mrdreofzhongwenAvatar border
TS
mrdreofzhongwen
Kenapa Thailand Bisa “Sembuh” dari Corona?


Per tulisan ini dibuat, Thailand sudah mencatat perkembangan yang sangat baik dalam penanganan Coronavirus, dengan kasus harian yang tercatat di angka satuan. Memang ada banyak negara yang sudah hampir berhasil menyelesaikan kasus Covid-19 yang terjadi, namun mengingat ane tinggal di negara ini hingga awal April kemarin, rasanya negara ini yang paling tepat untuk dijadikan referensi bagi agansis sekalian karena pengalaman yang ditulis ini memang dialami langsung oleh ane.

Sejak 5 Mei yang lalu, penambahan kasus Covid-19 di Thailand hanya tercatat di angka satuan, bahkan ada beberapa hari yang mencatat 0 kasus baru (termasuk kemarin, 27 Mei 2020). Ini tentu berbanding terbalik dengan kondisi Covid-19 di Indonesia di mana terdapat penambahan kasus antara 400-600 per harinya. Bahkan, penambahan 900 pasien pernah terjadi di Indonesia. Maka dari itu, perlu rasanya kita semua belajar dari bagaimana negara tetangga sesama ASEAN kita ini berhasil mengendalikan Covid dengan sebegitu baiknya dan sebegitu cepatnya.



Pada dasarnya inti pengendalian Covid di Thailand bertumpu pada 4 hal:
1.      Pemerintah yang bergerak cepat dan segera  membuat antisipasi internasional
Saat pemerintah Indonesia malah sibuk memberikan insentif perjalanan untuk mengundang turis dari negara yang terdampak Corona di awal-awal masa epidemi, pemerintah Thailand dengan segera mengumumkan penutupan bandara Don Mueang yang terkenal sebagai lokasi penerbangan budget yang berpotensi penularan terbesar. Pemerintah Thailand juga cepat bergerak untuk melarang penerbangan dari China, Taiwan, Hong Kong, Jepang dan Korea Selatan untuk memasuki wilayah Thailand sejak akhir Februari, diikuti dengan penghentian penerbangan internasional sepenuhnya pada pertengahan Maret, kecuali untuk repatriasi kembali ke negara masing-masing.



Selain itu, penutupan perbatasan darat juga dilakukan dengan cepat, walaupun pada saat itu sebetulnya negara-negara yang memiliki perbatasan darat dengan Thailand (Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar) dengan pengecualian Malaysia semuanya memiliki kondisi Corona yang jauh lebih baik. Selain itu perlu juga diingat bahwa perekonomian Thailand justru jauh lebih tergantung pada pariwisata dibandingkan Indonesia, namun justru langkah yang lebih berani diambil oleh pemerintah Thailand untuk mengatasi pandemi ini di negaranya.

2.      Penerapan peraturan yang tegas dan hukuman yang berat
Thailand tidak pernah menerapkan lockdown yang ketat. Sejauh ini, mereka hanya menerapkan penutupan pusat keramaian, dan berbagai bidang jasa yang berpotensi besar mengalami kontak fisik (pijat, spa, barber shop dan lain-lain). Restoran tidak ditutup, namun tidak boleh menerima makan di tempat (hanya take away). Pasar tradisional dan supermarket bahkan tetap dibuka bebas, namun memang harus menerapkan kebijakan distancing yang ketat.

Penerapan peraturan yang agak ekstrim justru adalah pada penerapan jam malam. Pada awalnya jam malam berlaku dari pukul 20.00 hingga 05.00 pagi, yang kemudian dilonggarkan menjadi 22.00 hingga 07.00 pagi setelah kurva penularan menurun. Ini disebabkan salah satu penyebab penularan yang terbesar adalah interaksi tidak terkontrol setelah meminum alkohol di malam hari. Yang hebat dari kebijakan ini adalah penerapannya yang sangat ketat. Hukuman bagi pelanggar adalah penjara maksimal dua tahun dan denda hingga 40.000 THB (kurang lebih 18-19 juta), dan memang ada cukup banyak orang Bangkok yang tertangkap melanggar jam malam ini dan dijhukum berat. Coba bandingkan dengan hukuman pelanggar PSBB yang “cuma” menyapu jalanan dengan baju khusus, itupun dengan wajah yang ditutupi dari kamera. Dan pada jam malam itu, Bangkok yang biasanya tak pernah tidur pun berubah ibarat kota mati...

3.      Pemberian informasi yang jelas soal Corona dan segala dampaknya
Ini poin yang paling penting menurut ane dalam keberhasilan pemerintah Thailand mengatasi Corona. Sejak awal kemunculannya, informasi tentang Covid dan segala dampaknya pada manusia dibuka dengan jelas, dan kesadaran serta kewaspadaan masyarakat sudah dibangun sejak dini. Masyarakat Thailand, dan Bangkok pada khususnya, memang sudah sejak lama tumbuh kesadarannya untuk memakai masker, dan Indeks AQI sudah menjadi tontonan sehari-hari dari masyarakat Bangkok. Berkat kesadaran untuk hidup sehat itulah, dampak Covid sejak awal bisa ditekan dengan baik.

Selain kesadaran masyarakat, fasilitas kesehatan di Bangkok juga sudah sangat siap untuk menghadapi pandemi Covid, bahkan sebelum puncak penularan terjadi di pertengahan April. Sejak awal Maret, sudah banyak rumah sakit yang siap untuk melakukan swab test dan juga penanganan terhadap Covid, sejak kasus pertama yang tercatat terjadi di Phuket. Sikap yang diambil oleh pemerintah Thailand adalah sikap yang preventif dan bukan yang reaktif, dan ditambah dengan kesadaran masyarakat yang memang tinggi, maka dampak Covid pun bisa ditekan di angka “hanya” 3.000 pasien positif, dengan angka mortalitas yang sangat rendah.



Dengan penerapan langkah-langkah ini pun masyarakat menjadi paham tentang Covid dan mereka sendiri mengambil langkah pencegahan yang diperlukan, dan roda ekonomi masyarakat pada dasarnya tidak terpengaruh secara drastis.

4.      Kewaspadaan yang tinggi bahkan saat kondisi sudah membaik
Ini yang paling menjadi sorotan ane agansis semua. Di saat Indonesia dengan tergesa-gesanya menyiapkan penghapusan PSBB dan penerapan “the new normal” di saat kondisi normal masih jauh dari tercapai, Thailand justru meneruskan penerapan state of emergency setidaknya hingga 30 Juni. Bahkan saat jumlah penambahan pasien sudah sangat menurun seperti sekarang, pembatasan dalam transportasi umum dan penerapan standar kesehatan sesuai WHO masih sangat digalakkan. Penerbangan internasional pun masih belum akan dibuka setidaknya hingga state of emergency dicabut. Mereka memilih untuk berhati-hati dibanding mengambil langkah yang terburu-buru, demi untuk mencegah outbreak Covid gelombang kedua terjadi kembali.
 
Ane Cuma berharap bahwa pandemi Covid di Indonesia akan segera berakhir. Untuk mencegah dan mengobati Covid memang diperlukan kesadaran masyarakat yang tinggi. Kongkow engga jelas harus dihilangkan, keluar rumah yang tidak perlu perlu ditiadakan, dan kalaupun memang harus keluar rumah, maka sebaiknya tetap dengan penjagaan diri yang ketat (ane benar-benar seperti mau pergi perang ketika kemarin harus naik KRL Commuter Line ke Jakarta agansis... macam mau perang saja persiapannya). 

Yang lebih penting dari kesadaran masyarakat (yang sulit dikontrol) tentunya adalah ketegasan dan kekerasan pemerintah dalam menerapkan aturan. Sudah bukan waktunya lagi internal pemerintah berbeda suara. Sudah bukan saatnya lagi pemda dan pemerintah pusat berbeda pandangan. Saatnya kita semua satu suara dan satu langkah untuk melawan Covid-19. Semoga saja harapan ane ini bukan Cuma sekedar mimpi di siang bolong.

Salam!
bigbuncitAvatar border
bigbuncit memberi reputasi
1
845
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan