zatilmutieAvatar border
TS
zatilmutie
Wingko Babad Cap Kereta Api, UMKM Legend Primadona Kuliner Khas Semarang





Mengenal suatu daerah, sudah pasti harus mengenal sesuatu yang terkesan di lidah alias kuliner. Siapapun yang mengunjungi suatu kota akan terkenang dengan keunikan citarasa makanan khas setempat.

Kuliner adalah salah satu jenis produk yang menjadi primadona usaha kecil dan menengah alias UMKM di suatu daerah. Dari mulai penjaja khas kaki lima atau yang sudah memiliki gerai khusus hingga memiliki cabang di berbagai kota.


Kemasan wingko babat cap kereta api

Salah satu kuliner primadona kota Semarang adalah wingko. Wingko atau sering disebut juga Wingko babat adalah makanan tradisional khas Indonesia. Wingko adalah sejenis kue yang terbuat dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula. Wingko sangat terkenal di pantai utara pulau Jawa. Kue ini sering dijual di stasiun kereta api, stasiun bus atau juga di toko-toko kue untuk oleh-oleh keluarga.

Pokoknya yang pernah berkunjung ke kota Semarang pasti pulang membawa oleh-oleh ini. Selain rasanya yang lezat juga unik karena kemasannya menampilkan aneka sarana alat transportasi seperti kereta api, bus, dll.


Gerai wingko babad cap kereta api

Salah satu tempat produksi dan gerai wingko babat di Semarang yang merupakan cikal bakal dari usaha wingko di Semarang adalah Wingko Babat Cap Kereta Api D Mulyono.

Tempatnya berlokasi di jalan cendrawasih 14, Purwodinatan, Kecamatan Semarang tengah. Untuk lokasi tinggal buka google maps ya, klik



Wingko sendiri pernah diperdebatkan asal usulnya karena diklaim sebagai kuliner asli daerah babat Lamongan. Namun ternyata setelah diusut kebenarannya memang pemilik usaha wingko ini asalnya dari Babat, lamongan namun pindah ke semarang sebelum Indonesia merdeka. Tepatnya tahun 1944. Mereka adalah keturunan Tionghoa yang mengembangkan resep yang didapatnya di kota babat. Hanya saja dia membuat inovasi hingga tampilan wingko sedikit berbeda dengan di daerah Babat.



Pemilik dan pencetus wingko ini adalah pasangan suami istri bernama Bu Loe Lan Gwa, suaminya Pak The Ek Tjong dan kedua anak mereka. Tahun 1946 jadilah Loe Lan Gwa adalah orang pertama yang memperkenalkan Wingko di Semarang. Dia menjajakannya di sekitar stasiun kereta. Wingko babat khas Semarang tampilannya lebih kecil dan simpel sehingga langsung bisa dimakan beda dengan wingko babat Lamongan yang ukurannya lebih besar dan harus diiris dulu.

Usaha ini akhirnya turun temurun dikembangkan oleh keluarga D Mulyono hingga sekarang masuk generasi keempat. Dan pemerintah Kota Semarang sangat mendukung usaha wingko ini sebagai salah satu wisata kuliner khas semarang.



Pada perkembangannya kini Wingko Babad Cap Kereta Api menyediakan dalam lima varian rasa. Yakin Nangka, coklat, pisang raja, dan durian.  Untuk mempertahankan cita rasa yang khas, resep keluarga masih terus digunakan. Selain itu tidak menggunakan bahan pengawet.

Untuk Gansis yang penasaran untuk mencicipi Wingko Babat Cap Kereta Api ini bisa mengunjungi tokonya langsung ya. Buka setiap hari dari pukul 07.00 - 18.00. Saya sendiri pernah merasakan kelezatan wingko khas Semarang ini yang begitu gurih dengan aroma santan.

Semoga kuliner khas Semarang ini terus berkembang dan menjadi warisan budaya tanah air yang terus lestari.

Opini pribadi
Referensi: klik
Gambar: dokumentasi fanpage Wingko babat Cap kereta api



makolaAvatar border
abahaquariusAvatar border
a.w.a.w.a.wAvatar border
a.w.a.w.a.w dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.3K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan