mataduniawi
TS
mataduniawi
Warga Aceh Usir Tim Vaksinasi, Kursi dan Berkas Berhamburan

Tim vaksinasi dari Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya dibubarkan oleh pedagang ikan dan warga di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), Ujong Serangga Kecamatan Susoh, Selasa (28/9).

Alasan pembubaran itu, diduga karena para pedagang ikan tidak mau divaksin. Dalam aksi protes tersebut, para nelayan meneriakkan jika mereka tidak mau di vaksin.

Menurut informasi yang diperoleh, para pedagang ikan merasa kesal dan marah, atas kedatangan petugas vaksinasi di PPI Ujung Serangga Susoh dengan secara tiba-tiba. Mereka menilai kedatangan petugas vaksin membuat dagangan mereka jadi sepi pembeli.

"Akibat ada petugas vaksin itu, jadi warga merasa takut datang ke PPI Ujung Serangga, dan ikan mereka tidak habis terjual," ujar seorang warga Aceh Barat Daya, Syahril saat dihubungi.

Ia mengaku tidak ada tindakan kekerasan maupun anarkis dalam pembubaran petugas vaksin tersebut. Hanya saja, warga meluapkan kekesalannya dengan menghancurkan barang-barang yang dibawa petugas vaksin.


"Kursi, masker dan dokumen berhamburan. Petugas vaksin juga menyelamatkan diri, mengingat jumlah pedagang yang datang dengan teriakan sangat ramai," ucapnya.

Namun aksi itu tidak berlangsung lama, petugas TNI-Polri datang ke lokasi untuk menenangkan pedagang dan warga di sana.

Atas kejadian itu sejumlah petugas vaksin yang berjumlah delapan orang merasa syok dan diungsikan ke Polres setempat. Dalam peristiwa itu tidak ada korban luka.

"Tidak ada luka-luka. Hanya syok saja para petugas kita. Kini mereka sudah di Polres untuk diambil keterangannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya, Safliati.

=====

Ya ampun, gak habis pikir TS. Di sini kami rebutan kepengen divaksin. Sampai rela antri berpanas-panasan di lapangan. Lah ini ada petugas vaksin yang mendatangi malah diusir. Alasan mereka sih karena menganggu aktivitas jual beli ikan di sana. Warga takut datang membeli ikan karena kehadiran para petugas vaksin yang artinya banyak warga di sana yang tidak mau divaksin. Parahnya lagi mereka yang menolak divaksin ini melakukan tindakan anarkis. Bisa dilihat di foto kursi patah, meja patah, dokumen-dokumen berhamburan, gak tahu ya semoga saja vaksinnya aman.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Menurut TS kurangnya sosialisasi terkait manfaat, keamanan dan kehalalan vaksin menjadi sebab kericuhan terjadi. Warga menolak pasti ada rasa takut atau tidak percaya. Jalinan komunikasi yang baik amat diperlukan di sini. Kepala desa, petugas RT RW harusnya menjadi ujung tombak dalam memberikan pengertian-pemahaman kepada warga sekitarnya. Dan yang tak kalah penting juga adalah peran dari tokoh agama dan tokoh masyarakat di sana untuk turut memberikan persuasi tentang pentingnya vaksin. Sebab kadang tokoh agama dan tokoh masyarakat suaranya  lebih didengar ketimbang dari pemerintah atau dokter sekalipun.

Dari sudut lain TS menilai giat vaksin secara tiba-tiba di daerah yang masih banyak yang menolak vaksin sepertinya kurang tepat, terlihat tanpa analisa serta persiapan matang terlebih dahulu. Tidak ada salahnya memberikan pengumuman dulu setidaknya H-1 untuk menghindari kejadian anarkis seperti ini. Dan harusnya petugas keamanan yang berjaga juga diperhitungkan jumlahnya untuk mengantisipai hal-hal tak diinginkan terjadi.

Sekadar sharing, di kampung TS sempat beredar berita kalau vaksin itu berbahaya-melemahkan tubuh, merupakan agenda bisnis elite global dan yahudi. Pesan itu dengan cepat menyebar di aplikasi chating seperti whatsapp. Ayah TS yang merupakan ketua RT beserta perangkat desa di sana dibikin kwalahan untuk meberikan pengertian dan mempersuasiwarga agar mau ikut vaksin. Dia bahkan sempat bersitegang dengan adik kandungnya sendiri yang percaya dengan teori konspirasi. Syukurlah di sana ada tokoh masyarakat, kepala adat. Orangnya berpendidikan tinggi tapi juga pintar untuk urusan ghoib. Sering didatangi orang-orang untuk berobat dengan gejala tersinyalir kena santet. Singkatnya TS sebut dia itu dukun.

Nah ayah TS dan pemerintah setempat kerjasama dengan si dukun. Meminjam lidahnya untuk menyampaikan kebenaran vaksin. Hebatnya warga dengan mudahnya langsung percaya dan nurut. "Ini barang halus. Mainanku itu barang halus. Tapi corona ini jenis barang halus yang tidak bisa aku tangani. Gak bisa kita halau pakai sesajen dan asap kemenyan. Kalau mau selamat ya vaksin!" Kira-kira seperti itulah dia menyampaikan ke warga berdasar penuturan dari ayah TS.

Nah di sini kita bisa lihat betapa pentingnya mencari celah untuk melakukan pendekatan ke masyarakat yang punya tipikal  beragam. Lain ladang lain belalang.

Sekian cuap-cuap dari TS. Semoga bermanfaat ya. Terima kasih emoticon-Smilie


sumber berita


bruno95viniestGoKiEeLaBieEzZ
GoKiEeLaBieEzZ dan 20 lainnya memberi reputasi
21
4.7K
235
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan