diaz420Avatar border
TS
diaz420
Frank Serpico : Kisah Heroik Si Polisi "Tukang Cepu"


Frank Vincent Serpicoadalah seorang pensiunan Departemen Kepolisian New York (NYPD) kelahiran 14 April 1936 di kota Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Beliau adalah putra bungsu dari pasangan Vincenzo dan Maria Giovanna Serpico. Kedua orang tua Beliau merupakan imigran asal kota Marigliano, Italia. Beliau memiliki kewarganegaraan ganda, Amerika dan Italia.

Di usianya yang ke-17, Beliau pernah mengabdi sebagai Tentara Nasional Amerika Serikat dan ditugaskan ke Korea Selatan selama 2 tahun lamanya. Setelah itu, Beliau pun berkuliah di Universitas Brooklyn sembari mengambil pekerjaan sampingan sebagai detektif swasta. Usai lulus dari Universitas Brooklyn, Beliau mengambil kuliah jurusan Sains di Universitas Kota New York.

Karier Beliau sebagai seorang Polisi dimulai pada tanggal 11 September 1959. Beliau menjalani masa percobaan (probation) selama 6 bulan lamanya. Setelah menjalani masa percobaan, Beliau mulai bergabung ke dalam Badan Reserse NYPD dan bertugas dalam melakukan penyelidikan.

Selama Beliau bertugas, Beliau merasa ada yang janggal dengan tempat kerjanya. Dengan memanfaatkan tugasnya, Beliau pun melakukan penyelidikan terhadap tempat kerjanya itu. Dan ternyata, ada sebuah tindakan korupsi dan pemerasan di NYPD. Penyelidikannya bermula di tahun 1967, kala itu Beliau berhasil menguak bukti dan fakta mengenai tindakan korupsi dan pemerasan yang dilakukan oleh oknum Polisi NYPD. Penyelidikannya sendiri dilakukan di 3 kota di sekitaran negara bagian New York, yakni Brooklyn, Bronx dan Manhattan. Beliau melaporkan temuannya kepada sang atasan, namun laporannya itu malah tidak digubris. Sampai satu waktu, Beliau bertemu dengan David Durk, yang juga seorang Polisi. Bersama David, Beliau berhasil mendapatkan bukti yang sangat valid dan tidak dapat dibantahkan lagi. Lantas, Beliau melaporkan temuannya langsung ke media New York Times pada 25 April 1970.

Publik pun digegerkan dengan fakta bahwa ada hal busuk dibalik kredibilitas NYPD sebagai "Departemen Kepolisian Terbaik di New York". Dan nama Frank Serpico juga turut viral berkat penyelidikannya. Dari sini, Frank mendapatkan julukan "Tukang Cepu" (orang yang suka mengadu). Guna penyelidikan lebih lanjut, salah satu petinggi pemerintahan AS bernama Mayor John Vliet Lindsay mendirikan sebuah badan penyelidik bernama Knapp Commission. Organisasi ini hanya diikuti oleh 5 orang pejabat yang ditunjuk langsung oleh Mayor Lindsay, mereka adalah Whitman Knapp, Arnold Bauman, Joseph Monserrat, Franklin Augustine Thomas dan Cyrus Vance. Di tengah proses penyelidikan, Arnold Bauman digantikan oleh John Emilio Sprizzo. Pada organisasi ini, Whitman Knapp ditunjuk sebagai ketuanya.

Suatu malam tanggal 3 Februari 1971, Frank Serpico bersama 3 orang rekannya ditugaskan untuk melakukan penangkapan pelaku pengedaran narkoba. Lokasi TKP berada di 778 Driggs Avenue, Williamsburg, Brooklyn. Proses penangkapan pun dimulai. Frank bersama salah satu rekannya masuk ke dalam sebuah apartemen yang diduga sebagai tempat transaksi narkoba, sementara 2 orang rekannya yang lain menunggu di luar apartemen. Setelah masuk, Frank berhasil meringkus 2 orang pelaku yang diduga sebagai pembeli barang haram tersebut. Bersama dengan 2 orang pelaku tadi, ditemukan juga 2 bungkusan berisi heroin.

Setelah si pembeli tertangkap, kini tersisa si penjual yang belum ditangkap. Frank meminta 2 rekannya yang berada diluar apartemen untuk mengamankan para pelaku bersama dengan barang bukti. Lalu, Frank pun kembali ke dalam dan menyamar sebagai pembeli. Berdasarkan informasi dari kedua pelaku, Frank dan salah satu rekannya berhasil menemukan kamar si penjual. Frank mengetuk pintu kamar si penjual narkoba, saat si penjual membuka pintunya, tiba-tiba Frank terjatuh akibat terkena pukulan di belakang kepalanya. Dalam kondisi setengah sadar, Frank dan si penjual narkoba saling todong menodong senjata. Lalu…








































DORRR!!!

Frank tak sadarkan diri setelahnya. Beruntung, Beliau berhasil selamat, namun Beliau mendapatkan luka tembak serius di wajahnya. Peluru dari pistol si penjual narkoba bersarang di antara mata dan rahangnya. Akibatnya, peluru tersebut mengenai saraf pendengarannya dan membuat Beliau tuli sebelah sampai sekarang.

Setelah kondisinya sudah membaik, Frank mendapatkan kabar baik dan kabar mengejutkan. Kabar baiknya, si penjual narkoba yang diketahui bernama Edgar Echevarria berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara. Sementara itu, Beliau mendapatkan kabar mengejutkannya dari pengakuan beberapa orang pada saat penangkapan berlangsung. Rupanya, Frank ditemukan tak sadarkan diri di depan pintu kamar Edgar oleh salah seorang penghuni apartemen. Tidak ada seorangpun yang membantu Frank, bahkan ketiga rekannya pun tidak ditemukan. Si penghuni apartemen bergegas menelpon Polisi. Saat Polisi datang, mereka membawa Frank dan Edgar, si pelaku. Saat Polisi mengusut olah TKP, mereka juga mengkonfirmasi bahwa Frank berada di lokasi...sendirian. Ya, tepat saat Frank terjatuh setelah dipukul, semua rekannya Frank melarikan diri.

Sayangnya, tidak ada penyelidikan lebih lanjut terkait hal yang dialami oleh Frank. Apakah semua itu adalah jebakan? settingan? Atau mungkin...itu adalah bagian dari aksi balas dendam para oknum Polisi yang "merasa" terlibat dalam kasus korupsi tersebut? Tidak ada yang tahu. Bahkan, keberadaan rekannya Frank pun tidak diketahui setelah operasi penangkapan tersebut.

Sebagai penghormatan atas jasa dan keberaniannya, Frank Serpico dianugerahi medali Medal of Honor. Kemudian, di tanggal 15 Juni 1972, Frank Serpico memutuskan untuk pensiun sebagai Polisi. Setelah pensiun, Beliau sempat menetap di Swedia dan Belanda untuk menenangkan diri dan pikirannya. Selama di Eropa, Beliau memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita asal Belanda bernama Marianne. Dari pernikahannya dengan Marianne, Frank dianugerahi seorang putra bernama Alexander, yang lahir pada tanggal 15 Maret 1980. Sayangnya, Marianne harus pergi meninggalkan Frank untuk selamanya akibat penyakit kanker yang dialaminya.

Di masa pensiunnya, Frank juga aktif sebagai aktivis dalam membela keadilan bagi warga AS dari tindakan Police Brutality (tindak kekerasan, penindasan atau penganiayaan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok oknum Kepolisian terhadap warga sipil) yang dilakukan oleh para oknum Polisi di seluruh Amerika terhadap warga sipil (contoh kasus terbarunya kayak kasus kemarin yang #BlackLivesMatter itu).

Oh ya, kisah hidupnya Frank juga diabadikan ke dalam beberapa media pop culture, mulai dari film sampai buku biografi. Salah satu buku biografi yang menceritakan kisah hidup Beliau adalah "Serpico", karya seorang penulis dan jurnalis asal AS bernama Peter Maas, dirilis pada tahun 1973. Buku tersebut terjual sebanyak 3 juta kopi.



Kemudian, ada satu film Hollywood yang mengangkat kisah hidupnya Frank dengan judul yang sama dengan buku biografi karya Peter Maas. Film tersebut disutradarai oleh Sidney Lumet dan diperankan aktor Al Pacino sebagai pemeran utamanya, yakni Frank Serpico.



Menurut Al Pacino, saat proses produksi film "Serpico" dimulai, Al sempat mengundang Frank untuk menginap di kediamannya di kota Montauk, New York. Satu waktu, Al mengobrol dengan Frank dan menanyakan alasan dibalik keberaniannya dalam mengusut kasus korupsi di NYPD. Jawaban Frank adalah sebagai berikut.

Quote:


Yap, itu tadi sekilas tentang postingan kali ini. Kalau kalian punya pendapat, kritik dan saran, silahkan tulis aja di kolom komentar. Traktir Ane dengan segelas Cendol kalau kalian menyukai postingan ini, atau timpuk Ane pakai batu bata kalau kalian menganggap postingan ini kurang menarik.

Thanks for coming and see you on the next post.
-Diaz-

Quote:


Source :
Frank Serpico
fc88Avatar border
tien212700Avatar border
adrian.socia863Avatar border
adrian.socia863 dan 40 lainnya memberi reputasi
41
7.7K
91
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan