Bulan ini adalah bulan cinta, Valentine's day, tapi tetap saja aku tidak bisa membuka hubungan kita di depan publik. Kamu bilang karena kamu tidak seberani itu…


Aku pun sama!

Tapi aku sudah bosan kita terus bermain petak-umpet begini. Aku pun juga tidak yakin kok kalau saudara kembarku akan menerima cinta kita. Apalagi orang tuaku yang mormon itu pasti akan pingsan berdiri kalo mengetahui anaknya ini sudah punya kekasih.


Sayangku, maafkan aku. Untuk saat ini aku tidak akan menuntut banyak padamu. Bisa duduk di belakangmu di sepanjang jam pelajaran saja sudah sangat membuatku bahagia. Memang itu membuatku tidak konsen sih, kadang itu malah membuatku melamun karena memperhatikanmu memainkan rambut yang dikuncir ala kuda itu. Menggemaskan sekali. Dan aku juga ingin sekali sekedar menempelkan kepalaku yang pusing karena pelajaran ini di punggungmu. Tapi bagaimana bisa jika kita terkenal sebagai musuh bebuyutan di sekolahan. Untuk kita sekedar akrab saja pasti sudah terlihat aneh di mata teman-teman.


Sebenarnya, dari hatiku yang paling dalam aku ingin kita terlihat akrab di sekolahan sehingga aku bisa sesekali memegang tanganmu atau bersenda gurau denganmu atau kita bisa berada di satu kelompok yang sama.


Pacaran ala kita memang terbilang langka, kita hanya saling memotivasi dan memberi inspirasi. Kemarin di kelas Spanish kita berdialog bersama. Walau itu sebuah kebetulan karena kita berdua tidak menemukan partner, tapi buatku itu adalah sebuah rencana Tuhan. Gombalan dalam bahasa Spanyolmu itu memang lucu tapi juga romantis. Aku sempat memikirkannya lagi sebelum tidur dan berharap bisa membawanya di dalam mimpi dengan sedikit memberikan improvisasi.


Kamu surga duniaku sekarang. Terima kasih sudah mau bertahan dalam percintaan yang tidak menemukan ujung dan tujuan ini. I love you and happy Valentine my lovely April.