginkan keberadaanku. Dia lebih memilih berkumpul atau menghabiskan waktu dengan teman kampusnya. Sampai dimana kejadian yang agak menmuakkan terjadi, saat itu hari hujan, dan aku baru selesai di mata kuliah siang. Aku sedang di aula kantin kampus, dan bertemu dengan pacarku itu.

Spoiler for dialog:

Singkat cerita Alea tak memberi tahu alasanya bersikap dingin seperti itu padaku. Hubunganku menggantung dengan Alea. Seperti teman biasa lagi. Dia bahkan tak mau memandang wajahku sekarang. Sudah tak karuan lagi hubungan dengan Alea. Tapi tak ada tanda-tanda Alea ingin minta putus. Kupikir ini hubungan akan putus dengan sendirinya tanpa perlu dibicarakan. Hari-hari berikutnya, aku sudah tak kontak atau berkomunikasi via messengger dengan Alea. Seakan hubungan ini hancur dengan sendirinya, tak ada lagi komunikasi antara kami setelahnya. Bahkan berpapasan pun, Alea seolah membuang muka atau menyibukan diri dengan temannya. Dan aku sanga kaget karena beberapa minggu kemudian dia malah terlihat dekat dengan seoarang lelaki. Beberapa kali teman kampus yang dekat denganku mengatakan bahwa Alea sedang pedekate dengan laki-laki itu. Kupikir teman-temanku menada-ngada, ternyata, aku lihat dengan kepalaku sendiri. Alea sedang asyik bercengkrama, sambil dipegang tangannya oleh lelaki itu. Dan saat Alea melihatku dari jauh, dia pun beranjak pergi dengan lelaki itu. Ku pikir itu adalah sebuah akhir dari hubungan itu, aku tak mau terlalu membesarkannya. Aku hanya mencabut status berpacaranku dengannya di media sosial, dan melanjutkan kehidupanku. Aku mulai dengan kegiatan hobiku kembali dengan UKM musik, aku jejali aktivitasku supaya aku lupa dengan kejadian itu, sampai saat dimana, si lelaki yang merebut Alea ikut UKM yang sama denganku. Sialan pikirku, dia pasti ingin menyombongkan diri didepanku. Dan nyatanya benar saja. Dia selalu membawa Alea untuk menemaninya di UMK musik. Tentunya Alea sudah tak lagi menganggapku ada, seolah dia tak lagi mengenal aku. Dan brengseknya lagi, lelaki itu selalu mengumbar kemesraannya setelah UKM musik selesai. Aku benci saat mereka melakukan itu, dan aku hanya berlalu. Hari demi hari pun berlanjut, dan pada suatu ketika. Kampus ku kedatangan pelajar-pelajar dari luar negri, kebanyakan mahasiswa yang sedang studi budaya, tapi ada satu perempuan, dia katanya musisi juga di negri sebrang, dia pandai bernyanyi dan bermain alat musik. Dia sempat di perkenalkan di aula saat event panggung kampus dihelat. Namanya SHEENA, dia sosok gadis tinggi proporsional, cantik dan gemulai, senyumnya manis selalu menggoda para pria yang melihatnya. Ya bila di kampus sih menurutku lumayan untuk cuci mata, dan sedikit berkhayal untuk kenal dan dekat dengannya. Tapi itu semua mungkin terjadi, karena beberapa minggu setelah dia resmi bergabung dengan kampus ku, dia masuk UKM yang sama dengan ku yaitu kegiatan musik. Dia aktif di olah vokal dan sesekali mendatangi grup bermain gitar. Ya tentunya aku hanya melihatnya dari jauh tanpa tahu dan kenal dengan Sheena. Lumayan laah, pikirku, ada tempat cuci mata pas aku berkegiatan bermusik, tambah-tambah motivasi juga. 



Beberapa kali dia mengikuti grup gitar dengan beberapa senior UKM musik, dan yang terakhir kemarin dia seperti melihat terus padaku, mungkin karena aku seperti dikucilkan disini, main gitar sendirian, menonton yang lain memainkan gitarnya yang piawai, aku hanya duduk di bangku sudut, mungkin dia iba kepadaku, atau hanya selewat saja mmandangiku. Ah entahlah....aku saja yang agak baper, karena tak pernah dipandangi oleh gadis secantik itu sebelumnya.  Tapi anehnya, minggu-selanjutnya di 4 kali kegiatan UKM itu, dia selalu ada di grup gitar dan selalu curi-curi pandang ke arahku. Tapi karena senior-senior sedang berkerumun dengannya jadi dia tak sempat lama memandang ke arahku. Dan itu terus berulang sampai dimana saat dia memanggil namaku. Kejadiannya, saat itu kegiatan di hari sabtu, tak ada banyak mahasiswa yang berkegiatan hari itu. Tapi Sheena ada di grup UKM ku. Dia sedang bermain gitar dengan sesama temannya. Dan aku pun menonton dia bermain dari sudut jauh ruangan. Karena tak begitu banyak orang, dia jelas sekali memandangiku, entah apa maksudnya, tapi dia terlihat jelas tersenyum padaku. Dan seperti biasa, cowo mana tahan di senyumi gadis secantik dia. Ya geer yang aku rasa. Kusenyum balik sambil tersipu, menglihkan pandangan karena tak kuat akan manis wajahnya itu. Pikirku, lama-lama melihat senyum nya bisa bisa gula darah ku naik. Tak sampai disitu, karena teman-temannya beranjak keluar, diap pun hanya dengan teman perempuannya lagi berdua, dan malah beranjak mendekati ku di bangku sudut.


“kamu frans, kan?” kata Sheena
“oh, iya kenapa?” aku agak kaget
“engga, nama kamu frans kan?” tanya Sheena lagi
“oh iya, salam kenal” kataku lagi
“hei kamu yang di SMP Bhakti Karya itu kan angkatan 2008” kata Sheena.
“eh, oh, loh tahu kamu?”tanyaku balik
“kamu kok lupa sih sama aku, ini aku citra....” kata sheena
“eh, bukannya Sheena?” tanyaku bingung lagi
“iya aku, citra sheena yang dulu kamu ajarin gitar di smp, inget ga?” kata sheena
“tapi kan kamu bukannya murid pertukaran pelajar dari thailand?” aku bingung lagi
“iya dulu aku warga negara ini, tapi aku leanjut di thailand, sekarang pulang lagi” kata sheena.
“oooooooo, begitu, iya iya...” kata ku
“nah, kamu inget kan?” kata sheena
“eh, bentar inget apa ini?” kataku masih bingung
“astaga, aku diajari gitar sama kamu dulu SMP pas eskul” kata Sheena lagi
“emmm...emmm maaf banget, lupa sumpah, soalnya aku ga pernah inget siapa yang pernah aku ajari dulu, soalnya banyak juga kan yang minta ajarin aku di SMP dulu”

Dan akhirnya sheena pun menjelaskan kisah smp ku dulu, bahwa dirinya pernah diajari gitar olehku dan berkat itu dia bisa melanjutkan karier di Thailand. Aku sempat kurang percaya, namun pada saat dia memperlihatkan wajahnya yang dahulu di SMP, barulah aku percaya kalau itu teman smp ku.




Tak menyangka ini adalah teman smp ku, bahkan dia bilang, untuk mengganti nama panggilannya, karena dia tahu dulu dia bukan dipanggi sheena tapi Citra. Berhubung Sheena adalah nama beken yang dia usung saat menjadi musisi, jadi nama panggilan kecilnya dulu terlupakan. Dan dia meminta ku untuk memanggilnya citra bukan sheena. Entah kenapa dia ingin sekali dipanggi citra. Setelah penjelasan itu, citra sekarang mau nge-jam bareng dengan ku, yang otomatis terlihat bikin iri senior-senior kampusku. Di kesempatan-kesempatan berikutnya, malah citra yang sengaja datang untuk sekedar bermain musik denganku. Citra tak membagikan kisah bahwa aku adalah temannya dahulu, citra hanya berpendapat bahwa, dia senang menyendiri saat bermain musik, dan kebetulan bangku sudut ini memang tempatnya menyendiri, pas di sebelahku. itu yang membuat-senior kampus iri, seolah kembang kampus satu-satunya seolah di ambil olehku, malah ada senoir yang sampai menegurku karena katanya kebetulan saja citra mau mendekatiku, besok lusa pasti lupa, itu kata senior ku. Tapi justru malah sebaliknya, citra begitu menikmati saat latihan atau sekedar memainkan musik denganku. Sungguh kejadian langka pikirku, ini suatu hal yang bisa ku banggakan sekali dalam seumur hidup. Bertemu kembali dengan sosok gadis yang dahulu nya dia adalah teman smp ku yang tak sengaja ku ajari gitar sampai mahir, dan akhirnya Tuhan mempertemukanku dengan dia lagi. Padahal aku sempat lupa dia itu siapa. Memang karena saat smp aku jadi tutor bagi siswa-siswa yang ingin belajar gitar dari nol.  Citra begitu nyaman saat bersamaku, seolah dia ingin berteman dekat denganku. Ku pikir, aku takkan merusak momen-momen indah ini dengan sikap-sikap baper, terlalu disayangkan bila aku  harus baper dan membuatnya menjauhiku. Tapi yang selalu membikin ku terarik dengannya, ya adalah wajah dan manisnya dia, dalam hati, kupikir bencong pun bakalan merasakan suka bila dihadapkan dengan citra.

Aku hampir melupakan pacarku yang dulu,Alea. Tapi dia masih ada di UKM muski beserta monyet yang setia selalu di samping nya. Tapi ada yang beda kali ini, justru Alea lah yang selalu melirik-lirik saat aku sedang bercengkrama dengan citra. Mungin pikirnya ingin bertanya, bagaimana bisa aku dapat dekat dengan gadis yang lebih cantik darinya. Pasti semua bartanya hal yang sama saat aku tertawa dan bercanda dengan citra. Mungkin juga pikir Alea, aku sedang ingin balas dendam dengan punya pacar seperti dia. Tapi aku tak berniat sama sekali untuk membalasnya, tapi mungkin karma memang berlaku untuk tiap perasaan yang pernah disakiti. Ku lanjutkan asiknya bergaul dan beraktivitas dengan citra. Sekarang aku dan citra sangat akrab, terkadang malah citra yang selalu mendatangiku, sekedar untuk curhat atau mencari teman yang nyaman diajak ngobrol. Suatu ketika aku dan citra sedang ngobrol di pelatran halaman kampus. Kami bercanda dan tertawa menceritakan kisah-kisah semasa smp kami dahulu. Alea datang menghampiri kami dan mengatakan hal yang luar biasa mengagetkan.
“frans, selamat ya kamu sudah punya pacar baru sekarang” kata Alea, sambil berlalu
“itu siapa frans, kok bilang aku pacarmu?” tanya citra.
“emm, itu dia pernah deket sama aku” kata ku ragu
“ohh, lucu ya lagi asyik begini tiba-tiba datang terus bilang begitu” kata Citra

Dan kami lalui beberapa minggu dengan kebersamaan, namun tak lama citra pun tak pernah lagi dekat denganku. Beberapa waktu kemudian, dia terlihat begitu sibuk dengan kegiatan kampus dan entah dia jarang sekali terlihat setelah mata kuliah selesai. Mungkin dia sibuk dengan kegiatan musisi nya lagi ku pikir. Aku merasakan suatu hal yang ku inginkan namun itu tak ada, mungkin ini yang dinamakan kangen atau aku saja yang baper kupikir. Tapi laki-laki mana yang mampu menahan perasaan kepada gadis seindah citra. Mata kuliah baru saja selesai, sejenak ku melamuni citra yang begitu ingin aku temui, namun apa daya aku tak tahu dimana. Di meja kini ada secarik kertas dan pulpen bekas catatan tadi di kelas. Ku coba tumpahkan kekagumanku pada citra di secarik kertas itu.


Spoiler for puisi:


Iseng sekali batinku, menulis memuji seseorang yang belum tentu menganggapku lebih dari sekedar teman. Tapi tak apalah ku simpan di dalam binder yang sudah usang dalam tasku. Waktu menunjukkan jam 3 sore, dan saatnya aku pulang. Di perjalanan, aku lihat perempuan di sofa UKM musik, aku rasa aku mengenal perempuan itu, kucoba mendekatinya, dan ternyata itu adalah Alea, yang sedang termenung di sofa. 




Aku pun bergegas pulang, ku tancap motorku cepat-cepat, sampai-sampai aku lupa isi bensin, sial padahal Cuma beberapa 5 kilometer lagi aku sampai rumah. Terpaksa aku dorong motorku, di saat ku dorong motor di samping jalan, sebuah mobil mengklakson dari belakang. Itu mobil Alea, Alea memanggilku dari kaca mobilnya. aku hanya menengok saja tanpa menggubrisnya. Tapi akhirnya Alea turun, dan menarik tanganku. Aku tak ingin lagi berurusan dengan Alea, karena aku tak mau sakit hati lagi.  

[BERSAMBUNG]



INDEX:
PART 2
Diubah oleh augiesiswoyo 31-05-2020 08:47
ipung1976Avatar border
tarigannaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.4K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan