Valentino Rossi/Foto: Sumber

Sudah tak bisa diragukan bahwa nama Rossi lebih besar dari nama balapan itu sendiri. Sudah tak bisa diragukan lagi bahwa nama Rossi seperti menghipnotis para penggermar MotoGp di Indonesia. Hal semacam itu pun tak bisa dielakkan lagi karena banyak kalangan di Indonesia itu yang menyebutkan MotoGp adalah Rossi. Kenapa bisa seperti itu? Mungkin sang mantan juara dunia begitu melekat bagi para penggermarnya.

Pernahkah Anda, tahu atau pernah berkata atay bertanya seperti ini!

"Rossi sudah balapan, belum?"

"Rossi ke berapa?"

"Mau nonton Rossi dulu!"

Dan banyak lagi perkataan atau pertanyaan seperti itu yang sering keluar dari mulut-mulut orang Indonesia. Memang, MotoGp ini dikenal di Indonesia adalah Rossi. Maka, pembalap yang satu ini pun bisa dikatakan spesial bagi penggermar yang ada di Indonesia.

Ini seperti hal yang unik bahwa suatu nama pembalap malah lebih besar daripada nama kelas balapan yang dijalaninya. MotoGp, memang balapan berkelas paling tinggi di sektor kuda besi. Oleh karena itu, ajang yang satu ini sering banyak menyedot perhatian orang-orang untuk menontonnya. Bahkan, kalau langsung di sirkuit bisa mencapai ratusan ribu pasang mata yang menontonnya. Namun, harus diingat! Semua itu belum digabungkan dengan yang menonton di depan layar kaca. Jadi, kalau digabungkan dari penonton langsung di sirkuit dengan penonton layar kaca, mungkin akan bisa juga jutaan pasang mata yang menonton dalam satu balapan MotoGp. Maka, ajang ini pun bisa begitu besar dalam segi binisnya.



Rossi adalah MotoGp. Namun, beliau untuk musim yang akan datang, tak akan bisa disaksikan lagi untuk balapan di MotoGp oleh penggermar setianya. Setelah kurang lebih, 21 tahun berkarir dalam dunia balapan. Setelah mendapatkan tujuh gelar juara di kelas MotoGp. Akhirnya, Rossi memutuskan pensiun dan layak disebut sang legenda MotoGp.

Memang, bukan hal yang mudah untuk menerima sang ikon MotoGp untuk mengakhiri masa karirnya dengan pensiun. Namun, hal semacam itu pun adalah hal yang biasa dalam dunia olahraga. Hal biasa seperti apa? Hal biasa karena dunia olahraga itu ada masa-masanya. Jadi, tak usah heran lagi bahwa hal semacam itu pun akan terjadi.

Namun, dalam memandang konteks ini, apakah Rossi akan menjadi ikon untuk MotoGp di Indonesia ini? Misalnya seperti ini, apakah orang-orang di sini akan masih memakai nama Rossi untuk balapan. Namun, dalam memikirkan konteks yang semacam itu harus diingat juga bahwa penyebutan nama itu terserah diri sendiri. Oleh karena itu, pertanyaan itu sekiranya kurang tepat karena mungkin saja nama Rossi akan selalu melekat untuk menyebutkan balapan MotoGp. Sama halnya, dengan penyebutan sebuah produk yang ada di Indonesia ini biasanya lebih terkenal oleh brandpertama muncul, contohnya, ya, pasti orang-orang Indonesia pun sudah pada mengetahuinya. Jadi, kurang pas jika disebutkan semua produk yang lebih terkenalnya atau penyebutan namanya diambil dari keluaran brand pertama di sini. Oleh karena itu, hal semacam itu pun bisa terasa dilema oleh brand lain yang produksinya sama.

"Sudahlah Rossi pensiun saja! Sudah tua ini." Ketika orang-orang sudah kesal karena Rossi tak juara-juara.

Nah, jadi bisa dikatakan bahwa Rossi itu adalah ikon sekaligus bisa lebih besar namanya dengan MotoGp itu sendiri. Sebab, sewaktu menonton pun yang pertama sering ditanyakan atau dikatakan oleh orang-orang seperti ini.



"Rossi yang mana?"

Entahlah, momen seperti itu mungkin tak akan bisa terasa lagi. Sebab, era pun semakin maju dan orang-orang pun tak bisa jalan di tempat. Maka, hal semacam itu pun mungkin akan tergantikan oleh para genarasi sekarang yang mempunyai para penggermar dari anak zaman now. Hal semacam itu pun bisa jadi kenangan dan cerita bagi anak-anak zaman nowbahwa Rossi itu benar-benar ada dan berwujud.[]