KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Simbol Tersembunyi dalam lagu Anak yang Bikin Orang Tua Enggan Menyanyikannya

Sebagian orang tua muslim tidak menyukai lagu. Satu alasannya karena lagu merupakan cara berdoa umat nasrani. Mereka menanamkan kepercayaan itu pada anak-anaknya sehingga sang anak pun tumbuh tanpa akrab dengan lagu.
 
Selain itu, ada yang percaya juga lagu anak-anak menyimpan pesan tersembunyi. Menyanyikan lagu berulang-ulang sama saja menanamkan pesan tersebut. Berikut beberapa lagu yang menyimpan pesan tersembunyi yang pernah jadi perbincangan hangat di Twitter pada pertengahan tahun lalu. Republika pernah mempublikasikannya, berikut uraiannya. .
 
1. Lagu Balonku Menanamkan Kebencian Terhadap Islam
 
Pada lagu Balonku, balon yang pecah berwarna hijau. Warna hijau identik dengan Islam. Lihat saja beberapa bendera negara Islam berwarna hijau. Partai dan organisasi Islam pun menjadi hijau sebagai “corporate colour-nya”
 
Balon hijau pecah membuat hati kacau. Islam bikin kacau? Itulah yang dimaknai sebagian orang sehingga tidak suka dengan lagu Balonku.
 
2. Lagu Naik-naik Ke Puncak Gunung Memuat Simbol Natal
 
Pada laguNaik-nak ke Puncak Gunung terdapat lirik “banyak pohon cemara.” Cemara merupakan pohon yang digunakan sebagai hiasan natal . Menyanyikan lagu ini sama saja dengan mengakrabkan anak dengan simbol natal.
 
3. Lagu Naik Delman Mengkhususkan Hari Minggu
 
Lagu Naik Delman menyebutkan hari Minggu. "Pada hari Minggu ku turut ayah ke kota.. " Umat Nasrani beribadah di hari Minggu. Ada kekhususan soal hari Minggu dalam lagu naik Delman. Sebagian orang mempermasalahkan penyebutan hari Minggu itu sehingga kurang menyukai lagu Naik Delman
 
4. Lagu Pelangi Menyimpan Simbol Mesias
 
Lagu Pelangi memuat Lirik "Pelukismu Agung”  Kata ‘Agung’ biasanya untuk Mesias yang terkait dengan Tuhan umat nasrani. Ditambah lagi, pelangi saat ini menjadi simbol kaum LGBT. Sebagian orang tua jadi tidak menyukai lagi lagu Pelangi yang memuat simbol-simbol mesias dan LGBT itu.
 
5. Lagu Burung Hantu Membuat Anak Lupa Shalat Magrib
 
Lagu Burung Hantu mengajak anak memerhatikan burung hantu daripada ibadah wajib yaitu shalat Magrib. Satu jam setelah magrib pun masuk waktu Isya. Anak-anak seharusnya fokus ibadah, bukan bermain-main dengan burung hantu, begitu pendapat sebagian orang yang tidak suka dengan lagu Burung Hantu.
 

Silakan Agan Sista tersenyum setelah membaca uraian di atas. Nggak pernah terpikirkan soal simbol-simbol begitu, kan, ya? Saya juga saat kecil dulu senang-senang saja menyanyikan lagu tersebut di taman kanak-kanak.
 
Memang terkesan cocokologi. Namun begitulah pemahaman sebagian orang sehingga menjadi satu dari sekian penyebab lagu anak ditinggalkan. Ini menjadi PR bersama bagi kita untuk memberikan pemahaman pada orang-orang yang  berprasagka terlalu berlebihan terhadap lagu anak.










Sumber 12


Diubah oleh Kokonata 01-08-2021 00:45
trifatoyahAvatar border
amandainloveAvatar border
riodgarpAvatar border
riodgarp dan 2 lainnya memberi reputasi
-1
1K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan