TS
andre.cakepp
[COC BISNIS] Balada Micin di Tengah Pandemi
Hai semua apa kabar?
Semoga kalian dalam keadaan yang baik dan sehat saat ini.
Disadari atau tidak hampir setiap hari sejak bulan Maret kita selalu membicarakan yang namanya virus Corona dari mulai hal yang sepele tentang virus ini sampai akibat yang ditimbulkan dari virus ini baik itu dalam sisi kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan banyak sisi lain yang juga terkena pandemi ini.
Di sini ane akan menceritakan Bagaimana suka duka yang ane hadapi dan strategi yang kemarin ane jalankan ketika harus melewati pandemi ini untuk bisa tetap bertahan hingga saat ini.
Ane menjalankan sebuah usaha kecil-kecilan dalam bidang distribusi. Barang yang ane distribusikan adalah salah satu merk MSG. Atau yang mungkin teman-teman tau nama lain nya adalah Micin
Ane menjalankan usaha ini dari tahun 2018 hingga saat ini. suka duka usaha ini cukup banyak, apalagi selain usaha ini tergolong usaha yang memiliki saingan yang cukup banyak, juga persaingan dalam usaha jenis ini tidak selalu sehat. Ada yang bersaing secara kotor dengan cara menjatuhkan harga dan ada pula yang bersaing dengan cara perebutan wilayah distribusi. Atau dengan konspirasi dalam hal marketing lainnya.
Sejak 2018 Ane sudah mengalami cukup banyak rintangan dalam usaha ini. Mulai dari pelanggan yang sepi, harga yang rusak di pasar, kelangkaan barang, terlilut denda dan hutang ke supplier, hingga dikejar oleh target yang luar biasa tingginya nya, adalah masalah yang sudah cukup berarti arti buat ane.
Semua berawal ketika corona virus mulai ada di Indonesia, Awalnya kami semua tidak ada yang menghiraukan virus ini. Apalagi keberadaan virus ini masih sangat jarang di Indonesia dan kami semua seperti merasa tidak peduli dengan kehadiran virus ini.
Namun pada awal Maret 2020 kemarin beberapa dampak dari virus ini mulai ane rasakan terutama dimulai dari karantina wilayah atau Lockdown yang membuat akses ke pasar tradisional menjadi terbatas, dan banyak pedagang di pasar tradisional yang tutup untuk sementara waktu. Hal itu membuat omzet ane menurun drastis.
Awalnya ane sempat pesimis bagaimana usaha ini bisa terus berlanjut dalam keadaan seperti ini, sementara biaya harus tetap di keluarkan tiap hari dan kewajiban juga harus dipenuhi setiap bulan nya. Hingga suatu ketika ane berpikir untuk mencoba menjalankan bisnis ini seperti yang lain yaitu secara online.
Tapi ketika ane praktekkan dalam satu minggu yang terjadi adalah kerugian yang lebih besar, dikarenakan ane harus menunggu orderan dari para pedagang grosir, pedagang besar, dan pengecer yang harus order ke tempat ane, ane bagi per wilayah kemudian ane kirim, itu membuat biaya transportasi dan jumlah penjualan harian tidak efektif, otomatis juga terjadi penurunan di sisi pendapatan.
Di satu sisi ane harus tetap mencari keuntungan untuk usaha, mengeluarkan biaya, apalagi menjelang lebaran, perlu berfikir alokasi banyak pengeluaran pastinya
Di sisi lain ane dihadapkan dengan target penjualan yang cukup tinggi, di dihadapkan dengan keadaan pasar yang kian sepi, dan efek lain dari covid ini yg makin mengkhawatirkan. Alhamdulillah nya dari pihak supplier memberikan kelonggaran dalam masalah pembayaran hutang, pemberian bonus dan pencapaian targetnya. Begitu pula dari pihak Pajak yang mengeluarkan PP23 yang berarti ane tidak perlu membayar pajak PPh untuk 6 bulan ke depan..
Sehingga ane dapat lebih tenang dalam merencanakan bagaimana ane harus menjual produk ini. Lebih tenang dalam merencakan anggaran pula.
Suatu hari ane melihat banyak ada mangkok, gelas, payung, box tissue, botol kecap dan beberapa sisa promosi di gudang dari tahun lalu.
Ane berfikir daripada penjualan ane terus menurun, maka lebih baik barang-barang tersebut ane berikan kepada pelanggan, dengan harapan agar pelanggan lebih tertarik untuk mengambil produk dari ane. Ane memberikan promosi dan diskon sangat besar-besaran saat itu, tanpa memikirkan bagaimana nasib nantinya ketika barang promosi ane habis. Tapi ane tidak peduli. buat ane yang penting ane tetap bisa berjualan di pasar, melewati masa krisis ini, dan dan bisa mencapai target yang sudah ditetapkan sehingga mendapat bonus yang bisa sangat membantu keuangan.
Ane menjual barang ini ini ke toko toko dan pasar-pasar tradisional yang letaknya cukup jauh dari perkotaan meskipun ada beberapa pasar yang juga terletak didekat perkotaan. Dikarenakan sasaran aneh berada di pedesaan atau pelosok, maka saat itu ane harus menghadapi berbagai protokol kesehatan yang cukup menghambat dalam perjalanan ane, seperti pemeriksaan suhu, identitas dan penyemprotan desinfektan ke mobil ane.
beruntunglah daerah ane adalah masih daerah warna hijau yang berarti tidak begitu mengkhawatirkan yang kemudian menjadi kuning, lalu merah untuk beberapa saat dan sekarang menjadi hijau kembali.
Setelah ane melewati bulan Maret dan April yang cukup berat, kemudian sampailah di bulan Mei, ane sempat pesimis ketika menjelang lebaran tentang masalah permintaan di pasar ditengah kondisi seperti ini, tapi ane tidak menyangka bahwa permintaan di pasar bisa sebanyak itu. Alhamdulillah ane bisa melewati hal ini dengan baik dan hasil yang cukup memuaskan.
Ane hanya berharap pandemi ini segera berlalu dan pasar kembali ramai seperti dulu meskipun ane sendiri mendapat kabar dari teman-teman ane yang juga menjalankan usaha serupa bahwa beberapa pasar di tempat atau area mereka mengalami tutup sementara waktu, dikarenakan ada yang positif mengidap Corona versi rapid tes. Tapi beruntunglah Di area ane tidak ada pasar yang sempat ditutup total saat itu.
Ternyata tidak cuma Ane, teman-teman Ane juga mengalami hal yang sama untuk penjualannya, Mengalami penurunan, ada yang cukup tajam dan ada yang tidak begitu signifikan. Tapi hikmah dari corona ini, Ane dan teman-teman ane yang memiliki kesamaan usaha menjadi lebih akrab dan saling bertukar info dan pikiran, Bagaimana trik dan tips dalam menghadapi kondisi seperti ini di pasar.
Meskipun sekarang sudah memperlakukan prosedur new normal, tapi ane dan tim ane masih tetap menjalankan apa yang harus dijalankan ketika pandemi ini, seperti menjaga kebersihan dan selalu mengedepankan pelayanan agar pembeli tetap setia kepada distributor ane.
Kembali lagi, kualitas pelayanan dan harga adalah kuncinya. Bukan serta merta bagaimana produk ini bisa dijual tapi lebih bagaimana kita dapat memberikan kepuasan dan kesan terbaik kepada pelanggan lewat produk yang kita jual.
semoga sepenggal cerita dari ane bermanfaat dan bisa menjadikan inspirasi untuk orang-orang yang menjalankan usaha diluar sana, dan juga yang memiliki usaha sejenis seperti ane
Sekian dan terima kasih
Semoga kalian dalam keadaan yang baik dan sehat saat ini.
Disadari atau tidak hampir setiap hari sejak bulan Maret kita selalu membicarakan yang namanya virus Corona dari mulai hal yang sepele tentang virus ini sampai akibat yang ditimbulkan dari virus ini baik itu dalam sisi kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan banyak sisi lain yang juga terkena pandemi ini.
Di sini ane akan menceritakan Bagaimana suka duka yang ane hadapi dan strategi yang kemarin ane jalankan ketika harus melewati pandemi ini untuk bisa tetap bertahan hingga saat ini.
Ane menjalankan sebuah usaha kecil-kecilan dalam bidang distribusi. Barang yang ane distribusikan adalah salah satu merk MSG. Atau yang mungkin teman-teman tau nama lain nya adalah Micin
Spoiler for beberapa Item:
Ane menjalankan usaha ini dari tahun 2018 hingga saat ini. suka duka usaha ini cukup banyak, apalagi selain usaha ini tergolong usaha yang memiliki saingan yang cukup banyak, juga persaingan dalam usaha jenis ini tidak selalu sehat. Ada yang bersaing secara kotor dengan cara menjatuhkan harga dan ada pula yang bersaing dengan cara perebutan wilayah distribusi. Atau dengan konspirasi dalam hal marketing lainnya.
Sejak 2018 Ane sudah mengalami cukup banyak rintangan dalam usaha ini. Mulai dari pelanggan yang sepi, harga yang rusak di pasar, kelangkaan barang, terlilut denda dan hutang ke supplier, hingga dikejar oleh target yang luar biasa tingginya nya, adalah masalah yang sudah cukup berarti arti buat ane.
Semua berawal ketika corona virus mulai ada di Indonesia, Awalnya kami semua tidak ada yang menghiraukan virus ini. Apalagi keberadaan virus ini masih sangat jarang di Indonesia dan kami semua seperti merasa tidak peduli dengan kehadiran virus ini.
Namun pada awal Maret 2020 kemarin beberapa dampak dari virus ini mulai ane rasakan terutama dimulai dari karantina wilayah atau Lockdown yang membuat akses ke pasar tradisional menjadi terbatas, dan banyak pedagang di pasar tradisional yang tutup untuk sementara waktu. Hal itu membuat omzet ane menurun drastis.
Spoiler for Lockdown:
Awalnya ane sempat pesimis bagaimana usaha ini bisa terus berlanjut dalam keadaan seperti ini, sementara biaya harus tetap di keluarkan tiap hari dan kewajiban juga harus dipenuhi setiap bulan nya. Hingga suatu ketika ane berpikir untuk mencoba menjalankan bisnis ini seperti yang lain yaitu secara online.
Tapi ketika ane praktekkan dalam satu minggu yang terjadi adalah kerugian yang lebih besar, dikarenakan ane harus menunggu orderan dari para pedagang grosir, pedagang besar, dan pengecer yang harus order ke tempat ane, ane bagi per wilayah kemudian ane kirim, itu membuat biaya transportasi dan jumlah penjualan harian tidak efektif, otomatis juga terjadi penurunan di sisi pendapatan.
Spoiler for Pusing:
Di satu sisi ane harus tetap mencari keuntungan untuk usaha, mengeluarkan biaya, apalagi menjelang lebaran, perlu berfikir alokasi banyak pengeluaran pastinya
Di sisi lain ane dihadapkan dengan target penjualan yang cukup tinggi, di dihadapkan dengan keadaan pasar yang kian sepi, dan efek lain dari covid ini yg makin mengkhawatirkan. Alhamdulillah nya dari pihak supplier memberikan kelonggaran dalam masalah pembayaran hutang, pemberian bonus dan pencapaian targetnya. Begitu pula dari pihak Pajak yang mengeluarkan PP23 yang berarti ane tidak perlu membayar pajak PPh untuk 6 bulan ke depan..
Spoiler for keringanan dari Supplier dan Dirjen Pajak :
Sehingga ane dapat lebih tenang dalam merencanakan bagaimana ane harus menjual produk ini. Lebih tenang dalam merencakan anggaran pula.
Suatu hari ane melihat banyak ada mangkok, gelas, payung, box tissue, botol kecap dan beberapa sisa promosi di gudang dari tahun lalu.
Spoiler for sisa promo:
Ane berfikir daripada penjualan ane terus menurun, maka lebih baik barang-barang tersebut ane berikan kepada pelanggan, dengan harapan agar pelanggan lebih tertarik untuk mengambil produk dari ane. Ane memberikan promosi dan diskon sangat besar-besaran saat itu, tanpa memikirkan bagaimana nasib nantinya ketika barang promosi ane habis. Tapi ane tidak peduli. buat ane yang penting ane tetap bisa berjualan di pasar, melewati masa krisis ini, dan dan bisa mencapai target yang sudah ditetapkan sehingga mendapat bonus yang bisa sangat membantu keuangan.
Ane menjual barang ini ini ke toko toko dan pasar-pasar tradisional yang letaknya cukup jauh dari perkotaan meskipun ada beberapa pasar yang juga terletak didekat perkotaan. Dikarenakan sasaran aneh berada di pedesaan atau pelosok, maka saat itu ane harus menghadapi berbagai protokol kesehatan yang cukup menghambat dalam perjalanan ane, seperti pemeriksaan suhu, identitas dan penyemprotan desinfektan ke mobil ane.
Spoiler for sample TKP:
beruntunglah daerah ane adalah masih daerah warna hijau yang berarti tidak begitu mengkhawatirkan yang kemudian menjadi kuning, lalu merah untuk beberapa saat dan sekarang menjadi hijau kembali.
Setelah ane melewati bulan Maret dan April yang cukup berat, kemudian sampailah di bulan Mei, ane sempat pesimis ketika menjelang lebaran tentang masalah permintaan di pasar ditengah kondisi seperti ini, tapi ane tidak menyangka bahwa permintaan di pasar bisa sebanyak itu. Alhamdulillah ane bisa melewati hal ini dengan baik dan hasil yang cukup memuaskan.
Spoiler for Sedikit Membaik:
Ane hanya berharap pandemi ini segera berlalu dan pasar kembali ramai seperti dulu meskipun ane sendiri mendapat kabar dari teman-teman ane yang juga menjalankan usaha serupa bahwa beberapa pasar di tempat atau area mereka mengalami tutup sementara waktu, dikarenakan ada yang positif mengidap Corona versi rapid tes. Tapi beruntunglah Di area ane tidak ada pasar yang sempat ditutup total saat itu.
Ternyata tidak cuma Ane, teman-teman Ane juga mengalami hal yang sama untuk penjualannya, Mengalami penurunan, ada yang cukup tajam dan ada yang tidak begitu signifikan. Tapi hikmah dari corona ini, Ane dan teman-teman ane yang memiliki kesamaan usaha menjadi lebih akrab dan saling bertukar info dan pikiran, Bagaimana trik dan tips dalam menghadapi kondisi seperti ini di pasar.
Meskipun sekarang sudah memperlakukan prosedur new normal, tapi ane dan tim ane masih tetap menjalankan apa yang harus dijalankan ketika pandemi ini, seperti menjaga kebersihan dan selalu mengedepankan pelayanan agar pembeli tetap setia kepada distributor ane.
Kembali lagi, kualitas pelayanan dan harga adalah kuncinya. Bukan serta merta bagaimana produk ini bisa dijual tapi lebih bagaimana kita dapat memberikan kepuasan dan kesan terbaik kepada pelanggan lewat produk yang kita jual.
semoga sepenggal cerita dari ane bermanfaat dan bisa menjadikan inspirasi untuk orang-orang yang menjalankan usaha diluar sana, dan juga yang memiliki usaha sejenis seperti ane
Sekian dan terima kasih
Spoiler for Bonus:
Quote:
Diubah oleh andre.cakepp 29-06-2020 03:29
gembelngehe dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.6K
47
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan