nitadanieAvatar border
TS
nitadanie
Aku, Tuhan Dan Dunia

sumber: google.com

Dear Tuhan

Tuhan,
Sejujurnya sudah sejak lama ingin ku tulis surat ini untukMu. Namun kesibukan duniawi membuatku lupa waktu. Jangankan untuk menulis, berdoa disetiap ibadahpun aku lupa entah kapan terakhir kali melakukannya. Banyak hal yang ingin ku ceritakan padaMu Tuhan. Aku lelah bercengkrama dengan dunia. Bercerita dengan dunia yang tak kunjung membuatku tenang.

Tuhan,
Kemarin dunia berkata padaku bahwa semua selalu indah pada waktunya.

Kuimbuhkan bahwa hanya jika hatiku cukup tabah dengan segala luka, caci maki, dan sumpah serapah yang sudah lebih dulu ku bayar di muka.

Tuhan,
Dunia bercerita bahwa ada pemenang maka lahir pecundang di bawahnya.
Kusela: pecundang bukan selalu mereka yang kalah dalam pertempuran di medan perang. Mereka adalah petarung bagi prinsipnya masing-masing. Tentu mereka tak berusaha untuk kalah.

Lalu Kukatakan: pecundang adalah mereka yang melarikan diri dari perang bahkan dari kata perang itu sendiri.


Aku jadi ingat cerita ayahku dahulu
Tentang Resi Brihaspati dengan Guru Sukra. Tentang pertempuran tiada henti antara dewata dan raksasa. Dengan bumbu asmara Dewayani dan Kacha yang rumit.

Aku tak mengerti.

Bagaimana bisa dalam perang ada asmara?

Dulu kuanggap kisah itu adalah dongeng sebelum tidur. Di mana perang hanya bicara yang benar menang dan yang salah kalah. Perang hanya bertukar bunyi pedang keadilan dan tombak kejayaan. Perang hanya bicara tentang kemenangan yang dahsyat dan menaburkan bunga atas kekalahan yang agung.

Kini aku mengerti. Karena saat ini aku juga sedang berperang dengan dunia. Aku bahkan hampir kalah. Tapi nyatanya aku juga mencintai dunia. Namun berbeda dengan Dewayani dan Kacha. Cinta mereka saling berbalas. Tapi dunia malah selalu menghianatiku. Seolah dunia hanya memanfaatkanku. Bayak waktu yang seharusnya kuberikan untukMu namun terbuang sia-sia hanya untuk dunia yang palsu.

Dan Kau tahu Tuhan? Betapa Bodohnya aku yang selalu memaafkan dan kembali terpesona pada rayuan dunia. Dan lagi, Saat hal itu terjadi aku merengek padaMu karena dunia lagi-lagi menghianatiku.

Tuhan, malam tadi aku berfikir, memikirkan..
Aku sudah setahun
Aku sudah lima tahun
Aku sudah dua belas tahun
Aku sudah dua puluh tahun
Aku sudah dua puluh enam tahun
Mungkin akan tiga puluh tahun
Empat puluh
Semoga tujuh puluh.
Dan apa yang ku dapat setelah berpuluh usia yang ku habiskan dengan dunia? Hanya fatamorgana, didalam kehausan dan kegersangan.

Banyak yang ku kejar, sementara yang sudah kau sediakan aku abaikan.
Banyak yang ku cari, sementara yang sudah kau beri aku acuhkan.

Semua yang ku ingat dari yang kupikirkan, apa yang menungguku setelahnya? Kau yang lebih tahu Tuhan.


Nita 17 februari 2020.
Diubah oleh nitadanie 17-02-2021 06:12
skydaveeAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan skydavee memberi reputasi
2
494
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan