- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[CURHAT] PENYESALANKU MENJADI SEORANG GIGOL* UNTUK TANTE
TS
kutilkuda1202
[CURHAT] PENYESALANKU MENJADI SEORANG GIGOL* UNTUK TANTE
NOTE: Thread ini adalah curhat dari sahabat TS kutilkuda. REAL NO HOAX. Komentar akan dibalas langsung oleh narasumber. Nama dan tempat disamarkan. more information, PM TS kutilkuda aja.
Sebelum aku bercerita lebih detail, aku disini memohon maaf bagi siapapun yang membaca kisahku ini, dan merasa jijik atas apa yang aku lakukan. Ini memang sudah menjadi nasib dan tuaian yang aku harus terima. Aku memang tidak layak dan pantas mendapatkan pujian. Semua hanya penyesalan dan sakit hati yang harus ku simpan dalam dada. Aku menceritakan semuanya, agar kalian tidak merasakan apa yang telah ku lakukan di masa lalu. Aku juga minta maaf kepada tante-tante yang telah aku layani dulu.
Perkenalkan, namaku Johan. Saat aku menceritakan kisah ini, umurku 29 tahun. Aku saat ini bekerja sebagai pegawai bank swasta di salah satu kota di Jawa Tengah. Aku telah menikah dan saat ini istriku sedang hamil anak pertama kami. Disaat aku sudah menikah, bekerja dengan baik, memiliki keluarga yang baik, aku mengalami gejolak batin yang aku simpan rapat-rapat. Aku merasa menyesal dan meratapi masa laluku. Hal ini terjadi gara-gara minggu lalu, aku dan istriku belanja di salah satu Mall di kota. Karena masa pandemi, jadi kami belanja kebutuhan untuk harian kami.
Disaat belanja, aku bertemu dengan salah seorang wanita setengah tua, dulu kupanggil dia tante Irma. Tante Irma ini menyapaku dengan sebutan yang dulu ia panggil kepadaku, "hei baby sayang.. ya ampun lama gak ketemu.. kangen nih tante..". ia menyapa sambil tertawa ceria. Mungkin dia pikir aku masih single, tetapi saat istriku mendekat, ia langsung bertanya," lhoh kamu sudah punya istri... selamat ya.. ya udah tante pergi dulu". Seketika aku merasakan ada ganjalan dalam hatiku, aku mengaku pada istriku, bahwa ia adalah teman kerjaku dulu saat masih magang. Aku berbohong pada istriku.
sebab ia tidak tahu, bahwa aku pernah menjadi GIGOLO bagi tante-tante. Beginilah cerita awal mulanya....
Saat itu aku masih kuliah di semester 3 di salah satu universitas swasta di kota Jawa Tengah. Aku masih muda saat itu. Umurku masih 19 tahun kala itu. Aku berkuliah jurusan manajemen. Aku akan mendeskripsikan perawakanku kala itu. Tinggiku 174 cm, berat badanku sekitar 65 kg. Hobiku saat itu adalah bermain game dan renang. Kulit ku sawo matang, dan bisa dibilang aku menarik (good looking). Ibuku telah meninggal dunia saat aku SD, dan aku hanya hidup dengan kakakku dan ayahku. Kakakku saat itu sudah bekerja di Jakarta. Dia lah yang memenuhi kebutuhan kami. Ayahku sakit dan di saat aku menginjak semester 3, ayahku meninggal dunia.
Rasanya frustasi dan merasa kecewa dengan kehidupan. Disaat yang sama, kakakku juga mengatakan bahwa ia tidak bisa mengcover biaya hidup ku, jadi ia hanya bisa membayarkan biaya kuliah saja, serta uang saku 400 ribu per bulan. Padahal di tahun 2010, biaya kos saja sebulan sekitar 250 ribu. Tapi aku tidak ingin berhenti kuliah, karena aku percaya, setelah lulus aku bisa bekerja lebih baik. Aku mulai berpikir mencari pekerjaan tambahan, karena ayah tiada, jadi aku bisa bekerja hingga larut malam.
Aku pun mendaftar menjadi pelayan sebuah bar. Aku memilih bar karena bar buka di malam hari, sehingga tidak bertabrakan dengan jadwal kuliahku. Karena penampilan ku menarik dan bisa berkomunikasi dengan baik, aku diterima di bar tersebut. Di hari hari awal, aku masih biasa saja dalam bekerja sebagai pelayan. Tetapi setelah dua minggu, aku bertemu dengan rekan kerjaku yang bisa dibilang senior. Ku akui, dia sangat tampan. Tinggi, kulit putih, badan juga bagus. Namanya Koh Nugraha, sering dipanggil Graha. Graha ini sangat diidolakan oleh cewek-cewek khususnya yang berkunjung di bar, hal ini nampak dari uang tips yang selalu lebih banyak dari pelayan lainnya.
Aku pun ngobrol dan sedikit curhat karena aku merasa kesulitan dalam ekonomi. Dan tak disangka, Graha memiliki side job sebagai gigolo. Aku cukup kaget, ternyata benar-benar ada pekerjaan itu. Dia menawarkanku untuk mencoba pekerjaan itu. Jadi ada dua tipe dalam menjalankan pekerjaan gigolo. Ada yang hanya menemani makan malam atau ngobrol saja dan ada juga yang menemani di tempat tidur. Gigolo berbeda dengan kucing atau peliharaan. Kalau peliharaan hanya satu orang saja yang sering dikenal dengan sugar daddy atau sugar mommy. Kalau gigolo lebih ke open BO atau beberapa pelanggan saja. Jadi tidak terikat pada satu orang.
Awalnya aku memilih bagian yang hanya menemani ngobrol atau makan malam saja. Komunikasi gigolo dan pelanggan, kala itu melalui sms. Nah melalui Graha inilah aku dapat pelanggan pertama. Aku menemani dia makan malam dan ngobrol malam mingguan. Dia seorang janda berumur 36 tahun. Lumayan mendapat uang saku dari tante muda ini sekitar 300 ribu. Aku senang sekali, karena hanya menemani makan saja dapat 300 ribu. Aku ambil job ini setiap weekend dan libur kerja di bar.
Lama-lama aku makin biasa, dan aku mulai bisa mencukupi kebutuhan harian ku. Aku tidak memikirkan agama lagi. Yang kupikirkan, aku bisa bertahan hidup. Lalu aku mencoba yang namanya having seks dengan tante atau yang sekarang disebut OPEN BO. Aku mulai open BO dan melayani tante-tante girang. Tapi jangan dipikir aku nerima sembarang orang kayak pramuria di SARKEM. NO..... aku hanya melayani tiga orang tante-tante pelanggan yang memang berduit dan dari keluarga mapan. Aku fokuskan pada uang uang dan uang.
Aku juga belajar bagaiman cara memuaskan tante-tante dari video-video bokep, dan juga sharing dengan senior-senior. Bagaimana menjilat yang enak, menggigit nipple yang asik, menggigit bibir yang panas, dan menggenjot yang lama. Semua aku pelajari, hingga cara membuat wanita orgasme hingga keluar banyak seperti di film-film. Aku pelajari. Dan benar saja, semua membuahkan hasil.
3 tante-tante yang harus aku layani tiap minggu nya banyak memberiku keuntungan. Aku dibelikan blackberry (kala itu BB sangat mahal dan populer), uang saku sampai ratusan ribu setiap minggu, dan bahkan aku dibelikan motor baru di tahun 2012). Kadang menemani mereka piknik, jalan luar kota, dinas ke luar kota, dan menemani di rumah saat suami mereka dinas luar negri. Benar-benar benefit. Aku bisa memiliki tabungan dan tidak lagi meminta uang pada kakakku.
Tetapi dibalik keuntungan itu. Ada duka dalam hatiku. Pertama, aku harus bisa melayani mereka kapanpun, meski saat aku sedih, saat aku badmood, saat capek, saat ingin tidur. Karena bagaimanapun mereka butuhnya kepuasan ranjang. Jadi aku harus bisa. Kedua, jangan dikira bodi tante-tante itu seperti bodi remaja. Mereka berbadan besar dan sudah tua, dan cumi mereka juga sudah lower, serta kadang berair. Jijik kan. Ketiga, aku harus bisa menikmati setiap hubungan badan dengan mereka, meski aslinya aku gak menikmati. Jadi harus mendesah seolah-olah enak. Padahal gak sama sekali. Keempat, selalu merasa rendah diri, dan najis setiap kali bertemu dengan orang, apalagi dia taat beribadah.
Hidup penuh penyesalan dan memandang rendah diri sendiri menjadi bayang-bayang dalam menjalani hari-hariku. Materi memang bisa didapat, tetapi kedamaian di hati gak bisa didapat.
Akhirnya aku lulus kuliah di tahun 2013. Aku mengalami masalah yang cukup membuatku ingin berhenti dari pekerjaan gelap ini. Jadi kala itu, ada salah satu pelanggan yang suaminya mengetahui bahwa istrinya suka jajan. Saat itu, aku ketahuan sedang main dengan istrinya di rumah. Aku ditonjok, dan nyaris dilaporkan polisi, tetapi karena tante nya melindungi aku, dia bilang kalau dia yang order, aku jadi selamat dan bisa lari dari rumah itu.
Semenjak kejadian itu, aku memutuskan untuk berhenti. Apalagi kuliah sudah lulus. Aku lalu meninggalkan kota tempat aku berkuliah, dan mencari kerja di tempat lain. Aku memulai hidup baruku tanpa predikat sebagai gigolo. Tetapi ilmu dalam meng-kimpoi dengan enak dan dahsyat masih aku simpan hingga saat ini.
Kira-kira apa pendapat kalian terhadap masa laluku?
apakah aku harus ngaku dengan istriku?
apakah aku harus menebus dosaku atau cukup ku tutup saja masa lalu?
Silahkan komen, nanti aku akan balas langsung melalui akun ini.
Sebelum aku bercerita lebih detail, aku disini memohon maaf bagi siapapun yang membaca kisahku ini, dan merasa jijik atas apa yang aku lakukan. Ini memang sudah menjadi nasib dan tuaian yang aku harus terima. Aku memang tidak layak dan pantas mendapatkan pujian. Semua hanya penyesalan dan sakit hati yang harus ku simpan dalam dada. Aku menceritakan semuanya, agar kalian tidak merasakan apa yang telah ku lakukan di masa lalu. Aku juga minta maaf kepada tante-tante yang telah aku layani dulu.
Perkenalkan, namaku Johan. Saat aku menceritakan kisah ini, umurku 29 tahun. Aku saat ini bekerja sebagai pegawai bank swasta di salah satu kota di Jawa Tengah. Aku telah menikah dan saat ini istriku sedang hamil anak pertama kami. Disaat aku sudah menikah, bekerja dengan baik, memiliki keluarga yang baik, aku mengalami gejolak batin yang aku simpan rapat-rapat. Aku merasa menyesal dan meratapi masa laluku. Hal ini terjadi gara-gara minggu lalu, aku dan istriku belanja di salah satu Mall di kota. Karena masa pandemi, jadi kami belanja kebutuhan untuk harian kami.
Disaat belanja, aku bertemu dengan salah seorang wanita setengah tua, dulu kupanggil dia tante Irma. Tante Irma ini menyapaku dengan sebutan yang dulu ia panggil kepadaku, "hei baby sayang.. ya ampun lama gak ketemu.. kangen nih tante..". ia menyapa sambil tertawa ceria. Mungkin dia pikir aku masih single, tetapi saat istriku mendekat, ia langsung bertanya," lhoh kamu sudah punya istri... selamat ya.. ya udah tante pergi dulu". Seketika aku merasakan ada ganjalan dalam hatiku, aku mengaku pada istriku, bahwa ia adalah teman kerjaku dulu saat masih magang. Aku berbohong pada istriku.
sebab ia tidak tahu, bahwa aku pernah menjadi GIGOLO bagi tante-tante. Beginilah cerita awal mulanya....
Saat itu aku masih kuliah di semester 3 di salah satu universitas swasta di kota Jawa Tengah. Aku masih muda saat itu. Umurku masih 19 tahun kala itu. Aku berkuliah jurusan manajemen. Aku akan mendeskripsikan perawakanku kala itu. Tinggiku 174 cm, berat badanku sekitar 65 kg. Hobiku saat itu adalah bermain game dan renang. Kulit ku sawo matang, dan bisa dibilang aku menarik (good looking). Ibuku telah meninggal dunia saat aku SD, dan aku hanya hidup dengan kakakku dan ayahku. Kakakku saat itu sudah bekerja di Jakarta. Dia lah yang memenuhi kebutuhan kami. Ayahku sakit dan di saat aku menginjak semester 3, ayahku meninggal dunia.
Rasanya frustasi dan merasa kecewa dengan kehidupan. Disaat yang sama, kakakku juga mengatakan bahwa ia tidak bisa mengcover biaya hidup ku, jadi ia hanya bisa membayarkan biaya kuliah saja, serta uang saku 400 ribu per bulan. Padahal di tahun 2010, biaya kos saja sebulan sekitar 250 ribu. Tapi aku tidak ingin berhenti kuliah, karena aku percaya, setelah lulus aku bisa bekerja lebih baik. Aku mulai berpikir mencari pekerjaan tambahan, karena ayah tiada, jadi aku bisa bekerja hingga larut malam.
Aku pun mendaftar menjadi pelayan sebuah bar. Aku memilih bar karena bar buka di malam hari, sehingga tidak bertabrakan dengan jadwal kuliahku. Karena penampilan ku menarik dan bisa berkomunikasi dengan baik, aku diterima di bar tersebut. Di hari hari awal, aku masih biasa saja dalam bekerja sebagai pelayan. Tetapi setelah dua minggu, aku bertemu dengan rekan kerjaku yang bisa dibilang senior. Ku akui, dia sangat tampan. Tinggi, kulit putih, badan juga bagus. Namanya Koh Nugraha, sering dipanggil Graha. Graha ini sangat diidolakan oleh cewek-cewek khususnya yang berkunjung di bar, hal ini nampak dari uang tips yang selalu lebih banyak dari pelayan lainnya.
Aku pun ngobrol dan sedikit curhat karena aku merasa kesulitan dalam ekonomi. Dan tak disangka, Graha memiliki side job sebagai gigolo. Aku cukup kaget, ternyata benar-benar ada pekerjaan itu. Dia menawarkanku untuk mencoba pekerjaan itu. Jadi ada dua tipe dalam menjalankan pekerjaan gigolo. Ada yang hanya menemani makan malam atau ngobrol saja dan ada juga yang menemani di tempat tidur. Gigolo berbeda dengan kucing atau peliharaan. Kalau peliharaan hanya satu orang saja yang sering dikenal dengan sugar daddy atau sugar mommy. Kalau gigolo lebih ke open BO atau beberapa pelanggan saja. Jadi tidak terikat pada satu orang.
Awalnya aku memilih bagian yang hanya menemani ngobrol atau makan malam saja. Komunikasi gigolo dan pelanggan, kala itu melalui sms. Nah melalui Graha inilah aku dapat pelanggan pertama. Aku menemani dia makan malam dan ngobrol malam mingguan. Dia seorang janda berumur 36 tahun. Lumayan mendapat uang saku dari tante muda ini sekitar 300 ribu. Aku senang sekali, karena hanya menemani makan saja dapat 300 ribu. Aku ambil job ini setiap weekend dan libur kerja di bar.
Lama-lama aku makin biasa, dan aku mulai bisa mencukupi kebutuhan harian ku. Aku tidak memikirkan agama lagi. Yang kupikirkan, aku bisa bertahan hidup. Lalu aku mencoba yang namanya having seks dengan tante atau yang sekarang disebut OPEN BO. Aku mulai open BO dan melayani tante-tante girang. Tapi jangan dipikir aku nerima sembarang orang kayak pramuria di SARKEM. NO..... aku hanya melayani tiga orang tante-tante pelanggan yang memang berduit dan dari keluarga mapan. Aku fokuskan pada uang uang dan uang.
Aku juga belajar bagaiman cara memuaskan tante-tante dari video-video bokep, dan juga sharing dengan senior-senior. Bagaimana menjilat yang enak, menggigit nipple yang asik, menggigit bibir yang panas, dan menggenjot yang lama. Semua aku pelajari, hingga cara membuat wanita orgasme hingga keluar banyak seperti di film-film. Aku pelajari. Dan benar saja, semua membuahkan hasil.
3 tante-tante yang harus aku layani tiap minggu nya banyak memberiku keuntungan. Aku dibelikan blackberry (kala itu BB sangat mahal dan populer), uang saku sampai ratusan ribu setiap minggu, dan bahkan aku dibelikan motor baru di tahun 2012). Kadang menemani mereka piknik, jalan luar kota, dinas ke luar kota, dan menemani di rumah saat suami mereka dinas luar negri. Benar-benar benefit. Aku bisa memiliki tabungan dan tidak lagi meminta uang pada kakakku.
Tetapi dibalik keuntungan itu. Ada duka dalam hatiku. Pertama, aku harus bisa melayani mereka kapanpun, meski saat aku sedih, saat aku badmood, saat capek, saat ingin tidur. Karena bagaimanapun mereka butuhnya kepuasan ranjang. Jadi aku harus bisa. Kedua, jangan dikira bodi tante-tante itu seperti bodi remaja. Mereka berbadan besar dan sudah tua, dan cumi mereka juga sudah lower, serta kadang berair. Jijik kan. Ketiga, aku harus bisa menikmati setiap hubungan badan dengan mereka, meski aslinya aku gak menikmati. Jadi harus mendesah seolah-olah enak. Padahal gak sama sekali. Keempat, selalu merasa rendah diri, dan najis setiap kali bertemu dengan orang, apalagi dia taat beribadah.
Hidup penuh penyesalan dan memandang rendah diri sendiri menjadi bayang-bayang dalam menjalani hari-hariku. Materi memang bisa didapat, tetapi kedamaian di hati gak bisa didapat.
Akhirnya aku lulus kuliah di tahun 2013. Aku mengalami masalah yang cukup membuatku ingin berhenti dari pekerjaan gelap ini. Jadi kala itu, ada salah satu pelanggan yang suaminya mengetahui bahwa istrinya suka jajan. Saat itu, aku ketahuan sedang main dengan istrinya di rumah. Aku ditonjok, dan nyaris dilaporkan polisi, tetapi karena tante nya melindungi aku, dia bilang kalau dia yang order, aku jadi selamat dan bisa lari dari rumah itu.
Semenjak kejadian itu, aku memutuskan untuk berhenti. Apalagi kuliah sudah lulus. Aku lalu meninggalkan kota tempat aku berkuliah, dan mencari kerja di tempat lain. Aku memulai hidup baruku tanpa predikat sebagai gigolo. Tetapi ilmu dalam meng-kimpoi dengan enak dan dahsyat masih aku simpan hingga saat ini.
Kira-kira apa pendapat kalian terhadap masa laluku?
apakah aku harus ngaku dengan istriku?
apakah aku harus menebus dosaku atau cukup ku tutup saja masa lalu?
Silahkan komen, nanti aku akan balas langsung melalui akun ini.
rotten7070 dan 19 lainnya memberi reputasi
20
11.2K
85
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan