"Bangsa yang bijak adalah bangsa yang mengenal sejarah” – Ir. Soekarno, Proklamator Republik Indonesia





Di Rubrik [Indonesia di Hari Ini] edisi 8 Juni, kita akan membahas hari yang sangat penting, yaitu hari lahirnya bapak pembangunan Indonesia, Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto. Peristiwa besar ini terjadi di Kemusuk, Yogyakarta tepat 99 tahun yang lalu Agansis! Ternyata ulang tahun Pak Harto Cuma selisih sehari dengan ultah ane loh Agansis wkwkwkwk! Bedanya satu jadi Bapak Pembangunan ane jadi bapak pencari HT hahahaha.

Soeharto lahir dari rahim seorang Ibu bernama Sukirah. Masa kecilnya menurut ane lumayan berat karena Soeharto harus tumbuh dengan kekosongan sosok ayah, yang mentalak cerai Ibunya saat Soeharto berumur kurang dari 40 hari. Walaupun ada rumor yang mengatakan kalau Soeharto adalah keturunan dari Trah Hamengkubuwono, namun hal ini sendiri dengan keras ditentang oleh Soeharto. Sampai sekarang, asal-usul keturunan Soeharto masih menjadi misteri yang belum jelas titik terangnya. Yang pasti, kepengurusan Soeharto akhirnya diserahkan ke kakak dari ayahnya.



Soeharto menjalani karier sebagai seorang Pria Militer. Karier brilian Soeharto dimulai tahun 1940 dengan bergabungnya beliau di sekolah militer di Gombong. Setelah lulus sebagai lulusan terbaik dengan pangkat kopral, Soeharto berkiprah di KNIL, PETA hingga akhirnya menjadi Komandan Brigade Garuda Mataram. Namun, walaupun karier militernya cemerlang, Soeharto juga pernah dipecat tidak hormat oleh Jenderal AH Nasution dari jabatan Pangdam Diponegoro.



Karier militer Soeharto terus meningkat dengan puncaknya saat dia menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat dan akhirnya diberikan kekuasaan besar untuk menumpas pemberontakan G30S PKI sebagai Panglima Kostrad. Kalau berdasarkan kabar yang beredar liar, katanya berkat perannya dalam menumpas G30S inilah dia berhasil menduduki posisi yang tinggi dan akhirnya “merebut” kekuasaan dari Presiden Soekarno. Mengenai benar tidaknya kabar itu, ane sayangnya tidak cukup bijak untuk menyatakan benar-tidaknya Agansis. Biarlah para ahli sejarah membuat teori soal itu ya. 



Yang pasti, banyak yang menyebut kudeta Soeharto sebagai “kudeta merangkak” karena rapinya pengalihan kekuasaan yang terjadi dari Soekarno ke dirinya. Saking rapinya, pada saat kekuasaan beralih pada 1966, Soeharto seakan sudah siap dari dulu untuk menjalankan fungsi sebagai pucuk kepemimpinan negeri.
 
Soeharto naik sebagai Pejabat Presiden setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno dalam Sidang Umum ke 4 MPRS tahun 1966 ditolak. Penetapan dirinya sebagai pejabat presiden terjadi pada 12 Maret 1967, namun sepertinya banyak ahli sejarah yang menyatakan bahwa kekuasaan setara presiden milik Seharto sudah dimulai pada 1966, sehingga selama ini dikenal bahwa Soeharto berkuasa selama 32 tahun, yaitu dari 1966-1998. 

Turunnya Soeharto adalah berkat gelombang reformasi yang digulirkan oleh mahasiswa, berpuncak pada pendudukan gedung DPR/MPR. Peristiwa ini juga memakan korban 4 mahasiswa yang sudah ane bahas pada rubrik Indonesia di Hari Ini kemarin ya Agansis. Yang belum baca, cuss langsung klik hyperlink di bawah ya.
 
Terlepas dari kontroversi, (dugaan) KKN dan lain-lain yang melibatkan Soeharto, tidak bisa dipungkiri Soeharto adalah presiden dan negarawan yang yahud. Ada banyak program-program mantap jiwa yang dicanangkan dan dijalankan dalam masa kekuasaannya, misalnya:
1.      REPELITA berjenjang yang terfokus (berkat kekuasaannya yang panjang, program REPELITA benar-benar bisa berkesinambungan dan jelas arahnya menurut ane Agansis)
2.      Keluarga Berencana
3.      Wajib Belajar 9 Tahun (tidak bisa dipungkiri ane besar di SD Inpres yang lahir berkat program Soeharto, dengan SPP, kalau tidak salah, Rp. 5000 per bulan)
4.      Penyederhanaan kehidupan berpolitik Indonesia dengan meleburkan puluhan parpol yang bersaing di Pemilu 1955 menjadi 3 saja (PPP, Golkar dan PDI)
5.      Pembubaran PKI dan pemberangusan paham komunisme
6.      Swasembada Pangan (PELITA V)
 


Kehebatan Soeharto sebagai pemimpin bahkan menjadikannya sebagai salah satu dari dua macan Asia bersama dengan Mahathir Mohammad dari Malaysia. Kalau menurut ane, sebetulnya Soeharto sendiri “tidak begitu bersalah” dalam hal korupsi dan sebagainya, namun sikap diamnya atas tindak-tanduk keluarga dan kroni-kroninya yang korupsi lah yang menyebabkan Indonesia jadi hancur-hancuran pada masa itu Agansis. Bahkan Bank Dunia pada 1997 menyatakan bahwa 20-30% dana pengembangan Indonesia ternyata telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. Kalau dugaan penggelapan dana itu benar, mungkin bisa jadi perkembangan negeri ini jauh di atas negara tetangga di sekitar!
 
Soeharto meninggal pada 27 Januari 2008. Di Jakarta. Istrinya yang setia mendampinginya sejak usianya 26 tahun, Ibu Tien Soeharto, sudah lebih dulu meninggalkannya pada tahun 1996. Kepergian Soeharto mungkin tidak mendapatkan pelepasan yang besar karena pro-kontra yang hadir semasa hidupnya, namun jejak peninggalan pembangunannya akan selalu kita nikmati sebagai generasi Indonesia yang berikutnya. 



Mari sama-sama kita lantunkan doa agar setidaknya segala kebaikan Soeharto sebagai pemimpin bisa mengurangi dosanya yang ada selama memimpin Indonesia. Bagaimanapun, ane yakin banyak kaskuser yang saat ini mungkin tidak bisa sekolah bila tidak ada program Wajar 9 tahun seperti ane ini.
 
Al Faatihah...


 
Sumber:
Wikipedia, Kompas.tv, Tribunnews dan Opini Pribadi
 
PS. Kaskuser yang baik senantiasa memberikan komen untuk berdiskusi, traktir TS  dan 

Indonesia di Hari Ini 7 Juni