Hai agan-sista!
Masih ingat kosakata antimainstream yang TS bagi sebelumnya?
Kalau ada gansis yang belum baca, monggo mampir sebentar sambil seruput kopi di bagian satudan dua.
Bahasa masih akan berkembang seiring dengan berlalunya jaman. Di sini ijinkan TS mengutip lagi tulisan dari seorang sahabat lama yang sudah lama tidak TS jumpai.

Maka dari itu tak heran jika semakin hari semakin bertambah kosakata yang terdengar asing di telinga kita.

Mungkin ini thread terakhir tentang kosakata yang terdengar estetik dan indah dari TS karena bila TS buat seluruhnya akan jadi bagian yang sangat panjang. TS harap dengan tiga bagian thread ini sedikitnya dapat menumbuhkan kembali kecintaan kita pada kosakata bahasa Indonesia.
Masih dari carousell Instagram seperti bagian sebelumnya, langsung saja mari kita tengok satu per satu.

Dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak. Begitu istilahnya untuk para bucin. Asmaraloka sudah masuk menjadi salah satu lema yang tercatat dalam KBBI. Dalam konteks kebudayaan, kosakata ini cukup banyak dipakai sebagai judul novel atau album lagu.

Derana juga sebenarnya sudah masuk dalam lema KBBI. Yang menarik, Derana juga merupakan nama dari salah satu stasiun televisi di Sri Lanka.

Entah apa artinya dalam bahasa Tamil.

Pernah dengar suara desir angin yang bunyinya fyuuuuuu atau whuswhuswhus gitu? Itu namanya dersik. Kalau derik itu nama ular. Atau bisa juga bunyi pintu.

Oke, tolong jangan terlalu dipikirkan sound effect yang TS tulis di atas....

Kalau ini sudah jelas nama lain dari bunga matahari. Atau dalam bahasa Jepang Himawari. Asli TS baru tahu nama lainnya ini.

Pada tahun 2014, penghargaan di bidang sastra Indonesia, yang sebelumnya bernama Khatulistiwa Literary Award, diganti dengan Kusala Sastra Khatulistiwa. Jadi terdengar lebih padu untuk nama sebuah penghargaan sastra.
Ada agan-sista kalau sedang di toko buku di bagian sastra pernah menjumpai sebuah buku yang pada covernya tertulis "Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa tahun ...." ?

Bukan. Ini bukan nama orang yang ada di foto. Mangkus artinya hampir sama seperti sangkil yang TS bagi di bagian pertama. Penggunaan katanya pun hampir sama.

Nayanika adalah sebutan untuk sepasang mata yang kalau kita tatap seperti ada daya tarik tersendiri. Mungkin dari sini awal ungkapan "dari mata turun ke hati" berasal. Atau terbalik?
Nama ini terdengar estetik bila dijadikan nama bayi perempuan, bukan?
Sok lah bikin dedek bayi terus kalau lahir perempuan diberi nama Nayanika.....

Secara etimologi, kemungkinan kata ini turunan dari kata "ngendika" dalam bahasa Jawa. Atau padan kata lainnya adalah solilokui. Senandika biasanya dipakai para penulis untuk menuliskan narasi tentang dirinya, seperti mengungkapkan perasaan atau konflik batin tokoh fiksinya. Istilah lainnya monolog. Kalau solilokui biasanya lazim dipakai untuk sebuah judul baik puisi, sastra maupun judul lagu atau album dan ini sudah sering didengar masyarakat awam.

Well, seperti yang TS sampaikan di atas, bahasa adalah sebuah produk kebudayaan yang akan terus berkembang seiring waktu berlalu. Kalau misal gansis menemukan suatu lema lalu mencari di database KBBI namun tidak muncul maknanya, bisa jadi kata tersebut belum terdata karena sangat tidak mungkin KBBI mampu menampung seluruh lema yang dapat diserap dari ribuan tradisi baik dari dalam dan luar negeri. Maka tugas kita lah yang harus selalu melestarikan aset kebudayaan ini mengingat bahasa juga suatu yang fleksibel dan kontekstual dan bisa punah suatu saat nanti.

Mudah-mudahan dari 3 bagian ini, sedikit banyak dapat membantu agan-sista mengungkapkan apa yang dirasakan. Jadi kata-kata "susah diucapkan dengan kata-kata" akan ada yang mewakili.

Akhir kata, TS undur diri.

Sekian dan terimacendol.