suara.jiwaAvatar border
TS
suara.jiwa
Yes!
Menuju hari pertama mulai bekerja penuh rasa suka cita, semangat yang begitu menggebu-gebu atas atribut karyawan baru. Datang ke tempat bekerja lebih awal mencoba memberi kesan yang maksimal, berpakaian rapi dan dandan berasa pol-polan. Menyapa bapak-bapak sekuriti sembari memperkenalkan diri, yang kemudian diantarkan nya ke ruang Ibu Rustami. Beberapa minggu kemudian barulah aku tahu, Wanita 38 tahun yang masih single ini bernama lengkap Rustami Anggraeni, HR Recruiter yang pada proses perjalanan melamar dan interview tak pernah ku temui.

“Selamat Pagi. Saya Tami,” ucapnya sembari persilahkan ku untuk duduk.
“Selamat pagi, Bu,” jawabku.

Hampir satu jam aku berada di ruangan Ibu Tami, kata ‘Baik, Bu” dan anggukan kepala serasa hal yang berulang-ulang kali aku lakukan, ekspresi diantara kebingungan dan mencoba mengerti. Selama itu Bu Tami menjelaskan berbagai hal, mulai dari berbagai divisi dalam perusahaan tersebut, role bisnis, sampai dengan direct report dari setiap pekerjaan yang akan aku jalani. Selama kurang lebih 60 menit beliau ini memberi wejangan dan arahan akan rentetan yang harus aku lakukan di hari pertama, dari menuju departemen IT untuk mengambil perangkat untuk kerja sampai dengan ke bagian Creative untuk kebutuhan ID Card dan kartu nama. Sampai suatu ketika, Bu Tami mengajak ku bergegas menuju meja kerja ku, meja kerja yang di apit oleh dua rekan kerja yang terbilang sudah lama.

Sembari berjalan menuju meja kerja, beliau pun memperkenalkanku ke semua karyawan yang pagi itu sudah datang.

“Hi, selamat datang dan selamat bergabung,” ucap salah satu mbak-mbak bagian finances.

Untungnya perusahaan itu memang tak memiliki karyawan sebanyak aku kira, dalam satu area yang berada di lantai 8 tak lebih dari 50 karyawan. Tapi, lumayan pegel juga sih ketika bersalaman dan ngider ke tiap meja rekan-rekan. Sampai di ruang kerja ku, dimana dalam satu ruangan tersebut ada 6 meja kerja, dengan salah satunya adalah atasanku, Bapak Wahyu.

“Hello, apa kabar?. Selamat bergabung,” ucap Pak Wahyu sembari mengajak bersalaman.

Kesempatan itu ia pun menunjukan meja kerja ku, seraya Bu Tami menitipkan ku ke Pak Wahyu dan beranjak meninggalkan kami. Sembari menjelaskan job desc, Bapak berkaos putih tersebut pun menjelaskan bahwa flow pekerjaan sebagai admin dokumen untuk bisa mendukung divisi lain dan tentu saja memenuhi kebutuhan klien. Ia pun meminta aku untuk bergegas ke Divisi IT untuk mengambil laptop dan perangkat pendukung lainnya.

“Fajar, kamu tandem sama Rilla dulu ya. Ajarin dia,” jelas Pak Wahyu sembari mengarahkan muka ke Mas Fajar.
“Siap Bos, 86,” jawab Mas Wahyu.

Mas Fajar tergolong karyawan senior, ia sudah bekerja di kantor ini sejak 5 tahun lalu dan masih setia dengan pekerjaannya. Sembari ia memberi arahan akan pekerjaan, dari pria yang ternyata satu almamater denganku inilah sedikit mendapat bocoran cerita akan bagaimana orang-orang dan lingkungan kerja di kantor konsultan tersebut.

Tak terasa matahari sudah setinggi tepat di kepala, terdengar suara obrolan rekan kerja di luar ruangan yang berbagai keinginan akan santapan makan siang. Empat rekan satu divisiku yang terdiri dari Mas Fajar, Mba Tantri, Lisa, dan Olin pun memutuskan untuk makan siang di kantin yang ada di Basement. Sementara untuk Pak Wahyu sendiri tak tampak di meja, mungkin sedang meeting atau ada urusan dengan rekan kerja di levelnya.

Kami berlima pun menikmati makan siang bersama dengan menu favorit masing-masing, meski diri ini masih ada rasa canggung atas waktu yang masih singkat kerana baru mengenal di hari pertama. Selepas jam istirahat tamat, kami kembali putuskan untuk kembali ke ruangan dan memulai kembali aktivitas tandem dengan Mas Fajar. Bekerja sebagai admin di kantor konsultan memang tak gampang, terlebih masih baru butuh adaptasi dan menghafal akan beberapa hal. Seminggu dua minggu masih harus bolak balik konsultasi dengan Mas Fajar, hingga butuh waktu sebulan baru lah sedikit mengerti akan pekerjaanku agar terhindar dari kesalahan.

Satu hingga dua bulan berasa hepi, memiliki rekan kerja yang baik hati karena suka berbagi makanan, dan atasan yang memberi kebebasan kepada bawahannya untuk berimprovisasi. Dua bulan bekerja di sini mencoba menjalankan pekerjaan sebaik-baiknya, dan terus patuh dengan perintah dan arahan atasan.


Diubah oleh suara.jiwa 29-06-2021 18:05
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
520
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan