السلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Umi ...... masih ingatkah waktu pertama kali Q datang ke rumahmu ?
Trek ..... trek .... trek ...... Trek ..... trek .... trek ...... Trek ..... trek .... trek ......
Suara motor tua menggema di malam itu menembus sepinya kampung kelahiranmu
 

Q kuatkan hati dan Q beranikan diri melangkahkan kakiQ menuju tempat tinggalmu
Satu niatQ, menggenapi sunah Nabi dengan mencari “Teman Sejati” yang selama ini Qcari
Separuh agama harus segera Qraih demi masa depanku nanti
Umi ......  sebenarnya rasa pecaya diriQ waktu itu sangat minim
Banyak kekurangan dan kelemahan yang Q rasakan dan belum sanggup Q tutupi
Namun ....... usia semakin memburu,
Semakin lama ..... semakin jauh khayalanku bisa tercapai jika AQ terus begini
 

Maka....... dengan bismillah kumulailah upaya meraih masa depan yang Q impikan
Dan ....... Alhamdulillah, kamu menerima dengan baik kedatanganQ dengan senyum tipismu
Waktupun berjalan dengan cepat dan akhirnya separuh agama yang Qharapkan darimu terwujud menjadi kenyataan.
Engkau terima AQ apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelemahan yang Q punya
Kini ... 3 buah hati kita telah tumbuh dengan membahagiakan
Menjadi kebangaan kita, menjadi penerus semua harapan kita
Menjadi permata-permata kita yang kita harapkan bisa membawa kita menjadi keluarga yang bahagia dunia sampai akhirat

Umi .... terima kasih atas semua yang telah engkau berikan padaQ
Sungguh .........  AQ merasakan kebahagiaan yang tiada tara saat ini
Kebahagiaan yang tidak bisa  diukur dengan kata-kata dan ucapan
Karena ... begitulah AQ
Pria yang menemanimu selama ini dalam kehidupanmu
Tidak pandai membuat rangkaian kata yang bisa membawamu melayang ke angkasa
Hanya bisa tersenyum dan mengucap seadanya
 
Sekali lagi ....... terima kasih Umi.
“You are my love forever”
“May Allah bring us together in heaven later. Amen”
 
Pekalongan, Medio februari 2021
Your Love : Abi