Untukmu sista yang disana,

sumber
Hai sis,Iya dirimu yang jauh disana
yang entah dimanapun engkau berada
atau dengan siapa kau bahagia.

tiga belas tahun lalu
iya tahun dimana surat terakhir dariku
kukirim untukmu
ternyata tak lagi kau balas,

sejak tahun itu
tahun dimana rindu itu tak lagi tertulis dari penamu
tak lagi kubaca kata demi kata darimu
Tak ada lagi getar ku buka surat darimu.


hai sis,
sekarang tiga belas tahunpun berlalu
kutahu bahagiamu tentu bukan denganku
sama halnya diriku telah menemukan bahagiaku
yang juga tanpamu
tapi masih kusimpan tulisan penamu
bukan masih ku berharap padamu
Hanya itu
memang hanya itu kenangan darimu
yang masih ada padaku
Bukan hanya rindu
Hanya sedikit cara mengenangmu.

Untukmu sista yang disana,
Hai sis, saat itupun aku juga tahu surat terdahulu yang sempat kau tulis tanpa tahu
akan apa yang terbuktikan waktu
atau apa yang akan terkhianati waktu
sama sepertiku semuanyapun berlalu
tanpamu tanpa senyumanmu di secarik surat kertasmu
Perlahan pergi dariku dirimu
tak ku terima lagi surat - suratmu
tak tercium harum kertasmu
tak juga kubaca lagi kalimat syahdumu
indah tulismu
tak mampu lari dari kenanganku



Untukmu sista yang disana,

Hari ini kubaca lagi surat darimu, yang masih rapi dalam satu buku.
Walau wanginya tak seharum dulu
Kata perkatapun mulai kusut termakan oleh waktu
Tapi kutemukan satu, masih terkadung didalamnya rindu
Rindu yang selalu menunggu
Masih ada satu suratmu yang kutunggu
Balasan dari suratku yang terdahulu.


Untukmu sista yang disana,


Kini sengaja kutulis surat ini untukmu.
meski takkan lagi kutunggu balasanmu
takkan lagi kuharap tanggapanmu
karna diriku sendiri sendiri ragu
apa surat terakhirku ini akan sampai kepadamu
pun sampai kehatimu


hai sis teruskan saja hidupmu
dengan bahagiamu yang baru
takkan datang lagi diriku
seperti tiga belas tahun yang lalu
bahwa pernah satu waktu
aku dan kamu hampir jadi satu








Seperti matahari yang paham cara berpamitan, meninggalkan keindahan dibatas perpisahan