suara.jiwaAvatar border
TS
suara.jiwa
Double Attack
Manusia cuma bisa menyusun puluhan hingga ratusan rencana, namun tak semua dari apa yang menjadi cita dengan mudahnya terlaksana. Tak terasa telah masuki bulan ketiga bekerja, status masa probation tinggal menghitung hari, setiap hari diselimuti perasaan harap-harap cemas yang begitu menghantui. Puluhan kalimat tanya terus melintas di diri, akankah kesempatan ini berlanjut ataukah  akan segera diakhiri. Komitmen kerja waktu tak tertentu masih dalam kondisi tak menentu, pasrah dan mau menerima apapun keputusannya harus sudah mulai tertata di hati hingga tiba pada saatnya.

Kalau pun kesempatan mengabdi di kantor ini tak bisa berlanjut, setidaknya ada ilmu didapat dan kesempatan terajut. Kemauan keras datang pada diri, menyelesaikan semua berkas tanpa harus ada pihak yang terbebani. Sayangnya, laptop ini seakan sedang tak dapat diajak kompromi, pagi itu tiba-tiba sering error  dan memaksa harus restart  beberapa kali. 

“Mas Fajar, ini laptop ku kenapa yah, nggak bisa nge klik,” tanyaku ke Mas Fajar dengan nada kebingungan.
“Sebentar,” jawabnya sambil bergegas menuju meja kerjaku. 
“Ihh.. kok begini?. Kena virus kali ya. Emang tadi browsing apaan, dan kamu klik apa,” sambung Mas Fajar.
“Nggak browsing apa-apa. Cuma dokumen ini aja,” jawabku.
“Kenapa Emang?. Kalau virus bawa ke team IT aja, biar mereka urus,” Celetuk Pak Wahyu sembari tangannya menari di atas keyboard laptopnya/

Seketika itu aku pun menutup laptop dan dan dengan langkah sedikit terburu-buru segera menuju ke ruangan tim IT. 

“Permisi, Pak mau minta tolong laptop saya error. Menurut Mas Fajar ini kena virus sih,” ucapku sembari mengetuk ruangan kaca dan jelaskan ihwal yang menimpa laptopku. 
“Coba lihat,” ucap salah satu mas mas berkemeja coklat.
“Hmmm.. ga bisa nge klik yah. Owh ya udah, habis makan siang aja ya, soalnya Mas Irsyad lagi di Server. Nanti kalau sudah balik dia akan check,” jelasnya seraya menutup laptop.
“Owh, baik mas. Terima kasih,” pungkasku.

Sekilas analisa oleh mas-mas yang belakangan diketahui bernama Aldri tersebut, rupanya sepakat dengan pemikiran Mas Fajar, bahwa laptop tersebut di serang oleh virus. Perlu ada penanganan khusus, sayangnya orang IT yang handal itu sedang berada di luar sehingga harus bersabar menunggu sekembalinya beliau. 

“Gimana, La,” tanya Pak Wahyu. 
“Iya Pak, katanya kena virus cuma harus nunggu karena teknisi sedang ke luar,” jawabku.
“Ohh ya sudah. Udah jam 11.40. Mending kita makan siang bareng aja yuk,” ajak Bapak-bapak pemilik dua putri kembar.

Sampailah pada tempat makan sesuai kesepakatan, sebagai anak bawang pun cuma bisa ngikut sebagai tanda setuju. Apalagi makan bareng atasan so pasti bakal gratisan, karena beliau pasti bakal di paling depan kalau soal bayar-bayaran. Satu jam waktu istirahat pun telah mendekat pungkas, kami pun langsung bergegas kembali ke kantor dan menuju meja kerja dan kembali berkutat dengan tugas. Sepucuk note dalam post It berwarna kuning ada di atas meja, beberapa kata sebagai tanda untuk menuju ruangan IT segera.

“Permisi,” ucapku seraya mengetuk pintu.
“Silahkan, lhooo.. kok si Mba. Kerja di sini ternyata?”, tanya pria berkemeja ungu.
“Halo Mas, iya. Kerja di sini,” jawabku.


Photo by Israelzin Oliveira from Pexels


Satu kejadian tak disangka, Mas Irsyad, teknisi yang dimaksud ahli tentang komputer dan menangkal virus tersebut rupanya adalah sosok yang pernah memberi tumpangan saat hari pertamaku bekerja. Meski sudah hampir dua bulan berlalu berdikari di kantor ini namun tak pernah bersua, ternyata memang dia lebih sering berada di Data Center yang sudah tentu berbeda gedung. 

“Sudah dua bulan lebih saya kerja di sini, tapi nggak pernah ketemu. Btw, Terima kasih, waktu itu sudah ngasih tumpangan,” terangku. 
“Iya, sama-sama,” pungkasnya. 

Momen tersebut pun tak luput berkenalan, saling menyebut nama dan berbagi nomor telepon menjadi hal yang tak mau terlewatkan. Ia pun kemudian lanjut menjelaskan akan penyebab laptop bermasalah dan sering error, tak luput pria berambut rapi nan klimis ini pun berpesan agar hindari beberapa aktivitas agar kejadian serupa tak terulang. Lalu Ia pun mempersilahkan untuk membawa laptop yang sudah ia bereskan, sembari dirinya mencoba meraih laptop di sebelah kirinya yang sepertinya juga sedang bermasalah. 

Pertemuan kali ke dua ini ada rasa yang berbeda, matanya yang bulat, dandanan yang berbeda dengan sebelumnya, tutur kata lembutnya telah membayang kala berjalan ke arah meja di ruang kerjaku. Hingga sesampainya di meja kerjaku, entah kenapa mulut ini serasa auto bergerilya mencari tahu akan dirinya bertanya ke teman kerja, termasuk Mas Fajar. Dari dirinya lah ku dapat info kalau ia orang yang baik, rajin beribadah, dan juga tipikal pekerja keras. emoticon-Wow

Hari itu berlalu sangat cepat dan jarum jam posisikan pukul 18.05, seperti memberi tanda  untuk segera mengakhiri kerja. Satu per satu pekerja mulai beranjak pulang, hanya sisakan Olin di ruangan yang masih sibuk dikejar deadline. Tak mau mengganggu, ku biarkan Olin untuk menyelesaikan tugasnya dan aku lebih memilih pulang duluan karena takut terjebak macetnya jalanan. 

“Aku duluan yah,” ucapku kepada Olin.
“Iya, hati-hati La,” sambungnya.

Sesampainya di lobi gedung jari jemari ini masih sibuk membuka aplikasi, mencoba order ojek online yang bersedia pick up di tengah jalanan depan gedung dipadati kendaraan. Mata ini terlalu fokus ke layar, hingga konsentrasi ini pun terpecah oleh suara yang cukup familiar.

“Mau bareng lagi nggak?. Ayo bareng aja, lumayan ngirit ongkos dan lagian juga kita searah,” tanya pengendara motor putih.

Sedikit kaget, namun kembali tak berpikir lama dan akhirnya untuk ke dua kalinya Mas Irsyad memberi tumpangan dengan kuda besi putihnya. Sepanjang jalan pun juga kami sesekali ngobrol dengan saling melempar tanya. Sampai akhirnya tiba di pemberhentian, sebagai tanda kebersamaan pun harus berakhir. Kagetnya, ia begitu spontan tawarkan berangkat bareng lagi untuk setiap harinya. Diakuinya ia akan lewat jalan ini sekitar pukul 07.30 setiap paginya.

Singkat cerita, waktu yang tersisa di penghujung probation pun memang pulang pergi berangkat kerja lebih sering mendapat tumpangan gratis Mas Irsyad. Hingga terlintas di kepala berawal dari laptop terserang virus, kini pawangnya telah membuat pemilik laptopnya terserang virus emoticon-Malu (S). Tak sekadar pulang dan pergi bareng, namun beberapa kali kami pun sempat makan siang bersama, tak sendiri sih, ramai-ramai bareng rekan kerja lainnya. 

Semakin sering habiskan waktu berada di dekatnya, rasanya relung hati ini pun makin terwabah akan virus darinya yang telah membuat tumbuh akan hasrat. emoticon-Big Kiss






Diubah oleh suara.jiwa 30-06-2021 05:59
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
663
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan