Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dear Ibu Tersayang

Mendengar kabarmu terbaring lemah di tempat tidur, membuat hatiku bagai tersayat belati tajam, hatiku sakit sangat sakit, ingin sekali berjumpa denganmu walau hanya sekali. Namun, jarak memisahkan kita, kau begitu jauh di pandang mata namun dekat di hati.

Ibu, kau adalah guruku tercinta penerang dalam gelap, petunjuk jalan kebenaran, kasih dan cintamu lebih dari seorang Ibu kandung kepada anaknya, ketika aku terjatuh kau rangkul aku seperti anakmu sendiri, tangan halusmu membelai lembut kepalaku, luka akibat benturan tembok di kepala saat aku jatuh kau obati dengan penuh ketelatenan. Kau peluk aku dengan hangat kurasakan kenyamanan dalam pelukanmu, kau mampu mengobati rasa rindu kepada mamah saat jauh dariku, kau bagaikan pengganti yang selalu ada menemani.

Ibu, ilmu yang kau ajarkan teramat berharga untukku hingga aku tak mampu membalasnya, dulu aku datang dengan tangan hampa. Tapi kau sambut aku dengan terbuka, kau tak pernah membeda-bedakan ku dengan semua santri didikanmu, kau mengajarkanku dengan penuh ketelatenan walau otakku lambat menyerap apa yang kau ajarkan. Tapi dengan ketelatenan dan kesabaranmu, aku tahu arti dalam hidup dan ilmu yang kau ajarkan sedikit demi sedikit menyerap. Ibu kau adalah guru tanpa tanda jasa, kau tak menuntut apa yang kau beri, kau begitu baik hingga aku tidak bisa membalas jasa-jasamu.

Semoga semua yang kau lakukan menjadi ladang pahala dan menjadi Ibadah.

Ibu, cinta dan kasihku selalu tercurah untukmu, dalam setiap doaku namamu selalu tersemat.

Terkenang selalu saat-saat bersamamu, bercanda tertawa bahagia, semua terukir indah dalam memori, takkan pernah terlupakan.

Saat-saat terakhir kebersamaan kau ucapkan satu kata, " jangan lupa kembali lagi." Itu kata-kata terakhirmu saat aku pulang dari pondok pesantrenmu.

Kini aku ingin kembali kepadamu, menemanimu di kala kau sedih, bahagia, sehat senang, aku ingin menghabiskan waktuku bersama aku sangat merindukanmu. Aku rindu menghafal ayat demi ayat bersamamu.

Mendengar kabarmu terbaring lemah air mataku tak mampu kubendung, aku tak kuasa menahannya.

Hanya satu pintaku semoga penyakitmu cepat di angkat dan menjadi penggugur dosa.

Aku selalu berdoa semoga kau selalu bahagia dan selalu dalam lindungan Allah Subhanallah ta'ala.

Kukirimkan surat ini untukmu semoga bisa mengobati rindu yang kian mendalam.

Salam sayang dari anak didikmu.

Wassalamualaikum warahmatuklahi Wabarakatuh