Kokonata
TS
Kokonata
Pengalaman Menyadarkan Gadis SMA Semok yang Bergaul Bebas dengan Sopir Angkot

Ada banyak remaja yang tumbuh kembangnya melebihi teman-teman sebaya. Usia masih belia tetapi badan sudah seperti wanita dewasa. Sebagian pria doyan banget mendekati remaja seperti itu karena bodysemoknya. Nggak mikir tu anak masih sekolah. Masa depannya masih panjang.
 
Nikah muda sering menjadi kisah mereka selanjutnya. Nikah tanpa tekdung duluan sih ok. Namun menikah dalam keadaah hamil biasanya jadi masalah besar. Apalagi jika ada drama si laki menghilang nggak mau tanggung jawab.
 
Terkait hal itu, akun bernama Raven di Quora menceritakan pengalamannya menyadarkan gadis SMA yang pacaran dengan sopir angkot. Bukan pacaran biasa. Pacaran bebas pakai HB (hubungan badan) segala. Kita sebut saja Raven dengan panggilan Rav dan si gadis dengan nama Neng.
 
Pacaran dengan Sopir Angkot
 
Pada tahun 2000-an, Neng adalah tetangga Rav. Rav anak kuliahan. Neng Masih SMA. Meski masih SMA badan Neng sudah menarik bagai biola. Neng juga terlihat lebih dewasa karena sudah pakai kosmetik. Neng menjadi sorotan di kampungnya, terlebih Nyak dan Babenya orang terpandang di kampung.
 
Neng pacaran dengan sopir angkot yang lebih tua 10 tahunan. Di masa itu sopir angkot juga keren di mata sebagian cewek. Apalagi kalau angkotnya bagus dan bisa pasang musik ala diskotik. Lumayan banggalah naik sopir angkot kekinian di masa itu.
 
Suatu hari, Nyak si Neng menemukan kondom di kamar anaknya itu. Rav yang kebetulan lewat mendekati Nyak yang menangis sejadi-jadinya. Nyak curcol kepada Rav. Nyak bingung, sampai berpikir untuk minta tolong ustad supaya bisa menyadarkan Neng.
 
“Jangan, Nyak. Nanti malah minggat kayak si A. Pulang-pulang sudah bawa bayi, kabur-kaburan dari lakinya,” kata Rav. Kemudian Rav minta izin untuk bicara dengan Neng dulu.
 

Ngajak Jalan
 
Malam harinya, Rav datang. Neng sedang bersiap akan keliling naik angkot dengan pacarnya. Rav janji mau traktir bakso. Neng akhirnya mau juga diajak jalan keluar oleh Rav.
 
Sebelum makan bakso, Rav mengajak Neng mampir ke rumah temannya yang bernama Jelita. Ternyata Jelita ini teman Rav saat SMP dulu.
 
Saat tiba di rumahnya Jelita, Rav dan Neng diajak masuk. Jelita kemudian ngomel-ngomel. Mengurus rumah sendirian. Mengasuh anak 2 tahunan dan bayi sedang lakinya entah di mana. Jelita harus masak, beberes dan melakukan segala hal sampai tidak sempat mandi lagi. Rav dan Neng mau tidak mau mendengarkan keluh kesah Jelita lebih kurang 1 jam!
 
Jelita kemudian minta tolong mengawasi anak-anaknya. Dia ingin mandi terlebih dahulu. Saat Jelita mandi, barulah Rav bicara pada Neng.
 
"Maaf ya, Neng. Kamu harus dengerin curcol Jelita. Dia itu dulu paling cantik di SMP sekolahanku. Banyak yang naksir dia. Mau apa aja, banyak cowok yang siap berkorban untuk dia.
 
Sayangnya pas masuk SMA, dia hamil. Seumuran kamu sekaranglah dia hamil itu. Pacarnya mau tanggung jawab. Mereka nikah.
 
Setelah nikah, Jelita ya kayak yang kamu lihat sekarang ini. Padahal dia dulu ingin jadi pramugari. Modal fisik dan akademis, punya dia. Bahasa Inggrisnya juga bagus. Cuma akhirnya dia memilih nikah dan mengubur mimpinya. Katanya sih dia bahagia meski ngomel-ngomel gitu. Kondisi dia saat ini pilihan Jelita sendiri.
 
Nyak lu bilang lu sudah punya pacar. Ok aja. Cuma baiknya lu jaga diri. Kecuali kalau lu sudah siap pegang bayi kayak si Jelita.”
 
Sepulang dari Rumah Jelita, Neng diam saja. Beberapa hari setelah malam itu, Rav mendapat laporan dari Nyak si Neng, katanya Neng sudah nggak keluar malam-malam lagi. Mulai nurut juga.
 

Memperlihatkan Fakta
 
Rav menunjukkan kepada Neng satu fakta, satu kenyataan apabila dia memilih terus pacaran dan hamil di usia muda. Rav tidak memberikan nasehat banyak, apalagi ngomong sambil marah-marah dengan nada tinggi. Pokoknya perlihatkan realita, biarkan si remaja yang menentukan pilihan sendiri.
 
Rav juga tidak menghakimi atau menjelek-jelekkan pilihan yang diambil Jelita. Katanya dia bahagia, ya sudah. Setidaknya Neng sudah melihat satu proses sebab dan akibat.
 

Cara menasihati seperti Rav cukup efektif bagi remaja. Ditinjau dari segi usia, remaja seharusnya sudah dapat berpikir abstrak. Berpkir jauh ke depan. Namun ada kalanya mereka harus melihat contoh kongkrit dulu, baru tercerahkan.  
 
Mudah-mudahan kisah di atas berfaedah bagi GanSis semua. Terutama yang tengah bermasalah dengan anak, adik, atau keponakan yang masih remaja tapi pergaulannya sudah bebas.


Sumber 123
Foto dari Freepik.com


Diubah oleh Kokonata 27-11-2021 13:56
damac2008knightaddeAraka
Araka dan 27 lainnya memberi reputasi
26
8.4K
98
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan