Selain banyak tutorial yang harus kita tonton dan baca dengan menggunakan bahasa Inggris, kita juga harus berhadapan dengan berbagai macam errordan untuk bisa troubleshooting atau debugging atau menyelesaikan masalah dan mengatasi error yang ada di code kita, maka sudah pasti bahasa Inggris itu diperlukan.

Gak mungkin kan setiap ada masalah atau error kita tanya di grup Facebook, terlalu lama nunggunya dan belum tentu nemu jawaban. Beda halnya jika kita langsung cari di Google error dan masalah yang sedang kita hadapi menggunakan bahasa Inggris. Kemungkinan besar solusinya langsung ketemu di website Stackoverflow, YouTube, ataupun website lainnya.

Selama pandemi Corona saya sebagai mahasiswa jadi punya banyak waktu luang. Iseng - iseng buka YouTube eh ketemu video dari channel Web Programming UNPAS(WPU) yang dibawakan oleh pak Sandhika Galih yang salah satu cover videonya menarik perhatian saya. Saya masih ingat itu video tentang REST API. Bagi saya itu menarik banget, dari yang awalnya saya pesimis dengan masa depan setelah lulus kuliah, dari situ saya punya secercah harapan untuk belajar sendiri lewat internet, khususnya YouTube.

Beberapa bulan berlalu saya pelajari dan tonton semua video yang ada di channel itu. Cukup panjang playlist-nya. Awalnya belajar tanpa arah, apa aja dipelajari, sampai nemu Roadmap ini yang disampaikan oleh pak Sandhika juga. Akhirnya saya mulai fokusin untuk pelajari step by step dari atas sampai bawah.

Awal - awal saya memang cuma belajar sendiri, dan rasa bosan itu memang berat ya. Selama belajar sendiri saya sering bolong - bolong karena rasa bosan dan malas yang gak nahan. Beruntung saya punya satu teman dekat, atau bisa dibilang sahabat yang tinggal dekat rumah. Dari situ saya mulai belajar bareng karena kebetulan teman dekat saya ini satu jurusan bahkan satu kelas di kampus yang sama, dan kebetulan teman saya ini juga suka dan mau saya ajak belajar ngoding bareng.

Sejak saat itu, setiap hari, bahkan di hari Sabtu dan Minggu kami berdua (saya dan teman saya) selalu berangkat ke kampus yang juga dekat dengan tempat tinggal untuk numpang WiFi dan belajar. Dari pagi sampai malam kami sibuk nonton tutorial di YouTube, baca - baca materi di internet, bikin - bikin aplikasi, website, main pingpong kalau lagi bosan karena kebetulan di kampus ada pingpong. Kampusnya sepi banget, gak ada yang kuliah offline, semua kegiatan belajar dan mengajar diadakan secara online. Hanya kakak - kakak tingkat semester atas yang terlihat mondar - mandir untuk mengurus tugas akhir. Pulang malam ketika kampus sudah terlihat sangat sepi sudah menjadi hal yang biasa buat kami.

Kami gak cuma nonton video di channel WPU aja, tapi juga dari channel lain termasuk banyak channel YouTube berbahasa Inggris seperti Codevolution dan The Net Ninja untuk belajar mengenai React JS.

Berbagai aplikasi sudah saya buat, dari mulai Sistem Informasi berbasis web yang pakai Codeigniter (framework PHP), aplikasi inventori untuk mencatat stok barang berbentuk aplikasi mobile yang dibuat pakai React Native, dan beberapa aplikasi lain. Semua aplikasi itu semata - mata saya buat hanya untuk ajang latihan saja, mengasah kemampuan. Waktu itu saya belum menentukan peran, apakah saya mau jadi seorang Backend Developer atau Frontend Developer. Karena masih bingung akhirnya saya coba semua, pengen ngerasain ajah.

Begitu juga dengan teman saya yang belajar Django (framework Python untuk buat website), Laravel, dan sebagainya. Tapi sejak kenalan dengan React JS, akhirnya kami berdua memutuskan untuk fokus pengen jadi Frontend Developer.

Beberapa bulan berlalu, saya merasa sudah bisa melamar kerja untuk jadi React JS Developer. Saya mulai membuat sebuah website portfolio yang menunjukkan project apa saja yang telah saya buat. Semuanya hasil dari project pribadi, belum pernah dapat project beneran, belum pernah kerja jadi programmer sama sekali. Setelah itu saya mulai cari lowongan kerja di grup - grup Facebook dan 3 balasan email pun masuk.

Sebenarnya bisa saja saya memilih untuk tidak bekerja dan fokus menyelesaikan kuliah terlebih dahulu, tapi mau bagaimana lagi, kebutuhan ekonomi mendesak saya untuk harus bisa bayar uang kuliah sendiri.

Saat ini saya sudah diterima bekerja di salah satu perusahaan IT Consultant di Bandung untuk jadi seorang Frontend Developer dan udah dapat gaji yang ketujuh, teman seperjuangan saya juga sudah bekerja di perusahaan yang sama sekitar 3 bulan. Kuliah masih lanjut, bentar lagi skripsi.

Saya sangat bersyukur bisa terus lanjut kuliah dan mendapat pekerjaan dengan gaji yang menurut saya lumayan di tengah krisis seperti ini. Cerita ini bukan untuk menyombongkan diri, bukan diendorse, tapi hanya sekedar berbagi pengalaman, motivasi dan informasi yang saya harap bisa membantu serta bermanfaat untuk kita semua.

Buat kamu yang masih mikir "setelah lulus kuliah bisa kerja dengan baik berbekal ilmu yang ada di kuliah", coba tanyakan dulu pada dirimu sendiri. Apakah dasar - dasar pemrograman yang kamu pelajari itu bisa dipakai di dunia kerja? Coba lihat lowongan - lowongan kerja yang ada. Apa aja sih yang dibutuhkan di lowongan - lowongan kerja tersebut? Apa itu yang diajarkan di kuliahmu dan sekolahmu? Apa ilmu yang ada di kuliah itu bisa bikin kamu sukses tanpa baca buku, tanpa belajar sendiri?