cekinggita
TS
cekinggita
Ubah Haluan dari Kado Dekorasi ke DIMSUM [Coc Bisnis]
Halo Agan dan Sis, apa kabar?

Ini cerita bisnis yang gue tekuni selama pandemi.

Jadi ceritanya, gue memang pedagang sejak sebelum pandemi. Lebih tepatnya sejak 2016. Gue menjual banyak hal yang berkaitan dengan kebahagiaan, oleh karenanya tiap kali ada yang bertanya apa yang gue jual, gue jawab dengan gue menjual kebahagiaan. Antara lain kado, dekorasi, party planner, dan semua item pendukungnya. Gue juga menjual tulisan, baik berupa review, copywriting, maupun ide konten sosial media.

Dagangan gue bisa dilihat di www.nellafantasia.cekinggita.com dan Instragram @nf.nellafantasia





Untuk Agan dan Sista ketahui, sebelum berdagang (2016), gue sempat kerja kantoran sejak 2010. Gue pernah bekerja sebagai Penulis, Layanan Pelanggan, Assessment, Relationship Manager, sampau Business Development. Pengalaman bekerja dari berbagai lini bisnis inilah yang menjadi bekal gue dalam berbisnis dan mempengaruhi strategi bisnis yang gue tempuh.

Nah ketika pandemi datang, bisnis gue agak terganggu. Jelas acara ulang tahun, anniversarry, tunangan, atau pernikahan banyak yang cancel. Sehingga pesanan dekorasi jelas nol besar. Untuk bisnis kado juga agak berkurang karena banyak orang yang menahan uang. Orang-orang pada berhemat. Mereka tidak punya budget untuk beli kado. Walaupun ada, paling cuma beberapa.

Tapi yang namanya berdagang, hal yang terpenting adalah konsistensi. Gak boleh sampai ada momen di mana sebuah usaha tidak beraktivitas sama sekali. Akhirnya gue bikin kegiatan amal/donasi untuk melawan pandemi. Kalau dalam teori bisnis disebut Corporate Social Responsibility (CSR).

Gue bikin penggalangan dana yang uangnya akan digunakan untuk membuat hand sanitizer + nasi bungkus. Yang menjadi target donatur adalah para pelanggan dagangan gue dan teman-teman circle. Hasilnya? Terkumpul 450 hand sanitizer dan 100 nasi bungkus! Luar biasa banget menurut gue.

Ini threadnya: Membagikan 425 botol Hand Sanitizer dan 110 Nasi Bungkus Gratis







Dari segi bisnis, ini memang tidak menguntungkan sama sekali dalam hal materi. Akan tetapi kegiatan donasi ini mempelihatkan eksistensi bisnis gue di tengah pandemi. Bahwa bisnis tidak mati.

Yang menjadi persoalan kemudian, bisnis gue tetap harus jalan. Tetap harus punya pemasukan agar bisa membayar karyawan, sewa toko, bayar listrik dll. Gak bisa terus-terusan mengandalkan kado dekorasi di pandemi.

Salah satu bisnis yang berkembang di masa pandemi adalah bisnis makanan. Banyak yang jajan makanan, entah kenapa.

Beruntung gue dulu punya pengalaman kerja sebagai penulis review makanan. Dan gue pun hobi banget jajan. Dari jajanan kaki lima, sampai resto bintang lima. Jadi lidah gue udah lumayan teruji dalam membedakan rasa dan harga. Dari situ gue bekerja sama dengan temen gue yang bisa masak, dan kami membuat DIMSUM.

Kita gak bisa membandingkan jajanan kaki lima dengan hotel bintang lima. Jelas beda. Kesalahan terbesar kita adalah membandingkan yang tidak seharusnya. Bakso gerobak di pinggir jalan, ya jangan dibandingin dengan Bakso Lapangan Tembak Senayan, atau bakso di resto hotel-hotel. Beda banget dari soal rasa dan harga.

Ada lho orang kaya yang hobi banget jajann bakso gerobak yang lewat depan rumah atau kaki lima. Kenapa? Karena bakso gerobak itu punya cita rasa kuah, tektsur bakso, dan pengalaman yang khas. Enak lho makan di pinggir jalan, gak kalah dengan duduk di ruangan ber-AC. Ya intinya, jajanan kaki lima dan bintang lima, sama-sama enak dan sama-sama ga enak. Tapi gak bisa saling diperbandingkan. Kalau mau bandingin bakso gerobak, ya dengan bakso gerobak lainnya. Begitu juga bakso bintang lima, ya dengan bakso bintang lima lainnya.

Nah dalam hal ini, gue membuat DIMSUM. Gue udah berencana sejak awal, DIMSUM yang gue jual untuk mereka yang pingin ngemil dengan harga jajanan gerobak. Jadi dari segi isi DIMSUM dan kemasan, ya gak bisa dibandingin dengan DIMSUM di Imperial Kitchen, apalagi DIMSUM INC.

DIMSUM gue ini harganya cuma Rp15ribu per porisi.Isinya 4 pcs. Murah meriah. Isinya padat dan ukurannya besar.

Sebelum gue jual ke pasaran,. itu DIMSUM gue kasih gratis ke temen-temen sekitar dan pelanggan dagangan kado gue. Mereka semua bilang bahwa memang ukurannya besar dan padat. Bumbunya terasa. Tapi mereka kurang sreg di harga. Katanya di penjual lain ada yang Rp15ribu dapet 5 atau 6.




Ya itu pilihan bisnis aja. Gue bisa aja bikin Rp15ribu isi 5 atau 6, tapi gue khawatir ukurannya jadi kecil dan gak padet. Nanti orang malah kecewa. Ini DIMSUM idealis. Gue buat sedemikian rupa biar harga bersaing dengan kaki lima, tapi cita rasanya di atas kaki lima.

Agan dan Sita sekaliam, perkenalkan ini dagangan saya: AdA DIMSUM








----------

Sebelumnya saya menulis beberapa HOT THREAD:

Gue Keturunan Prabu Brawijaya (Raja Majapahit)
Standar Kerja Rendah Pembuatan Video Pemerintah
The New Normal Menonton Sepakbola di Stadion
Penyerang Terbaik Inter Paska Treble Akhirnya Cabut

Perpanjang STNK Ternyata Mudah & Cepat Banget

Dan menulis ulasan makanan

Sate Santri: Restoran Keluarga Terbaik di Bekasi
Dada & Rahang Tuna
Nasi Kulit Malam Minggu, Makanan Artis yang Rasanya Enak

Gue bisa ditemui di Twitter @cekinggita
Diubah oleh Anggara Gita 23-06-2020 04:16
delia.adel
delia.adel memberi reputasi
1
675
1
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan