nitadanieAvatar border
TS
nitadanie
[Coc Bisnis] Selalu ada jalan keluar
ALoha Kaskuser semua... 
jadi saya mau bercerita sedikit tentang kisah awal mula saya buka usaha di tengah wabah corona ini.... silahkan dibaca 
emoticon-Smilie

Bicara soal covid 19, siapa sangka virus yang satu ini ternyata sampai ke tanah air tercinta ini. Virus tersebut Kemudian  menyebabkan berbagai dampak bagi kita semua. Mulai dari segi sosial, kesehatan, kebiasaan, mental, ekonomi dan masih banyak lagi. 

Hampir semua kalangan terkena imbasnya. Para karyawan yang di PHK, petani yang harga jual hasil panennya sangat murah,  pengusaha kecil yang tutup, bahkan pengusaha besar yang terpaksa harus mem-PHK ribuan karyawannya karena kekurangan dana untuk memberi gaji. Kita semua di uji melalui pandemi ini. Tak terkecuali keluarga kecil saya yang juga terkena dampak dalam banyak hal.

Setahun menjalani rumah tangga, seharusnya jadi satu tahun yang penuh kebahagiaan ditambah lagi dengan kehadiran si kecil yang tentunya membuat hidup semakin berwarna. Ya itu semua hanya imajinasi saya yang sedikit berbeda dari kenyataannya. Namun saya selalu bersyukur dengan apa yang saya miliki.

Setelah menikah saya dan suami saya tinggal di perantauan. Menyewa kontrakan satu kamar dengan sepetak kamar mandi didalamnya. Dengan penghasilan suami sebesar “UMR” kota bandung kami hidup dengan bahagia, masih bisa makan enak, bayar kontrakan dan sedikit menabung untuk biaya persalinan. Karena setelah menikah saya langsung hamil.

Merasa jenuh dengan keseharian dan butuh tambahan uang untuk jajan,  saya mencoba untuk menjual kaos polos. Dengan modal tabungan saya 700 ribu sisa buka amplop pas nikahan, saya memberanikan diri untuk belanja stok barang dari konveksi teman saya. Dari situ perlahan saya mulai merambat ke desain kaos dan sablon.Kebetulan punya notebook jadul keluaran tahun 2013 yang Alhamdulillah masih berfungsi mengoprasikan coreldrwa . hehe. Setiap suami saya libur, kami berdua pergi ke tukang sablon langganan untuk mengerjakan setiap pesanan kaos yang masuk. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar.

Desember 2019, anak saya lahir di Garut,  rumah orang tua saya. Semua tabungan habis digunakan untuk biaya persalinan  karena waktu itu saya melahirkan di rumah sakit dengan cara di vacum ditambah lagi untuk membeli segala macam kebutuhn bayi. Mulai dari situ saya dan suami memulai semua dari awal lagi. Tabungan menjadi nol. Sementara gajian masih 20 hari lagi. Saya sudah nggak jualan kaos lagi krena masa pemulihan pasca melahirkan lebih dari 40 hari, setelah itu saya sibuk ngurus anak di garut.

Waktu terus berjalan hingga tibalah saat dimana banyak kota-kota yang menerapkan PSBB akibat wabah corona. Salah satunya Kota Bandung tempat dimana suami saya mencari penghasilan. Suami saya yang waktu itu seorang pegawai retail terpaksa harus menjalani status dirumahkan karena toko tempat dia bekerja ditutup dalam jangka waktu yang belum ditentukan. Karena sudah tidak sanggup lagi membayar kontrakan, gaji terakhir yang dia terima habis digukanan untuk menyewa mobil angkut barang. Kami berdua pun tinggal bersama orang tua saya di Garut. 

Harapan terakhir kami saat itu adalah THR dan gaji bulan mei yang akan dibayarkan sebanyak 40% dari UMR. Tapi siapa sangka, satu hari sebelum THR turun suami saya dapat telepon dari HRD yang memberitahukan bahwa suami saya di PHK dan tidak mendapat THR juga pesangon. Saya dengar saat itu hampir 200 karyawan dari banyak cabang yang juga di PHK.

Kami terus berfikir bagaimana caranya agar kami tetap mendapat pemasukan selama pandemi ini ada. Akhirnya saya coba lagi untuk menjual kaos-kaos sisa stok yang ada. Syukurlahsedikit demi sedikit stok mulai habis. Tak berhenti sampai disitu, saya juga mulai melakukan dropshipp kaos dan sablon dari toko online di daerah bandung. Perlahan penjualan saya pun mulai naik.

Hasil dari dropship sebenarnya tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan saya. Cicilan yang belum lunas, asuransi yang wajib dibayar setiap bulan, untuk makan, kebutuhan bayi dan hal lainnya membuat saya pusing dan sedih. Tapi mau bagaimana lagi. bukan saya saja yang sekarang sedang mumet. Ribuan orang diluar sana mungkin ada yang mumet dari saya.

Satu bulan yang lalu saya berdiskusi dengan suami saya. Saya sangat mengerti apa yang suami saya rasakan. Mau bagaimana selanjutnya melamar kerja ke tempat lainpun sangat sulit di situasi seperti ini. Cuma ngandelin jualan kaos dari orang lain nggak akan cukup untuk menutupin semua pengeluaran yang wajib. Saya pun bilang kepada suami saya bahwa sebenarya saya berniat untuk buka sablonan sendiri. Saya sudah punya  banyak langganan jadi saya cukup percaya diri untuk buka usaha ini. Beli mesin dan alat lainnya butuh modal sebesar dua belas juta, lalu pasang listrik yang seribu tiga ratus watt mesti bayar sebanyak dua juta. “Saya mau jual mas kimpoi”. Suami saya tidak menjawab. Dia hanya bilang terserah. Apa aja yang mau saya lakukan dia akan mendukung dan membantu sebisa mungkin. Mudah-mudahan suatu saat jika ada rejeki, dia akan membelikan saya perhiasan lagi sebagai ganti mas kimpoi yang terpaksa saya jual. 

Semua terasa sangat singkat. Tidak sampai satu minggu, listrik dipasang. Suami saya berangkat ke bandung untuk membeli mesin sablon sekaligus training instalasi dan pengoprasian mesin. Dan keesokan harinya usaha mulai berjalan. Saya mulai WA para langganan dan mulai promosi melalui facebook dan WA. Saya tidak pernah menyangka bahwa saya mendapat respon yang baik dari teman-teman saya. Satu persatu orderan mulai masuk, bahkan ada beberapa orang yang menawarkan diri untuk menjadi reseller. Saya sangat bersyukur. Meski akan butuh waktu yang panjang supaya balik modal, setidaknya saya sudah berani maju satu langkah untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga saya yang sedang goyah. Ditengah pandemi ini saya selalu bersyukur karena ada saja orderan yang masih masuk.

 Di bulan ini, ketika new normal mulai berjalan, saya juga tdak kehabisan ide. Saya  menjual sesuatu yang sudah mainstream yaitu masker. Saat ini masker merupakan benda penting yang wajib dimiliki. Serta akan menjadi fashionstyle yang baru. Saya membeli masker scuba polosan dan saya membuka jasa untuk sablon masker suka-suka. Para Customer bebas mendesain gambar  yang ingin di aplikasikan ke bagian depan maskernya. Meski belum mecapai ratusan, alhamdulilllah orderan yang masuk sudah cukup banyak.

Semakin hari kami semakin sibuk. Tapi tentunya saya dan suami juga tetap bisa mengurus si kecil bersama-sama. Karena kami mengerjakan semuanya dirumah. Mudah-mudahan semakin lama usaha kami semakin maju dan berkah. Amiinn..
Bagaimanapun keadaan kita semua ditengah pandemi ini, kita semua harus yakin Tuhan pasti memberikan rizki dan berkahnya selama kita tidak berhenti berusha dan berdoa. Karena satu pintu rizki tertutup, maka akan dibukakan pintu rizki di tempat lain. Dan selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki.

Jadi begitullah sepenggal kisah jatuh bangun keluarga kecil saya ditengah pandemi corona ini gansis. Corona seolah menjadi cambuk buat saya, sehingga saya nekad untuk buka usaha ini.

By The Way  ini foto-foto yang sempat saya dokumentasikan.


Ini foto saat mesin cutting polyflex nya datang




foto hari pertama ngerjain orderan yang masuk


foto produk yang sudah jadi







GESER KE KANAN ADA VIDEO PROSESNYA emoticon-Big Grin


Ok, terima kasih sudah menyempatkan diri membaca thread saya. Sampai ketemu lagi di thread selanjutnya ...

emoticon-Salam Kenal
Diubah oleh nitadanie 26-06-2020 16:35
vien26Avatar border
gembelngeheAvatar border
delia.adelAvatar border
delia.adel dan 4 lainnya memberi reputasi
5
910
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan