Secuil Kisah Ika Arista dan tentang keris
Quote:
Telah banyak yang mengenal sosok wanita Sumenep ini. Kecintaannya pada keris serta tujuan mulianya untuk lebih mengenalkan dan melestarikan keris buatan negeri, khususnya keris Madura mengantarkannya menjadi satu-satunya perempuan di Indonesia yang berprofesi sebagai Mpu keris. Sebagaimana biasanya profesi ini lebih didominasi pihak pria.
Namun, karena keuletannya sejak kecil yaitu saat Ika masih SD kelas lima sudah mulai mempelajari keris dari Ayah dan Pamannya.
Ika Arista merupakan generasi keempat Mpu keris di keluarganya setelah kakek buyut, kakek dan Ayahnya. Masing-masing memiliki keahlian tertentu dalam pembuatan keris Ada yang keahliannya hanya membuat bilah keris, warangka atau sarung keris. Ada juga gagang atau keduanya.
Ika dengan usianya yang masih terbilang muda yaitu 29 tahun merupakan lulusan strata satu jurusan pendidikan bidang bahasa dan sastra dari STKIP PGRI adalah putri pasangan dari Misbah dan Lutmiati.
Sebelum menekuni tentang keris ia belajar pada sesepuh empu keris yang ada di desanya serta mempelajari 20 kitab kuno bertuliskan huruf arab pegon yang tersimpan rapi oleh sesepuh. Juga dengan membeli buku tentang keris, mempelajari sejarah keris.
Dari kitab tersebut ia lebih mengenal jenis-jenis besi, teknik menempa besi, tentang pamor dan makna dan pengetahuan keris yang lain.
Dengan keahlian yang dimilikinya Ika Arista pernah memberikan sebuah keris kepada Bapak Joko Widodo pada saat Festival Keraton Nusantara di Sumenep pada tahun 2018.
Selain Ika Arista Kabupaten Sumenep tepatnya di desa Aeng Tong Tong Suronggih terdapat banyak pembuat keris yang sudah mahir.
Warga desa Aeng Tong-Tong juga telah mengenalkan keris pada keturunannya lebih awal sejak mereka kecil. Bahkan pembuatan keris merupakan salah satu pelajaran ketrampilan di sekolah SD setempat.
Setelah UNESCO menjadikan Sumenep sebagai kota keris pada tahun 2012 dan diresmikan oleh pemerintah Sumenep sebagai kota keris pada tahun 2014 maka perkembangan dan budaya membuat keris makin diminati hingga melahirkan regenerasi mpu-mpu keris muda.
Keberadaan keris akan selalu menjadi catatan sejarah nusantara. Keris merupakan kebudayaan nusantara yang telah sangat dikenali manca negara.
Hingga bagi turis yang berkunjung ke Sumenep Madura, akan memborong keris-keris buatan mpu keris.
Ketertarikan turis pada keris karena keris dengan ukiran unik dan mengandung estetika indah dari elemen emas dan perak yang dicampur saat pembuatan keris. Ada juga yang meyakini pada keris tersimpan unsur magic yang mengeluarkan aura-aura positif.
Sekilas proses pembuatan keris.
Quote:
Proses pembuatan keris dimulai dari penempaan besi untuk dijadikan bahan dasar keris dari 150 lipatan plat-plat baja melalui proses pemanasan.
Pada saat penempaan tersebut di masukkan pamor.
Pamor adalah guratan indah pada bilah keris yang muncul dari pencampuran beberapa elemen logam.
Keahlian memanipulasi pamor dari seorang empu keris inilah yang akan menjadikan keris itu bernilai tinggi selain dari bentuk serta kekuatan bajanya.
Proses penempaan tersebut dinamakan tempa lipat.
Setelah itu bahan dasar keris di gerinda untuk memperhalus lalu diberi campuran tembaga, emas dan perak sesuai pesanan baru di ukir.
Proses akhir keris disepuh untuk hasil warna yang lebih sempurna hingga menghasilkan sebuah keris yang indah. Kemahiran ukiran di sini adalah salah satu yang diutamakan untuk sebuah keris.
Jika ingin memiliki sebuah keris untuk dijadikan oleh-oleh atau salah satu koleksi pribadi sesuai keinginan bisa di pesan di desa Aeng Tong Tong kepada empu-empu keris desa tersebut. Atau telah banyak juga tersedia di online-online shop.