Teruntuk Kamu yang Masih Merajai Hati

Assalamu'alaikum.

Dear kamu yang pernah mengisi hari. Bagaimana kabarmu di sana? Sudah lama, ya, kita tak saling sapa. Walau itu hanya melalui pesan WhatsApp.

Hei, masih ingatkah kamu denganku? Ini aku, wanita yang pernah kau beri harapan, lalu kau tinggalkan saat harapan itu telah mengakar kuat dalam dada.

Dear kamu, sudahkah menemukan penggantiku sekarang? Ataukah ... kamu masih seperti kamu yang dulu. Kamu yang selalu mengumbar janji-janji manis.
Lalu menghilang setelahnya?

Kuharap, kamu tak lagi melakukan itu. Cukup aku yang kaupatahkan. Jangan ada lagi korban berikutnya.



Hai, kamu. Aku ingin mengungkapkan satu hal. Bahwa meski berkali-kali hatiku kaupatahkan, aku masih tetap menyimpan rasa kepadamu. Harapku masih sama seperti dahulu. Tak ada yang berubah.

Satu pintaku pada Tuhan, semoga Ia berkenan untuk mempertemukan kita kembali. Menyatukan hati yang pernah saling merindu. Menyatukan jiwa yang pernah saling mengagumi.

Ya, meski aku pernah patah dan terpuruk, kehilangan sahabat yang berarti dalam hidupku karenamu. Rasa ini tetap mengakar kuat dalam hati. Sangat sulit bagiku untuk membencimu.

Jika ditanya mengapa demikian, aku tak bisa untuk menjawabnya. Bukankah cinta hadir tanpa diminta? Dan ... bukankah cinta tak butuh alasan? Jadi, jangan tanyakan itu kepadaku. Aku tak akan bisa untuk menjawabnya.

Kecuali jika kau menanyakan ini kepadaku, "Maukah kau menemaniku berjuang? Bersama melewati kerasnya kehidupan hingga hari tuaku?" Maka, aku akan menjawab, "Iya, aku bersedia."

Namun, sepertinya itu hanya anganku. Sebab kini, aku tak tahu apa pun tentangmu. Tentang keberadaanmu, juga tentang rasamu.

Kurasa, hanya itu yang ingin kusampaikan padamu. Semoga di sana, kau selalu bahagia.

Dariku, yang pernah menjadi alasanmu tersenyum dan tertawa. Yang pernah menjadikanmu tempat untuk bercerita, dan berkeluh kesah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

💞💞💞

Adiva Azzahra,
Gowa, 20 Februari 2021.

Gambar edit sendiri by pixellab.