KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Kisah Wanita Kaya dan Orang Gila Kekinian


Satu Lamborghini mendekati gazibu, Bandung. Warna kuningnya seolah ingin mengalahkan terangnya mentari yang baru saja muncul. Di hari Minggu, sebagian besar warga Bandung menuju gazibu untuk berolahraga.
 
Lamborghini menepi di depan hotel dekat gazibu. Sopir berseragam hitam turun membawa sapu dan pengki kecil. Setelah memeriksa debu di aspal tiada bersisa lagi, barulah sopir membuka pintu penumpang.
 
Sepasang kaki dari tubuh tambun menjejak aspal. Sosok berpakaian hitam-hitam dengan topi kecil berhias bulu burung hitam berdiri di samping Lamborghini. Wajah bulatnya berhias kacamata berlensa kehitaman.   
 
Usianya sekitar akhir 30-an. Setelan hitamnya kontras dengan anting, kalung, dan cincin yang berkilau di tubuhnya. Tangannya mendekap anjing putih jenis maltese.
 
“Cuacanya bagus. Kita olahraga dulu, Sayang…” kata wanita itu.
 
Si anjing melompat ke aspal. Warna bulunya putih bersih. Ia seperti boneka mahal di etalase toko saja.
 

Si wanita memakaikan tali pegangan dari kulit ke leher anjingnya. Mereka siap berjalan-jalan di  gazibu.
 
Beberapa meter di depan si wanita, seorang pria berambut sebahu kusut tersenyum-senyum sendiri. Celana jeans selututnya kumal dan kotor. Kemeja putihnya sudah berubah menjadi kehitaman, layak jadi kain pel. Tanpa alas kaki, telapak kakinya abu-abu tertutup debu.
 
Tangan kanan pria kumal itu memegang kotak rokok kosong. Dia menggerakkan kotak rokok ke sana ke mari bagai memegang ponsel, seolah sedang selfie. Kemudian dia menatap ponsel imajinasinya itu, seolah mengetikkan teks kemudian tersenyum lebar.
 
Orang-orang yang berpapasan dengan pria itu menggelengkan kepala. Tersenyum-sentum. Ada juga yang mengusap dahi dengan telunjuk yang dimiringkan.
 
Wanita dan anjing maltasenya menuju ke arah pria kumal itu. Begitu menyadari ada pria dengan penampilan tidak terawat, wanita itu mendekatkan jemari tangan kanannya ke hidung. Dia berjalan agak menepi, menjauhi si pria kumal.
 
Si pria kebalikannya. Dia malah mendekati. Raut wajahnya terlihat gembira melihat si wanita dan anjingnya. Saat tepat berpapasan, ekspresi wajahnya berubah seperti orang yang keheranan. Dia berkata” What? Hari gini masih jalan-jalan bawa monyet? Cape deh… Nggak zamannya kallee...”
 
Si wanita terkejut mendengar ucapan si pria kumal. Dia menarik tali anjingnya dan berkacak pinggang.  “Eh, sembarangan, ya. Yang kubawa ini anjing maltase tahu, bukan monyet. Enak aja.”
 
Si pria malah cangar-cengir.
 
“Eh cengengesan lagi, ni orang,” si wanita semakin marah.
 
“Dih, aneh!. Lu jangan baper. Gue lagi ngomong sama anjing ini, bukan sama elu!” si pria kumal berlalu, kemudian berbalik melambaikan tangan pada si anjing dan memberinya ciuman jarak jauh. Dia selfie lagi dengan kotak rokoknya.
 
Kisah hanya fiksi. Diadaptasi dari cerita Kambing dan Orang Giladi sini
Sumber foto 1 dan 2 
 











0
775
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan