zatilmutieAvatar border
TS
zatilmutie
Ingin Menikmati Sensasi Kuliner Ala Kolonial Kota Semarang? Mampir Saja Di Toko Oen




Ingin bernostalgia ke zaman penjajahan alias zaman kolonial dan Jepang? Referensi kali ini saya berikan bagi Agan Sista yang ingin menikmati sensasi Tempo Doeloe yang masih melekat di kota Semarang.



Ya, kota yang dikenal memiliki banyak peninggalan sejarah di jaman kolonial dari mulai bangunan hingga kuliner. Gansis dapat menemukan toko yang terkenal dan legendaris di Semarang, ialah Toko Oen. Restoran dengan nuansa tempo dulu ini dari namanya saja terlihat sentuhan Tionghoa.

Toko yang masih mempertahankan gaya arsitektur lama ini tak tergiur untuk mengikuti perkembangan arsitektur modern. Toko ini terkenal dengan es krimnya yang homemade dan mesinnya produksi Italia tahun 1920-an.





Jika Gansis ingin mengunjungi dan menikmati segarnya es krim homemade. Lokasi: Jl. Pemuda No.52, Bangunharjo, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang. Yang selalu buka setiap hari pada pukul 10.00-21.00.



Toko Oen sangat mudah untuk dijangkau dan ditemukan, karena toko ikonik ini tepat berada di pinggi jalan utama. Sekarang pemiliknya sudah memasuki generasi ketiga dari Pemilik pertamanya.

Toko itu didirikan pertama kali pada 1922 di Yogyakarta. Lalu membuka cabang di Semarang pada 1936. Dari sejarah yang tercatat. Etnis Tionghoa datang ke Nusantara khususnya Semarang. Etnis Tionghoa pertama kali berlabuh di Kota Semarang, Jawa Tengah bertujuan untuk melakukan perdagangan. Mereka berlabuh di wilayah Mangkang, Kecamatan Semarang Barat yang saat itu bisa disinggahi kapal besar jenis Jonk atau Wakang Tjoen. Sekitar abad ke-5 Masehi.

Lalu terjadi akulturasi atau pembauran antara etnis Tionghoa dan warga pribumi Kota Semarang. Apalagi beberapa lelaki etnis Tionghoa saat itu tidak membawa serta para istri mereka dari China. Munculah etnis Tionghoa yang merupakan keturunan akibat pernikahan dengan warga asli.

Tak heran, di Semarang banyak keturunan etnis Tionghoa mengenakan kebaya, berambut konde (sanggul) dan mengunyah kinang (daun sirih) layaknya perempuan asli jawa.

Toko Oen menghormati seluruh kepercayaan dan membaur dengan masyarakat. Sebagai contoh mereka ikut menyediakan aneka parsel hari raya iedul fitri, natal, paskah, atau kepercayaan mereka sendiri yaitu imlek.







Beralih ke menu lainnya yang merupakan ciri khas Toko Oen. Yaitu adanya menu kolonial Belanda. Beberapa menu tersebut seperti Uitsmijter, Kastengels, hingga Huzarensalade. Berdasar menu unik ini banyak turis Eropa terutama Belanda mengunjungi toko ini.








Selain itu ada menu chinese dan lokal seperti:



Bakmie goreng, nasi goreng, nasi capcay, nasi lidah sapi dll.

Selain menikmati makanan khas kolonial, Gansis juga bisa merasakan suasana di tahun 1920-an dari desain interior dan eksterior.

Ada meja-meja lawas, pajangan lawas, bingkai foto lawas, lemari kue lawas, dan semua interior yang serba lawas. Pun makin tampak lawas dengan pemandangan atap tinggi dan sudut-sudut ruangan yang melengkung. Padahal kini usianya sudah 85 tahun tepat 16 April kemarin.

Jadi citarasa makanan dan suasana ini akan membuat Gansis merasakan menjadi noni Belanda atau para kompenišŸ˜.

Bagaimana, Gansis tertarik mengunjungi salah satu ikon kuliner kota Semarang yang bernuasa zaman kolonial?

Opini pribadi
Referensi
klik
Gambar:
Toko Oen
Diubah oleh zatilmutie 01-05-2021 06:51
trifatoyahAvatar border
eyefirst2Avatar border
abahaquariusAvatar border
abahaquarius dan 5 lainnya memberi reputasi
6
667
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan