Hampir semua kota di Indonesia memiliki julukan yang membuat lebih mudah diingat masyarakat. Kadang julukannya berbeda jauh dengan nama kota, tapi bisa merepresentasikan ciri khas dari daerah tersebut. Semarang salah satunya, ibukota Provinsi Jawa Tengah ini memiliki empat julukan yang sudah banyak dikenal orang. Di balik tiap julukan ternyata ada kisah sejarah yang menarik untuk disimak.

Julukan Kota Semarang yang paling banyak dikenal adalah Kota Atlas. Semboyan ini digencarkan pada masa kepemimpinan Muhammad Ismail menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Bukan sembarang julukan, Kota Atlas ternyata singkatan dari Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat. Slogan ini merupakan ajakan untuk memelihara keindahan kota.

Semarang juga dijuluki sebagai Kota Lumpia. Lumpia merupakan makanan khas Kota Semarang yang merupakan hasil akulturasi budaya lokal dan Tionghoa. Bahan isian lumpia adalah rebung atau tunas bambu muda yang dibumbui dan dimasak bersama telur, potongan daging ayam, atau udang. Racikan bumbu ini mampu menghilangkan aroma tak sedap dari rebung loh.

Sudah tahu belum jika Semarang juga dijuluki sebagai Kota Jamu? Ibukota Jawa Tengah ini menjadi tempat berdirinya beberapa pabrik jamu besar seperti Jamu Borobudur, Jamu Sidomuncul, Jamu Jago, dan Jamu Nyonya Meneer. Ramuan jamu tradisional dipercaya ampuh mengatasi berbagai penyakit sejak dulu. Jamu juga menjadi kekayaan budaya Indonesia yang terkenal hingga ke mancanegara.

Ini dia julukan Kota Semarang yang masih jarang diketahui, The Port of Java. Pada zaman dahulu, Semarang menjadi salah satu kota pelabuhan penting di Pulau Jawa. Muhammad Yogi Fajri, seorang pengamat sejarah sekaligus Ketua Komunitas Lopen Semarang, mengisahkan pengalamannya membaca buku-buku karya Tome Pires yang menggambarkan Semarang pada masa lampau sebagai kota pelabuhan. Tome Pires adalah seorang penjelajah asal Portugis. Dalam perjalanannya ke timur, Pires menyebutkan Semarang dalam catatannya. Digambarkan bahwa Semarang setidaknya memiliki tiga Junks (kapal bergaya Cina) dan empat hingga lima Lancharas (kapal layar ringan dengan tiang tunggal dan didorong dengan dayung). Penggalan kisah dari buku karya Tome Pires di atas menjadi bukti yang kuat bahwa Semarang layak menyandang julukan The Port of Java.