uray24
TS
uray24
[COC Reg. KalTeng] Kumai dan Sampit - Gerbang Transportasi Laut Dari Kotawaringin
Assalamualaikum, Salam Sejahtera, Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, dan Salam Kebajikan

Mohon izin sepuh Reg Kalteng, izin meramaikan regional dengan trit-trit semenjana nan sederhana

Spoiler for Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur:


Mengulas tentang Kalimantan Tengah, mungkin yang terlintas adalah "rumah tinggal" bagi Suku Dayak (karena banyaknya jenis Suku Dayak yang mendiami KalTeng) dan "rumah alam" bagi fauna-fauna eksotis yang dilindungi seperti orang utan, atau membahas kota Palangka Raya yang dulu digadang-gadang menjadi Ibukota Negara, atau Legenda Tjilik Riwut yang namanya diabadikan menjadi bandara di Kalteng.

Tetapi bukan demikian yang ingin diulas, ataupun membahas panganan, oleh-oleh, seni dan budaya, serta spot instagramable KalTeng, dimari Nubie tertarik membahas dua kota di KalTeng yaitu Kumai dan Sampit sebagai gerbang transportasi laut KalTeng yang berperan membantu arus keluar masuk penduduk melalui pelabuhan yang ada di kedua kota itu, berikut informasi dan ulasan sederhana.

Spoiler for Sungai Mentaya Sampit:



1.  Pelabuhan Kumai

Kumai menurut sejarah ada dua versi latar belakang penamaan, yang pertama Kumai dalam bahasa Bugis yang artinya kembali ke pangkuan dan Kumai versi lain yaitu karena dahulu di daerah ini banyak tumbuh "Pohon Kumai" yang berdiri kokoh diantara pepohonan hutan Bakau, yang sekarang pohon tersebut masih dapat dijumpai di Kumai hilir dan pantai Kubu.

Spoiler for Tugu Orangutan Kumai:


Kumai yang terletak dipinggiran sungai Kumai dan berbatasan langsung dengan perairan laut jawa di sebelah selatan, terkenal dengan Taman Nasional Tanjung Puting yang terletak di semenanjung Barat Daya yang wilayahnya meliputi Kecamatan Kumai, dan Kecamatan Hanau, Danau Sembuluhm dan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan, yang di aera seluas 415.040 ha tersebut tersimpan kekayaan flora dan fauna dalam Suaka Margasatwa, hutan produksi, dan kawasan perairan.

Kumai sendiri terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat dan sebagai salah satu kecamatan terluas di kabupaten terebut, dan dari daerah Kumai inilah banyak terdapat histori termasuk sejarah kepahlawanan Panglima Utar dalam pertempuran melawan NICA Belanda pada pertempuran pasca kemerdekaan (1946-1949), dan untuk menghormati semangat kepahlawanan beliau, nama pelabuhan di Kumai dinamakan Pelabuhan Panglima Utar


Spoiler for Taman Nasional Tanjung Puting:


Karena letaknya yang strategis yang dilewati hulu sungai dan berada di perbatasan laut Jawa, menjadikan Kumai sebagai salah satu dari beberapa wilayah di KalTeng yang memiliki pelabuhan sebagai gerbang transportasi laut dalam rangka mendukung perekonomian lokal maupun nasional, karena di pelabuhan ini tidak hanya melayani arus keluar masuk kapal penumpang, tetapi melayani arus keluar masuk kapal yang membawa hasil alam untuk didistribusikan domestik maupun ke luar negeri.

Pelabuhan Kumai yang dikenal dengan Pelabuhan Panglima Utar merupakan pelabuhan kelas IV yang telah berdiri puluhan tahun lalu yang berada di bawah naungan PT Pelindo III cabang Kumai, berperan penting dan mungkin ke depannya memiliki prospek yang cerah, karena dari sektor barang, Pelabuhan ini tidak hanya melayani distribusi produk perkebunan sawit, tetapi melayani distribusi produk hutan dan mineral KalTeng seperti kayu, plywood, rotan, bijih besi dan hasil bumi lainnya.

Spoiler for Pelabuhan Panglima Utar Kumai:


di sektor angkutan penumpang, Pelabuhan Panglima Utar telah sejak lama menjadi denyut nadi transportasi laut penduduk KalTeng untuk menyeberang terutama ke pulau Jawa, dengan rataan penumpang mencapai 1000 penumpang setiap kapalnya, yang melayani penyeberangan dengan kapal ferry RoRo dan yang paling diminati tentunya penyeberangan dengan Kapal Pelni dengan rute Kumai-Semarang dan Kumai-Bawean-Surabaya, yang tercatat Kapal Pelni yang pernah melayani antara lain KM. Leuser, KM. Bukit Raya, KM. Lawit, KM. Kelimutu, KM. Awu, meskipun tersedia juga Kapal milik Dharma Lautan Utama untuk melayani angkutan penumpang laut.

Pelabuhan Panglima Utar juga pernah mencatatkan peran penting dalam dunia pelayaran nasional diantaranya tahun 2018 pernah menjadi titik singgah peserta rally Yacht dengan tajuk Wonderful Sail to Indonesia 2018 yang diikuti peserta dan Yacht dari mancanegara dalam rangka mempromosikan wisata bahari Indonesia, dan pada 2014 Pelabuhan ini pernah disibukkan dengan adanya insiden pesawat Air Asia QZ-8501 yang jatuh di Selat Karimata , dengan 16 kapal bersandar untuk hilir mudik melakukan pencarian korban yang lokasinya lebih dengan ke wilayah Kalteng dan Kalbar.

Spoiler for Pelabuhan Panglima Utar tampak kejauhan:



2. Pelabuhan Sampit

Sampit merupakan salah satu kota besar di KalTeng selain Palangka Raya dan Pangkalan Bun, dan kota Sampit sendiri merupakan ibukota dan Kabupaten Kotawaringin Timur dengan luas wilayah kurang lebih 1350km2 dengan kondisi geografi dataran rendah dan sebagian besar berawa, yang di tengah kota Sampit dibelah oleh sungai Mentaya.

Spoiler for Tugu Perdamaian Sampit:


Kota Sampit yang terkenal dengan ikon tugu ikan Jelawat (ikan yang banyak terdapat di Sungai Mentaya), juga dikenal dengan kebersihannya sehingga tak heran Kota Sampit berhasil meraih penghargaan Adipura selama 5 kali mulai tahun 1997, 2012, 2013, 2014, dan 2018, meskipun di Kota yang bangunannya banyak didominasi warna merah dan ornamen seni budaya Suku Dayak ini, pernah ternoda dengan terjadinya insiden pertikaian antar etnis tahun 1997 (seyogianya bukanlah insiden pertama di Kalteng).

sebagai Kota yang terletak di pinggiran sungai yang menjorok ke laut, sudah tentu Kota Sampit memiliki pelabuhan yang penting sebagai urat nadi perekonomian lokal yang melayani angkutan barang dan hasil alam non Sawit (khusus Sawit tersedia pelabuhan Bagendang), dan juga ramai disinggahi kapal pelayaran rakyat yang melakukan bongkar muat hasil bumi seperti rotan, karet, sembako, dan lainnya.

Spoiler for Pelabuhan Sampit:


Pelabuhan Sampit sebagai pelabuhan kelas III di bawah naungan Pelindo III, merupakan pelabuhan tertua di KalTeng yang pembukaannya dilakukan pertama kali pada tahun 1859 oleh pemerintah Hindia Belanda, yang terletak di Jalan Muchran Ali Kecamatan Baamang, Sampit, dan diseberangnya terdapat pelabuhan kecil sebagai dermaga penyeberangan kapal feri untuk mengangkut warga Mentaya Sebarang.

Pelabuhan Sampit juga berdekatan dengan objek wisata Patung Ikan Jelawat dan kini disekitarnya banyak kawasan pemukiman penduduk, sehingga menjadikan pelabuhan ini sebagai pelabuhan penumpang teramai di wilayah KalTeng dan membantu mengangkat perekonomian warga sekitar dalam mata pencarian atau pekerjaan, yang pada pelabuhan ini singgah kapal penumpang milik Dharma Lautan Utama dan Kapal Pelni dengan Rute Sampit-Bawean-Surabaya (Tanjung Perak), salah satunya yaitu KM. Bukit Raya yang penamaan tersebut diambil dari nama puncak tertinggi di Kalimantan Tengah yaitu Gunung Bukit Raya.

Spoiler for KM Pelni sandar Pelabuhan Sampit:


Mudah-mudahan Pelabuhan Kumai dan Pelabuhan Sampit mampu mengeksplorasi dan mempercantik diri untuk lebih baik gali menggali potensi yang ada sebagai Gerbang Laut bagi penduduk maupun komoditi asal Kalteng, sehingga perkembangan tersebut akan menjadikan keduanya pelabuhan yang berkelas guna meningkatkan perekonomian KalTeng sekaligus mempromosikan wisata bahari KalTeng dan memajukan Kotawaringin sebagai tempat dua pelabuhan tersebut berada.

Demikian sekelumit informasi sederhana dalam balutan khas trit semenjana nan sederhana ini, semoga berkenan dan mohon maaf atas kesalahan penyajian atau redaksional. 

Sekian dan Terima Kasih.

Sumber
1  2  3  4  5  6  7  8
Diubah oleh uray24 26-10-2020 08:40
lianasari993
lianasari993 memberi reputasi
1
1.4K
1
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan