nuyinsAvatar border
TS
nuyins
Covid-19 Singgah Sejenak (Part 4)
Setelah isoman selama 3 hari bukannya semakin membaik akan tetapi kondisi suami dan anakku merosot jauh. Terutama suami harus melakukan proning seperti yang beredar di beberapa grup WhatsApp. Selain itu usaha lain seperti minum rempah-rempah juga kubuatkan setiap hari. Sampai dengan usaha menghirup uap air yang dicampur minyak kayu putih dan bawang putih. Dengan melihat kondisi suamiku yang menghawatirkan pagi itu segera ku hubungi dokter PKM. Kuceritakan keadaan suami dan anakku yang juga mulai mengalami muntah serta diare. Dokter PKM menyarankan untuk membawa suami ke rumah sakit. Tak berapa lama dikirimkannya link ketersediaan ruangan di RS rujukan. Setelah kubuka link tersebut dan mulai kucari RD terdekat. Dari 4 RS hanya ada satu RS yang menerima pasien covid. Di aplikasi tersebut dituliskan tempat tidur kosong tersedia untuk satu orang. Setelah berunding dengan suami kuputuskan untuk bertahan dulu. Selepas maghrib kucoba membuka aplikasi ketersediaan bad untuk pasien covid. Ternyata di RS terdekat ada yg sudah kosong, kesempatan untuk bisa masuk RS untuk suami.


Malam hari semua nyaris tanpa tidur. Aku naik turun melihat kondisi anak yang semakin drop, makan tidak selera, beberapa kali muntah dan mulai diare seperti yang dialami ayahnya. Panas semakin tinggi sehingga aku harus mengompres keningnya dengan handuk basah. Di kamar depan suami terkulai lemah dengan nafas tersengal-sengal. Jalan ke kamar mandi harus berpegangan pada dinding yang dilaluinya. Sampai jam 11 malam kondisi tidak berubah. Lalu ku ingat Bu Noer seorang teman  yang penyintas covid dan belum lama keluar dari RS tersebut. Aku tanyakan prosedur pesan bad di RS melalui WhatsApp. Ternyata dia belum tidur dan langsung menelponku. Diceritakannya bagaimana proses dia dan ibunya masuk RS. Diceritakan pula tentang pelayanan di sana. Pokoknya lengkaplah . Setelah dia pamit mengakhiri telepon.

Malam itu segera kupersiapkan perlengkapan suami dan anak untuk satu minggu ke depan. Rencana pagi-pagi minta tolong pada keponakan suami untuk menyewakan ambulance. Setelah semua beres  kuhampiri suami di kamar depan. Kondisinya sangat lemah, tidur dengan besandar disusunan bantal agar mudah bernafas. Suamiku ternyata tidak bisa tidur, dia bangun dan turun dari tempat tidur minta dibuatkan uap air panas dengan bawang putih. Sampai lewat tengah malam masih belum bisa tidur dan susah bernafas. Aku kembali ke kamar untuk istirahat sejanak.

Keesokan hari setelah subuh aku hubungi keponakan suami dengan tujuan minta tolong untuk mencarikan ambulance di PKM. Kuceritakan kondisi suami dan ada informasi bad kosong di RS terdekat. Beberapa saat kemudian keponakan suamiku menghubungiku lagi menceritakan bahwa PKM tidak  menyewakan ambulance untuk orang yang terkena covid.  Sempat bingung juga karena aku tidak punya mobil, waktu itu yang ada di pikiranku kalau sewa mobil pasti  pemilik mobil tidak bersedia membawa pasien covid. . Kondisi pandemi seperti ini sangat sulit semua pada takut bila dekat dengan penderita covid. Hanya istighfar yang bisa kuucapkan, benar-benar bingung. Lalu diseberang sana ponakan bilang mau menelepon pak Kades dulu dan menutup telepon genggamnya. Tak berselang lama pak Kades menghubungiku menanyakan keadaan suami dan anakku. Kebetulan pak Kades ini teman sekolah adikku dan juga satu klub gowes suamiku. Kemudian beliau bilang kalau suami dan  serta anakku dipastika bisa masuk RS pagi ini karean sudah dihubungi oleh pihak PKM. Masyaaloh orang-orang baik telah menolong keluargaku.




Bersambung
Cerita sebelumnya  di link : 
Part 3



0
442
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan