Yogyakarta pagi ini malu-malu menampakkan sinar keelokannya. Yang katanya kota bersejarah, membuat hatiku gerah. Bukan perihal gudeg atau bakpia, ini perihal kamu. Apa kabar dirimu kawan? Teman masa kecilku. Ku dengar, kini kamu telah memilih seseorang pendamping baru yang akan menemanimu sepanjang hari. Syafiq, aku rindu bercengkrama denganmu. Aku rindu bermain petak umpet bersamamu, melihat bintang di balkon rumahmu. Ah iya, apa kabar adikmu Abian? Apa kabar tante Fitri dan om Irawan? Semoga baik-baik saja ya. Aku tak perlu menanyakan kabarmu ya Syafiq? Karna aku tahu, kamu pasti begitu bersemangat.

Syafiq, bukan tentang siapa yang kau pilih. Namun, tentang insan yang memang ingin restu illahi juga memerbaiki diri. Bukan siapa yang paling pantas, tapi siapa yang bertahan dalam badai kehampaan. Bukan perihal keelokan wajah, tapi ini perkara membangun bahtera rumah tangga.

Kilau kudus selalu kudamba beberapa hari terakhir sebelum mendengar kabarmu dari papa. Syafiq, janji masa kecil kita yang pernah kau ukir jelas di memori ini kini hancur lebur. Sempat kumaki, kubenci, dan kusesali. Takdir yang kukutuk ribuan kali karna mendengar kabar itu dari papa, bukan langsung darimu. Tuhan Maha Baik, menciptakan kisah indah untukmu. Tapi kini ku coba untuk mengikhlaskanmu. Derai haru cairan suci di pelupuk mata. Harapku suci, semoga Tuhan merestui kalian, semoga semesta mengamini.

Untuk hati yang telah berharap lalu ku sia-siakan. Kata maaf ribuan maaf telah terangkai lewat kemuning pagi hari. Maafkan karena telah mambuatmu menunggu, maafkan karena telah membuat luka, kemudian telah menancap pada sekat-sekat dada. Kuberitahukan padamu, lewat bait-bait embun pagi juga lewat keheningan-keheningan malam. Takdirmu, bukanlah aku. Biarlah masa ini menjadi kenangan, tak usah kau ungkit segala kenangan. Jadikan pelajaran, kelak hatimu dan hatiku akan dikuatkan. Jangan pula kau umpamakan aku deengan hujan karena ia hanyalah rintik kenangan yang jatuh bersamaan. Karena hati yang patah, akan membuatmu bijak menentukan langkah.

Selamat atas pernikahanmu, semoga semesta merestui. Aku bahagia melihatmu bahagia.