zatilmutieAvatar border
TS
zatilmutie
Gilo-gilo Khas Semarang, Kuliner Yang Dijajakan Dengan Teriakan Unik Pedagangnya




Kota Semarang memang unik untuk dibahas. Bahkan tak ada habisnya jika mengulik kuliner di kota yang memiliki kultur dari berbagai lapisan masyarakat dengan budaya yang berbeda. Terutama akulturasi budaya pendatang seperti cina dan arab yang sejak dulu menetap di kota ini.

Jika berkunjung ke kota lumpia ini tak sempurna rasanya jika tak mengenal atau belum pernah menyantap jajanan Gilo-Gilo. Kata orangtua jangan mengaku orang Semarang jika tak pernah mencicipi uniknya jajanan ini. Istilah gilo-gilo jajanan serba ada yang dijajakan di atas gerobag dorong.



berasal dari kata “gi lho” yang merupakan transformasi dari “iki lho” yang artinya “ini lho”. Jadi penjualnya ingin membuktikan eksistensi diri bahwa “ini lho makanan dan jajanan yang anda cari”. Lidah Semarangan.... Jadi... Gilo-Gilo. Pembeli sering membeli makanan di pedagang gilo-gilo yang ada di depan Masjid Baiturahman Simpang Lima. Jl. Simpang Lima, Pekunden, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang.



Sebenarnya di berbagai sudut kota Semarang jika ada gerobag dorong berisi jajanan gorengan dan buah potong, itulah Gilo-Gilo. Jajanan murah meriah yang akrab dengan tukang becak, buruh bangunan dan pelajar.

Teriakan ini yang selalu menghiasi lalu lalang pedagang kaki lima dan menjadi nada khas yang terdengar di berbagai sudut kota Semarang.



Gilo-Gilo sudah merakyat sejak lama, pastinya tak jelas. Ada yang menyebut sejak 1930. Tapi yang pasti tahun 60-70-an sudah banyak.

Menurut cerita para orangtua. Awalnya dulu bukan dengan gerobak, namun pikulan. Kebanyakan bermukim di Kampung Kulitan. Namun dalam perkembangannya kemudian banyak juga yang bermukim di kampung lain. Umumnya berasal dari Klaten dan Sukoharjo.

Dahulu jika keliling menggunakan penerangan obor. Atau lampu minyak tanah (teplok). Ada juga yang membawa petromax.

Foto Gilo-Gilo dengan gerobak di Simpanglima (JP) dan Gilo-Gilo bermobil foto teman saya Mas Rukardi Achmadi.

Biasanya pembeli sering membeli buah semangka, karena biasanya baru saja dibelah jadi masih segar, beda dengan penjual rujak yang semangkanya sudah agak layu karena sudah dikupas dan diplastik.

gerobak Gilo-gilo terdiri dari kue-kue tradisional dan buah-buahan. Buahnya diantaranya :  nanas, pepaya, bengkoang, melon, semangkan dan pisang.

Sedangkan makanan-makanannya : pisang goreng, singkong goreng, jadah goreng, bakwan, martabak pasar, bakwan, onde-onde, molen pisang, bolang-baling, tahu goreng, tahu isi, tahu petis, nagasari, sate kerang, sate telur puyuh, beberapa macam kerupuk dan masih ada yang lain. Cukup banyak bukan.

Jadi, kalo misal anda ke Semarang. Sekali kali cobalah jajanan pinggiran ini. Karena hanya terdapat di Semarang. Memang tidak elit dan terkesan kumuh, tidak elit, terlihat kurang higienis. Tapi menikmati suasana tempo doeloe yang masih lestari hingga saat ini rasanya begitu berbeda. Seolah bernostalgia ke masa lampau dimana belum ada warung atau toko ataupun rumah makan.

Membeli kuliner ini tentunya membantu UMKM di kota Semarang agar lebih maju dan berkembang. Banyak wong cilik yang menggantungkan hidupnya dengan jualan gilo-gilo ini.

Jadi jangan pernah merasa risih melihat para penjual gerobak ini lalu lalang dan memadati hiruk-pikuk kota Semarang, ya, gansis!

Opini pribadi
Gambar:
klik
klik



abahaquariusAvatar border
mamaproduktifAvatar border
makolaAvatar border
makola dan 4 lainnya memberi reputasi
5
741
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan