kunyilkuAvatar border
TS
kunyilku
Pembelajaran Daring Yang Sudah 1st Anniversary Aja
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Hai agan dan sista semuanya.
Welcome back to my thread.
emoticon-Kaskus Banget


Kali ini ane mau ngulik tentang fenomena yang terjadi dilingkungan kita yang terjadi sejak pandemi awal berlangsung, yakni belajar daring.
Spoiler for Contoh Daring:


Mohon doanya ya gan, semoga thread ane ini bisa lolos oleh akang Kurator seperti threads ane sebelumnya. Syukur-syukur bisa jadi Hot Thread lagi seperti yang telah lalu.



Lanjut lagi ya gan. Ada beberapa istilah yang familiar terkait pembelajaran selama pandemi berlangsung, diantaranya ada daring dan ada Luring. Hehehe. Familiar banget kan gan?
Namun tidak banyak diantara kita yang mengerti tentang kepanjangan dari istilah tersebut. Daring sendiri artinya adalah dalam jaringan alias online, sementara untuk Luring memiliki arti Luar Jaringan alias tatap muka (entah belajar tatap muka ke sekolahan secara bergantian terjadwal, atau ke rumah guru/ siswa secara bergantian). Jadi begitulah gan kurang lebih penjelasannya.
emoticon-Malu

Nah tak terasa sudah adek-adek kita, bahkan mungkin putra-putri kita, telah melaksanakan pembelajaran khusus ini selama 1 tahun dan sudah mau hampir 2 ramadhan gan. emoticon-Ngakak . Banyak banget hal-hal tak terduga yang sebelumnya mungkin tak pernah terjadi di proses pembelajaran pada sistem pendidikan kita yang mana akhirnya terjadi juga.

emoticon-Sundul Up


Masih inget pada zaman Dahulu kala, saat kita dapat liburan 1 pekan atau 2 pekan saja senengnya bukan main. Bahkan kita pernah merasakan liburan 1 bulan penuh di bulan Ramadhan saat zaman Presiden Gusdur (yang kemudian liburan seperti itu tidak pernah terjadi lagi). Kita bisa jalan-jalan kemanapun kita mau, kita mau main bareng teman-teman sesuka hati (seperti renang di sungai, nyari ikan di sawah/ tambak, main layang2, dsj), bahkan kita bisa menyalurkan hobi-hobi yang telah lama terpendam karena waktu liburan yang cenderung terasa singkat. Malah kadang kalau waktu liburannya mau habis pun kayak terasa duh cepet banget rek besok sudah mulai masuk lagi.
emoticon-Turut Berduka . Eh sekarang malah kesampaian liburan yang super duper panjang (alias tanggal merah delima ga pake datang ke sekolah 🥳) namun yang mengalami anak-anak kita dan adek-adek kita. 🤣 Ya walupun ga beneran tanggal merah yang berrati libur sih gan.

Lalu saat dulu saat ane ini ngeliat TV atau Film luar negeri kemudian ada scene tentang cara pembelajaran mereka yang udah futuristik (yakni pake gadget, laptop, kirim2 tugas lewat internet yang saat itu internet masih barang yang mewah alias harus sambang ke warnet dulu) itu ane ngeliatnya kayak keren banget. Sampai sempat berfikir kapan ya di Indonesia bisa mengadopsi gaya pembelajaran yang keren begitu. Ehh, sekarang kena masa pandemi begini, hampir semua khayalan itu telah terwujud gan.
emoticon-Mewek

Spoiler for Keren:

Selanjutnya di mari ini ane bisa ngulik tentang fenomena-fenomena atau dampak yang terjadi selama proses pembelajaran online yang telah berlangsung selama kurang lebih 1 tahun berjalan ini:

1. Lelah persiapan
Yes gan. Mengajar online itu ga seenak yang dikira. Para guru diharuskan melakukan persiapan ngajar yg ekstra. Persiapan materi yang disusun secara digital yang hendak diajarkan pada pertemuan mendatang. Kalau sebelumnya para guru hanya perlu membuka materi dari buku ajar, kemudian menerangkan teori dalam bentuk lisan lalu memberikan tambahan penjelasan melalui media penulisan/ penjabaran di papan tulis, maka dalam edisi pembelajaran ala pandemi ini para guru diharuskan mempersiapkan materi ajar tersebut dalam bentuk presentasi.
emoticon-Hot News
Diantaranya ada beberapa metode yang telah dipergunakan oleh para guru.
Ada yang merangkum ulang lewat media Power Point untuk selanjutnya ditampilkan dalam slide show.
Ada pula yang merekam materi ajar dalam bentuk video berisi Micro teaching sang guru, bahkan ada pula yang menuliskan materi tersebut didalam file Ms Word yang selanjutnya nanti dipresentasikam dalam bentuk share screen (alias tampilan layar aplikasi belajarnya berisi tampilam layar Ms Word tadi).
Spoiler for 😭:

Itupun tidak bisa maksimal diterapkan di sekolah2 yang kurang memiliki basis sumber daya yang mumpuni (baik sang guru maupun sang murid) ataupun layanan jaringan internet yang memadai untuk speed dan kestabilan sinyalnya.
Untuk sekolah yang (maaf) agak pelosok, pembelajaran model seperti itu sangat- sangat butuh perjuangan gan (sinyal dsj), bahkan ada beberapa sekolah yang saat itu hanya kirim materi ajar dan kirim hasil tugas hanya by WhatsApp/ app chat sejenis dikarenakan minimnya support sumber daya.


2. Psikologi yang tertekan.
Lelah gan. Ga hanya gurunya, muridnya pun juga lelah mengikuti PBM online yang mana dia hanya sendirian dikamarnya menghadap ke depan layar tanpa ada teman yang bisa diajak bicara atau bercandaan receh ( biar tidak stress saat proses pembelajaran berlangsung). emoticon-No Hope
Disamping itu, pembelajaran ala daring begini pastinya akan meninggalkan banyak tugas mingguan buat para murid. Ya salah satu bukti siswa mengikuti pembelajarannya adalah dengan wujud pengumpulan tugas yang telah diberikan oleh sang guru di hampir setiap pertemuannya.
Jangan ditanya seberapa menjenuhkannya gan? Banget pakek ngett.
Spoiler for Syedih:

Tugas yang bertubi-tubi tersebut juga datangnya dari berbagai mata pelajaran dan hampir diberikan setiap pekannya. Bayangkan saja semisal dalam sepekan ada sekitar 8 Mata Pelajaran. Maka hitungannya dalam 1 bulan para murid harus mengerjakan 8 Materi X 4 pekan = 32 Penugasan. Wow banget pokoknya. Untuk gurunya? Sama gan. Harus ngoreksi 1 per 1 tugas siswa setiap kelasnya dalam sepekan. Dalam 1 kelas sekira kurang lebih siswanya ada 25. Lah sang guru juga mengajarnya tidak hanya di 1 kelas, namun di banyak kelas. So?
emoticon-Turut Berduka


3. Ekstra Biaya Untuk Akses Internet
Kemudian kendala lain yang perlu dihadapin adalah tentunya harus adanya jaringan internet yang memadai dan tentunya stabil. Karena seperti yang ada di meme yakni ada pepatah yang mengatakan bahwa saat pembelajaran on line itu adalah harus berprinsip "otot kuota balung wifi". Hahahaha. emoticon-Ngakak. Ya tentunya kesemua itu untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran baik itu sang guru maupun sang murid.
Memang sih dari pemerintah telah memberikan bantuan berupa kuota data atau ada yang berupa kartu perdana. Namun sayangnya beberapa bantuan tersebut (kuota data/ kartu perdana) itu paketannya terkadang tidak bisa dipergunakan untuk mengakses aplikasi pembelajaran ataupun untuk browsing dalam proses penyelesaian tugas belajar siswa. Ya walaupun kadang masih bisa diakali oleh aplikasi pihak ke 3, namun lagi-lagi tidak semua siswa bisa mengoprek2 caranya. Sehingga mau tidak mau pihak walimurid pun juga harus menyediakan ekstra duit buat support beli kuota karena tidak semuanya ready wifi di masing-masing kediaman. Bayangin gan, para murid harus masuk kelas dari jam 7.30-13.30. mengikuti pembelajaran yang segitu lamanya dan harus stay di channel belajaranya. Berapa banyak kuota yang telah dihabiskan, apalagi bila mata pelajaran tersebut diharuskan menyalakan camera, dan siswa sekelas menyalakan camera semua. Kuota data yang dihabiskan pasti sangat tinggi sekali. Perdetiknya udah jalan 150kb/s macam kayak kita lagi nonton yousube gan kecepatannya.
emoticon-Turut Berduka
Bahkan beberapa walisantri ada yang sampai rela pasang wifi secara sharing dengan tetangga samping rumah yang sebelumnya ga ada niatan buat pasang wifi demi untuk menekan biaya dari penggunaan internet tersebut agar lancarnya belajar sang buah hati. Perjuangan ekstra ya gan sis sekalian. 😭


4. Ekstra gadget
Items juga tentunya dibutuhkan gan. Coba kita bisa bayangkan proses pembelajaran daring yang sudah dimulai sedari pukul 7.30 hingga 13.30 an (di tempat lain kemungkinan jam belajarnya berbeda) yang mana memerlukan long durability battery life, yang mana bisa diraih dengan (mungkin) pc atau laptop. Namun sayangnya tidak semua murid memiliki benda tersebut. Akhirnya sang murid harus mempergunakan ponsel mereka untuk mengikuti proses PBM daring yang harus diikuti dari jam pertama hingga jam terakhir yang pastinya power battery ponsel tidaklah kuat sepanjang waktu itu yang artinya Kondisi Battery yg tidak memadai. Disinilah dibutuhkannya cadangan gadget untuk terus mendukung kehadiran mengikuti pembelajaran. Ya memang sih ponsel bisa dicharge sambil belajar tapi kan ya susah kalau setiap belajar harus sambil ngecharge ponsel.
Spoiler for 😭:

Belum lagi untuk keluarga yang sangat terbatas ketersediaan ponselnya namun putra-putrinya belajar online di kelas-kelas yang berbeda. Alias memiliki beberapa putra/ putri yang tengah melaksanakan kegiatan belajar daring secara bersamaan waktunya.
Makin pening gan. 😭. Akhirnya pihak walimurid pun beberapa kali minta izin kepada guru yang tengah mengajar untuk putranya karena tidak bisa mengikuti PBM disebabkan terbatasnya ketersediaan perangkat belajar dirumah.


5. Murid kurang seberapa bisa menyerap materi.
Yes gan. Ini adalah masalah serius dalam pembelajaran daring.
Ketika pembelajaran berlangsung pastinya banyak sekali kendala yang ditemui terutama dari penyaji pembelajaran, yakni sang guru. Ada beberapa kendala yang sering dialami oleh para pengajar diantaranya yang paling umum adalah terganggunya sinyal, lalu error pada aplikasi belajar atau browser (reconnecting, camera error, suara error), bahkan terkadang gadget/ laptop yang overheat atau ngehang.
Spoiler for yuhuu:

Nah kemudian kendala yang dialami oleh pengajar tersebut sedikit banyak juga pastinya berefek pada penerimaan materi oleh para murid.
Padahal ketika saat belajar tatap muka saja anak kadang tidak seberapa paham. Apalagi saat online.
Kalau ketika tatap muka itu bila ditemui murid yang tidak seberapa paham pelajarannya bisa menanyakan ulang ke gurunya atau bisa juga ke temannya.
Artinya, Saat pembelajaran masih dilakukan secara klasikal di kelas (sebelum pandemi), para siswa yang kurang bisa memahami penjelasan sang guru masih bisa bertanya kepada teman duduk disampingnya, lah saat di belajar online hendak bertanya siapa? Mungkin bisa ke Google sih, tapi pastinya ga senyaman kayak ke temannya tadi.
emoticon-Cape deeehh


6. Management waktu yang buruk.
Ini adalah salah satu dampak yang terbesar yang dihadapi oleh para murid dan walimurid pula tentunya. Saat pembelajaran sebelum pandemi, semua berjalan normal sesuai dengan rangkaian kegiatan harian. Bangun tidur, ibadah pagi, mandi, sarapan, persiapan sekolah, lalu otw sekolah yang kadang berangkatnya berbarengan dengan orang tua berangkat bekerja.
Namun saat pandemi berlangsung, siklus tersebut banyak berubah. Mungkin di awal pembelajaran online, jadwal rutin harian tersebut masih bisa terlaksana. Namun semakin kesini, kadang ada murid yang bangun tidur langsung masuk kelas online buka laptop buka ponsel lalu ON. Padahal masih rembes dan belum cuci muka. 🤣.
Spoiler for 😂:

Lalu seiring berjalannya waktu, para Siswa pun mulai banyak timbul rasa bosan dan jenuh dengan proses pembelajaran dan tugas yang datang bertubi-tubi. Yang akhirnya ya banyak dibiarkan begitu saja. Pending dulu nanti malam saja mengerjakannya. Lalu saat malam tiba waktunya begadang eh disambi mabar dan ngegame. Lalu ketika esok paginya PBM berlangsung mereka yang tipikal anak easy going tersebut kurang minat mengikuti PBM, camera dan microphone off dengan alasan error, ditinggal Chattingan dg teman, Youtuban, kadang lanjutin mabar yang sempat tertunda. Kasihan teman-teman siswa lainnya yang berusaha untuk mengikuti proses PBM daring dengan serius menjadi terganggu dengan sikap murid-murid lain yang acuh tersebut. Walimurid yang mendapat informasi terkait kondisi tersebut pun juga tentunya tidak bisa memantau putra-putri mereka dirumah secara terus menerus karena ada kesibukan kerja ataupun juga mengurus keperluan rumah tangga.


7. Biaya SPP Bulanan
Pembiayaan bulanan yang banyak dikeluhkan oleh para walimurid gan. Ya gimana ga berat gan, pembelajaran dilaksanakan di rumah masing-masing secara online sementara pembayaran SPP bulanan pun terbilang masih tinggi (walaupun sudah ada potongan). Dan hal ini pun tidak hanya dirasakan oleh para walimurid gan sis. Yang kuliah pun juga merasakan hal yang sama. Berat di ongkos. ya gimana ga berat ya gan, kondisi ekonomi keluarga sedang terpuruk karena efek pandemi. Ada yang omzet menurun, bahkan hingga gulung tikar. Bahkan ada pula yang orang tuanya terkena PHK di tempat kerjanya. Pukulan berat gan.
Bahkan ada beberapa walimurid yang enggan membayar SPP dengan alasan anaknya tidak belajar ke sekolah.
emoticon-Cape deeehh
Ya selama nomor induk siswa masih aktif di sekolah tersebut ya tentunya hak dan kewajibannya harus dipenuhi dunk gan. Pihak sekolah sendiri juga tentunya membutuhkan pendanaan operasional (tagihan operasional bulanan, Gaji Guru dan Tenaga kependidikan, perawatan alat fasilitas sekolah, perawatan gedung dan lingkungan sekokah) untuk menjalankan proses administrasi keberlangsungan perjalanan sekolah dan lembaga. Terutama sekolah- sekolah swasta yang tentunya sumber pembiayaan operasionalnya tidaklah sekuat sekolah yang berada dibawah naungan pemerintah.



8. Munculnya kebiasaan kurang bagus
Yes gan, kebiasan-kebiasaan yang kurang bagus mulai bermunculan semenjak pertengahan proses PBM daring. Setelah setengah tahun berjalan, kita bisa melihat protokol kesehatan yang mulai ditinggalkan. Sore-sore banyak anak-anak yang mulai bermain bola di lapangan terbuka. Kemudian ketika malam hari juga kerap bergerombol berkerumun yang kurang berfaedah. Mereka bergerombol main bareng (Mabar) game online sampai dini hari. Bahkan ada yang sampai membuat kegiatan kerumunan lain yang tidak kalah menghebohkan dan sempat viral, yakni turnamen balap sepeda angin liar yang sering menggangu kemanan dan kenyamanan publik sehingga petugas terkait harus turun tangan untuk membubarkan dan sampai ada sepeda yang diangkut juga. Dan Joki dari turnamen sepeda angin liar itupun banyak yang masih usia sekolah. Miris gan. Seharusnya di malam hari waktunya belajar di rumah atau beristirahat untuk persiapan belajar di keesokan harinya. Banyak orang tua yang juga sudah sampai lepas tangan karena cukup susah dan kelelahan untuk mengendalikan putra putrinya.


Jadi demikian lah gan beberapa hal yang terjadi selama pembelajaran daring yang telah berlangsung selama kurang lebih setahun terakhir.

Kurang lebihnya agan dan sista bisa bantu ane buat mengisinya di kolom bawah ya gansis sekalian.

Akhirul kalam sebelum ane closing, agan dan sista bisa juga mampir di thread ane yang lain berikut ini :
1. Modif Ringan Ini Bikin Scoopy ESP FI Kamu Makin Kece Dan Ngacir Gan
2. Review Tote bag Murah STARBUCKS
3. Belajar Oli Motor Di Sini Saja
4. Pembelajaran Daring Sudah 1 Anniversary aja gan.
5. Motor Matic : Kelebihannya dan Perawatannya. Very Simple gan
emoticon-Sundul Up


Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

emoticon-Shakehand2
Diubah oleh kunyilku 14-04-2021 10:20
emineminnaAvatar border
drajadridwanAvatar border
blezzernetAvatar border
blezzernet dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.5K
95
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan