Assalamu'alaikum Ray,

Waktu bergulir begitu cepat ya? Rasanya baru kemarin aku menulis surat cinta untukmu di Love Letter Season 4. Kini, izinkan aku menggoreskan tinta aksara untukmu, sekali lagi.

Ray,
Apakah kamu bahagia sekarang? Apakah menyenangkan menusukan pisau luka di hatiku sedalam ini? Tak adakah sedikitpun rasa bersalah yang terlintas dikepalamu?


13 Maret 2020,
Tepat ketika kau meninggalkanku. Kau memilih untuk kembali kepada mantanmu, wanita yang hadir lebih dulu dihidupmu.

Ray,
Aku tak pernah menyangka kau bisa sejahat ini. Semua kata-kata manis dan rayuanmu yang menggebu-gebu, ternyata hanyalah omong kosong yang memposisikanku sebagai pelarian. Aku seperti warung kopi, yang hanya kau cari untuk menghangatkan diri. Aku yang menemanimu sampai dini hari, adalah aku yang kau buang sesuka hati.

Andai kau tau,
Seusai kepergianmu aku menjelma menjadi hening yang dirahasiakan malam, dan menjelma menjadi pagi yang paling basah. Saat malam tak lagi menjadi milik kita, rasanya begitu sulit bagiku untuk memejamkan mata. Menangis sepanjang malam menjadi rutinitasku.



Ray,
Andai saja aku mampu, sudah kubalikkan waktu agar aku tak pernah mengenalmu. Andai saja aku mampu, sudah kuarungi hariku tanpa harus memikirkanmu. Andai saja aku mampu, sudah kusuruh hatiku agar berhenti merasakanmu. Sayangnya aku tidak mampu. Aku merindukanmu tanpa jeda.


14 Februari 2021,
Aku melihatmu bersanding dengan wanitamu. Didampingi keluarga besarmu, kau resmi melamarmya. Selebar itu senyummu saat bersamanya. Apakah kau benar-benar mencintainya? Apakah kau berjanji akan setia padanya? Apakah kau tidak akan menyakitinya seperti kau menyakitiku?

Sejak hari itu,
Banyak waktu yang kuhabiskan untuk berdamai dengan ingatan, tempat yang begitu besar untuk menyimpan banyak hal tentangmu. Mungkin butuh waktu. Tapi aku yakin, hidupku akan kembali berlanjut, setelah sedih hati surut.


Seiring berjalannya waktu,
Aku mulai memahami mengapa ada perpisahan. Mengapa ada janji yang diingkari. Mengapa ada pengkhianatan. Itu semua adalah cara Allah untuk menyelamatkanku dari orang yang salah, dan menggantinya dengan seseorang yang jauh lebih baik. Bukankah wanita yang baik untuk pria yang baik?

Ray,
Ketika aku menulis surat untukmu, hujan di kelopak mataku tak lagi memanggil namamu. Kini aku menjelma sebagai seorang gadis yang lukanya telah sembuh. Kini aku tumbuh sebagai seorang gadis yang kepingan hatinya kembali utuh.

Kau pernah denger cerita tentang pembuat tembikar? Kalau mereka gagal membentuk tanah liat yang sempurna, tanah liat itu akan dihancurkan, lalu dibentuk ulang. Begitupun denganku. Saat aku gagal, aku tidak akan berhenti belajar. Aku berharap, siapapun nantinya yang akan menjadi suamiku, dia akan bilang betapa beruntungnya dia mendapatkanku.

Terakhir,
Terimakasih telah memilih pergi. Caramu menyakitiku kemarin adalah cara Tuhan mempertemukanku dengan seseorang yang lebih baik darimu. Seseorang yang selalu menjaga hatiku, seseorang yang tak akan menggoreskan lara di kanvas hatiku.