anjaultrasAvatar border
TS
anjaultras
[COC Bisnis] Makan Kerupuk Sekaligus Menjualnya

Kerupuk yang sudah digoreng / Dokpri



Hai Agan Sista
emoticon-Hai
Sudah tahu kan apa yang namanya kerupuk. Makanan dengan tekstur "garing" ini cocok dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan. Berbagai kalangan menyebutkan kalau makan tanpa kerupuk rasanya tidak lengkap. Dengan cita rasa gurih ini kerupuk menjadikan sajian yang tidak pernah terlewatkan oleh semua orang.

Pada kesempatan kali ini ane akan membahas kerupuk yang merupakan salah satu bisnis ane sekarang ini. Ane memang bukan pebisnis murni karena mata pencaharian utama ane masih ikut dengan orang. Sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 profesi ane ini disebut juga dengan pekerja atau buruh. Hehe..


Berawal dari ane yang doyan makan kerupuk. Sebenarnya semua jenis kerupuk ane suka, tak lengkap rasanya kalau makan tanpa ada kriuknya. Terkadang tidak saat makan saja, kerupuk menjadi andalan ane untuk menemani di meja kerja, saat nongkrong, nonton TV dan tentunya saat Ngaskus.

Lantas bagaimana kerupuk ini bisa menjadi sesuatu yang menjual bagi ane atau dikatakan bisnis. Berikut ceritanya...


emoticon-Traveller




Pandemi Virus Covid-19 ini pemerintah menghimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah alias stay of home guna meminimalisir terjadinya penularan virus. Ane berpikir bagaimana dengan memenuhi kebutuhan pokok keluarga ane. Tukang sayur pun yang biasanya ada dipojokkan rumah waktu itu tidak ada. Belanja menjadi sulit, apalagi untuk menyalurkan hobi ane makan kerupuk menjadikan suatu kendala besar.

Seiring waktu berjalan mulailah perubahan aturan di RT ane untuk tukang sayur bisa masuk ke dalam kampung, hal ini dikarenakan kebutuhan pokok masyarakat yang semakin mendesak. Tukang sayur inilah yang menjadi cikal bakal ane mulai menjalani bisnis kerupuk ane. Melalui tukang sayur ini ane pesan bahan mentah kerupuk 1 kg untuk persediaan stock di rumah. Dalam seminggu kerupuk yang sudah ane goreng itu habis dikonsumi ane termasuk sekeluarga.



Bahan mentah kerupuk / Dokpri

Dengan pengalaman waktu seminggu itu ane kembali pesan bahan mentah kerupuk ke tukang sayur menjadi 2 kg. Ternyata kerupuk juga cepat habisnya karena saat itu ane sudah Work From Home (WFH) jadi pola konsumsi kerupuk ane meningkat. Mendekati lebaran ane berpikir pasti tukang sayurnya akan libur panjang, maka ane pesan bahan mentah kerupuk sebanyak 10 kg.
Tak disangka dengan bahan mentah kerupuk 10 kg itu ane malah over stock. Karena takut akan mengurangi kualitas bahan mentah kerupuk yang tidak cepat dioalah lagi atau digoreng maka ane terpikir untuk menggoreng sebagian stock lalu dijual.

Pemasaran kerupuk ini awalnya hanya coba-coba saja. Kebetulan di kampung ane terdapat beberapa warung kelontong. Ada sekitar 6 titik tempat ane titipkan kerupuk itu untuk dijual. Setiap titik ane titipkan 5 bungkus plastik kerupuk. Dijual dengan harga 2000 rupiah per bungkus ternyata dalam 3 hari saja kerupuk Sold Out di 6 titik tempat. Terlintas dipikiran ane ternyata warga kampung ane pada doyan makan kerupuk.



Kerupuk yang sudah dibungkus plastik dijual di warung kelontong / Dokpri

Memang saat itu warga merasa terbantu akan kehadiran ane dalam menjual kerupuk. Beberapa pemilik warung kelontong juga sempat menanyakan ke ane kapan nitip lagi. Dengan sisa bahan mentah kerupuk yang ane punya, maka ane melanjutkan untuk menjalani bisnis ini.

Setelah merasa sukses berkarir di bisnis kerupuk ini ane mencoba untuk membeli lagi bahan mentah kerupuk dan memperlebar menjualnya ke warung makan dan angkringan yang belum ada orang menitipkan kerupuk. Kebetulan warung makan dan angkringan sudah banyak yang buka. Bagi yang belum tahu angkringan, ini sejenis warung tenda kecil khas Yogyakarta yang biasanya menjual nasi kucing, gorengan, sate dan minuman kopi teh. Untuk jenis kerupuk ane adalah Kerupuk Gandum. Sempat terjual habis tapi lambat laun penjualan kerupuk ane tidak seperti biasanya.



Kerupuk ane titipkan ke angkringan / Dokpri

Setelah pemerintah menerapkan new normal itulah yang menjadi sebab penjualan ane menurun. Masyarakat sekitar sudah mulai keluar rumah untuk berbelanja ke pasar dan minimarket. Kemungkinan masyarakat yang biasa membeli kerupuk ane sudah mulai membeli bahan mentah sendiri.

Untuk kondisi sekarang ane masih berjualan kerupuk yang dititipkan ke warung dan angkringan. Dalam waktu seminggu ane melihat ada yang habis atau menyisahkan 1 dan 2 bungkus. Terlebih ane juga sudah disibukkan dengan aktivitas semula sebagai pekerja/buruh. Jadi di saat libur kerja ane meluangkan waktu untuk berjualan kerupuk ini.




Demikian kisah bisnis ane yang sederhana ini. Hanya sebuah kebetulan dan memanfaatkan kondisi yang ada. Segala apapun itu tetap harus disyukuri, karena nikmat dan rejeki sudah diatur Nya.


Suatu harapan terbesar ane semoga pandemi virus covid-19 ini segera berakhir
Terima Kasih Kerupuk

emoticon-Toast



anjaultras
Yogyakarta, 30 Juni 2020
Sumber:Kisah pribadi ane



Diubah oleh anjaultras 30-06-2020 16:51
delia.adelAvatar border
dechimedesAvatar border
usmeongAvatar border
usmeong dan 2 lainnya memberi reputasi
3
3.6K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan