dionlanangAvatar border
TS
dionlanang
Sejarah Propaganda PKI Versi NU (Part 6)

Tokoh PKI yang ditembak mati ditahun 1948 (kompas.com)

Tread dengan judul Sejarah Propaganda PKI ini sengaja ane buat untuk memperkaya wawasan sejarah kebangsaan kita semua sebagai bangsa Indonesia. Dan pemilihan referensi dari NU (Pihak diluar Orde Lama & Orde Baru) sengaja ane pilih agar pembahasan sejarah PKI yang ane sampaikan menjadi netral dan Objektif tanpa ada bumbu-bumbu politik yang coba membenturkan tokoh Soekarno & Soeharto. Tread ini sebisa mungkin ane urutkan berdasarkan tahun terjadinya peristiwa, agar sejarah yang kita baca tidak rancu dan bias.
PASCA KUDETA PKI 1948 GAGAL, TOKOHNYA DITEMBAK MATI, TAPI PKI TAK DI BUBARKAN

Partai Komunis Indonesia Tercatat melakukan Pemberontakan sebanyak 3 kali di Indonesia yakni pada tahun 1926, 1948 dan 1965, meski menelan korban yang tak sedikit namun semua pemberontakan itu berakhir gagal atau dalam artian tujuan utama mereka untuk mendirikan negara komunis Indonesia tidak berhasil tercapai. 
Pada 30/9/1948 Tentara dan Laskar Hisbullah & Sabilillah berhasil merebut kembali Karisedenan Madiun dan daerah-daerah lain yang sempat dikuasai oleh PKI yang sempat mereka Proklamirkan sebagai bagian dari Negara Soviet Madiun (Baca: Part 2). Setelah pemberontakan PKI 1948 berhasil ditumpas oleh Tentara & Laskar Hisbullah Sabilillah, para kader dan tokoh PKI melarikan diri dari kejaran tentara, ada yang berhasil ditangkap dan dieksekusi mati seperti Muso & Amir Sjarifoedin, namun ada pula tokoh-tokoh PKI yang berhasil melarikan diri hingga keluar negeri seperti Aidit (waktu itu masih Sekretaris PKI), Alimin, Tan Ling Djie dan Njoto.
Spoiler for spoiler:

Untuk menjaga persatuan ini pemerintah Republik Indonesia tidak melakukan pengejaran secara tuntas, tidak juga melakukan eksekusi atau pembantaian secara keji. Sebaliknya malah menawarkan amnesti bagi bekas pemberontak yang mau balik dan bekerjasama dengan Republik terlebih untuk ikut melawan Belanda yang kembali masuk Indonesia pada 1949. Demi keselamatan mereka, maka banyak bekas aktivis dan juga pimpinan PKI-Pesindo yang kembali bergabuing dengan TNI dan menyatu dengan masyarakat, sehingga kekejaman dan kejahatan mereka terlindungi. Kebijakan Republik yang hati-hati dan lunak dengan tidak melarang dan membubarkan PKI itu memberi peluang besar bagi PKI, hanya pimpinannya saja yang ditangkap ada yang dibunuh dan diadili, tetapi partainya tidak dibubarkan. Langkah kompromi ini diambil PKI sebagai strategi untuk mengkonsolidasi partai yang sudah porak-poranda. Sementara dalam kaburnya Aidit ke China dan Vietnam ia disana belajar banyak mengenai Tentara Merah komunis, Aidit kemudian kembali ke Indonesia pada 1950 dan kembali aktif di PKI.
BUKANNYA TOBAT, PKI KEMBALI LAKUKAN PROPAGANDA
Karena yang di tangkap hanya para tokohnya dan kadernya masih bebas berkeliaran, maka berbagai monuver dan sabotase tetap dilakukan oleh PKI. Sebagai contoh ketika Belanda melakukan Agresi ke Kota Trenggalek pada 20 Maret 1949 di mana tentara Republik melakukan taktik bumi hangus terhadap beberapa tempat strategis agar Belanda tidak bisa masuk, Tentu saja kecuali masjid. Namun ketika Tentara dan para Laskar telah keluar dari kota dan bertempur di perbatasan. Kesempatan itu digunakan oleh kader PKI yang menyamar sebagai pejuang untuk menghancurkan simbol umat Islam yang paling utama yaitu masjid Agung Trenggalek.


Spoiler for spoiler:

Masjid Agung Trenggalek yang dikenal juga dengan nama Masjid Agung Baiturrahman yang merupakan tempat bersejarah Kebanggan Muslim Rakyat Trenggalek terlihat begitu kokoh dan megah, Hal itulah yang tidak menyenangkan bagi PKI, sehingga PKI berusaha keras menumbangkan masjid ini. Politik bumi hangus TNI itu mereka tunggangi untuk melampiaskan dendam, PKI menyiapkan bahan bakar hingga dinamit untuk menghancurkan Masjid Agung Trenggalek dengan dalih bahwa itu merupakan strategi untuk melawan Belanda. Umat Islam Trenggalek dan juga sang Imam masjid KH Yunus pun menentang keras rencana pembakaran masjid ini, KH Yunus bahkan sempat bertahan dalam Mihrob masjid.


Tepat jam 12 tengah malam KH Yunus diseret keluar masjid oleh PKI, baru kemudian masjid bersejarah yang megah itu dibakar dan diledakkan sampai rata dengan tanah. Penganiayaan terhadap imam Masjid serta pembakaran Masjid itu disaksikan ribuan jamaah dengan penuh duka. Masyarakt Trenggalek yang malam itu pun dibuat bingung dengan serbuan Belanda yang sudah diperbatasan dan juga aksi PKI yang berada didalam kota.
Peristiwa pembakar masjid ini tentu menjadi kabar yang menggemparkan bagi umat Islam, tidak hanya di Trenggalek bahkan menyebar dari mulut ke mulut seluruh Jawa mengenai kekejaman PKI yang anti agama bahkan anti Tuhan. Berbagai peristiwa perampokan, penganiayaan bahkan pembunuhan yang dilakukan pada ulama dan pengasuh pesantren. Ditambah lagi dengan pembakaran Masjid Agung itu betul-betul melukai ketenangan masyarakat Islam sehingga menjadikan umat Islam waspada sangat tinggi terhadap PKI, sebab hal ini tidak lagi menyangkut soal politik kenegaran, tetapi sudah menyangkut masalah akidah, karena itu bagi umat Islam menahan serangan PKI ini merupakan perjuangan hidup atau mati. Peristiwa tragis yang terjadi di berbagai tempat itu terus diingat bahkan disebarluaskan melalui berbagai forum, seperti pengajian, forum diskusi, forum silaturrahmi, termasuk obrolan bebas di serambi masjid atau di warung kopi sehingga tertanam menjadi kesadaran masyarakat tentang bahaya PKI.

PKI MANIPULASI SEJARAH, MEREKA TAK MAU DISALAHKAN

Spoiler for spoiler:

PKI dengan mudahnya memanipulasi sejarah, Peristiwa Pemberontakan Madiun 1948 yang dilakukan PKI dengan membantai para kyai, santri, masyarakat, dan birokrat mereka bantah. Para tokoh PKI melalui tulisan-tulisan mereka menolak jika aksi pembunuhan, pengrusakan, dan kejahatan lainnya dialamatkan ke mereka. Padahal sudah dengan jelas jika Muso pada 1948 membuat pengumuman melalui RRI jika PKI telah mengambil alih karesidenan Madiun. Dari dalam penjara tokoh PKI Suripno menulis: 

Quote:

Tak cuma tulisan Suripno, Banyak tulisan yang dikeluarkan CC-PKI melalui media-media milik PKI yang membantah keterlibatannya dalam peristiwa Madiun yang gagal itu, bantahan juga diterbitkan dalam buku-buku terbitan PKI seperti; Buku Putih Tentang Peristiwa Madiun, Menggugat Peristiwa Madiun, Konfrontasi Peristiwa Madiun 1948, Konfrontasi Peristiwa Madiun 1948 dengan Peristiwa Sumatera 1956. Tulisan-tulisan itu sengaja dibuat PKI untuk mengaburkan sejarah yang ada. Dalam tulisannya ini Aidit lebih provokatif melakukan tantangan pada pemerintah untuk maju ke pengadilan. Bahkan ia melakukan tuduhan balik pada pemerintah bahwa PKI-lah yang menjadi korban peristiwa Madiun. Dalam buku itu Aidit melakukan pemutarbalikan fakta:

“Kapan saja Hatta ingin Peristiwa Madiun dibawa ke pengadilan, kami dari PKI selamanya bersedia menghadapinya. Kami yakin bahwa jika sosial ini dibawa ke pengadilan bukan kami yang akan menjadi terdakwa (tersangka), tetapi kamilah pendakwa (penuntut). Kamilah yang akan tampil ke depan sebagai pendakwa atas nama Amir Syarifuddin, atas nama Suripno, Maruto Darusman, Dr Wiroreno, Dr Rustam, Harjono, Djokosujono, Sukarno Sutrisno.... yang menjadi korban keganasan satu pemerintah yang dipimpin oleh burjuis Minagkabau Muhammad Hatta" Tulis Aidit dalam Buku Putih Peristiwa Madiun.

Bersambung,,

TREAD SEBELUMNYA KLIK: (Part 1)(Part 2),(Part 3), (Tread 4)(Part 5) 


Quote:


Baca Juga HotTread Ane Yang Lain Gan






emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Sorryemoticon-Sorry


Diubah oleh dionlanang 30-05-2020 16:16
romperstomperAvatar border
nona212Avatar border
fachri15Avatar border
fachri15 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
4.7K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan