cangkir059Avatar border
TS
cangkir059
Cerpen: Wanita yang Merindukan Bulan

Foto: Ilustrasi Wanita yang Merindukan Bulan/Pixabay


Seorang wanita muda itu masih sendiri di beranda rumah, ia sangat kesepian dalam kehidupannya yang tak pernah berubah. Wanita itu duduk di kursi kayu buatan kakeknya. Entahlah, wanita berambut sebahu itu suka banget duduk di kursi. Sampai, wanita itu bisa duduk berlama-lama di kursi kayu itu.

Angin malam pun menerpa buku yang ada di hadapannya. Ia terseyum karena menurutnya itu adalah sebuah tanda bahwa pangeran akan datang. Matanya pun mencari-cari di mana tempat pangeran akan turun dari langit. Setelah berjam-jam menunggu pangeran, akhirnya ia pun harus melahap lagi kekecawaan yang selama ini selalu menyerangnya, pangeran itu tak datang.

"Sayang, kamu sedang apa di sini?" tanya ibunya yang membuat ia terkaget.

"Apa?" Ia pun memalingkan muka, "ah, Ibu, membuat kaget saja," tambahnya sambil telapak tangan kanannya menempel ke dada.

"Kamu, malam-malam di sini, sedang apa?" Sekali lagi ibunya bertanya.

"Menunggu pangeran," jawabnya polos.

"Hmmm."

Ibunya merasa khawatir ketika mendengarkan jawaban seperti itu. Ibunya juga merasakan ada yang salah dengan putri semata wayangnya itu. Namun, ibunya hanya bisa memeluk dan memeluk ketika anaknya sedang mengalami halusinasi tinggi kepada pangeran.

"Bu, aku ingin melihat bulan!" pinta wanita muda itu kepada ibunya.

Ibunya hanya menganggukkan kepala saja. Kemudian, tanpa ba-bi-bu lagi wanita muda itu berlari ke halaman rumah. Setelah itu, ia berdiri lalu matanya mencari-cari bulan yang menggantung di langit hitam. Ia pun tersenyum ketika matanya tepat melihat bulan yang bercahaya sempurna. Bulan yang indah, katanya. Kemudian, kedua bola matanya menyorot tajam ke arah bulan itu hingga beberapa menit.

Wanita itu tampak terdiam seperti patung ketika guratan cahaya menusuk matanya. Kemudian, wanita itu malah semakin terdiam ketika melihat ada sesosok yang turun dari bulan.

"Apa?" Ibunya hanya bisa terkaget saja ketika melihat ada lelaki yang turun dari bulan.

Kedua tangan ibunya itu mengucek-ngucek mata untuk memastikan apakah ini benar terjadi ataupun hanya mimpi semata. Kemudian, ibunya langsung menghampiri wanita muda itu dan mencoba merangkulnya. Akan tetapi, tubuh wanita itu mendadak jadi dingin seperti es yang membeku. Sungguh, ibunya pun jadi tak kuat untuk merangkul wanita itu. Dan akhirnya, ibunya bertanya, "Kenapa tubuhmu jadi dingin gini?"

Wanita muda itu tak mengeluarkan satu kata pun dan ia masih memandang lelaki yang benar-benar turun menghampirinya. Kemudian, ibunya bertanya lagi, "Apakah ini pangeran yang kamu inginkan?"

Lagi dan lagi wanita muda itu masih saja tak menjawab perkataan ibunya.

Kedua mata ibunya melihat dengan jelas bahwa lelaki itu semakin dekat saja menghampiri wanita muda itu. Sampai-sampai, jantungnya semakin dag-dig-dug saja. Entahlah. Wanita muda itu pun hanya menatap saja dengan tatapan yang tampak kosong. Oleh karena itu, ibunya mencoba terus memanggil wanita muda itu. Namun, lagi dan lagi wanita muda itu seperti tak mendengarkan panggilan ibunya. Sampai-sampai, ibunya menepuk pundak wanita muda itu. Namun, wanita muda itu masih tak bergerak dan tubuhnya pun sudah seperti es batu yang dingin dan keras sehingga tangan ibunya pun terpental kedinginan.

Sesosok lelaki itu terlihat memakai pakaian yang serba putih, lalu benar-benar sudah berada persis di hadapan wanita muda itu. Tampak terlihat oleh ibunya bahwa lelaki yang turun dari bulan itu tersenyum. Namun, masih sama saja wanita muda itu tak bergerak sedikit pun. Entahlah. Entahlah, apa yang terjadi pada wanita muda itu? Pikiran ibunya pun jadi melayang-layang untuk mencari jawaban tentang putrinya itu.

Tangan kanan lelaki itu memegang wanita muda itu. Namun, lagi dan lagi ibunya tampak melongo karena melihat lelaki itu yang tak kedinginan ketika memegang tangan wanita muda itu. Entahlah. Ibunya itu pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saja. Kemudian, ibunya melihat dengan mata telanjang bahwa putrinya itu dituntun oleh lelaki yang berbaju putih. Ya, mereka berdua terlihat mau masuk ke dalam rumah.

Ibunya pun semakin dibuat kebingungan saja ketika semua kejadian itu tampak di depan mata. Akhirnya, ibunya mengikuti mereka berdua yang berjalan masuk ke dalam rumah. Namun, masih terlihat jelas bahwa wanita muda itu masih tak mengeluarkan sepatah kata pun. Langkah demi langkah kaki pun diayunkan sehingga ibunya itu persis berada di belakang mereka berdua.

"Hei, itu anak saya mau dibawa ke mana?!" tanya ibunya kepada lelaki yang berbaju putih.

Lelaki berbaju putih pun tak mendengarkannya dan terus berjalan menuju lukisan yang dilukis oleh ibunya wanita muda itu.

"Hei, kenapa berjalan ke sana?!"

Lagi dan lagi lelaki itu tak menjawab pertanyaan ibunya wanita muda itu. Kemudian, lelaki itu malah menuntun agar wanita muda itu masuk kembali ke dalam lukisan dan untuk diam selamanya di sana.

Ibunya pun hanya bisa menangis ketika melihat kejadian yang dulu diramalkan oleh suaminya itu terjadi, yaitu bahwa anak yang dilukisnya itu akan masuk kembali ke dalam lukisan untuk selamanya.[]

2021
Cangkir Kopi
bukhoriganAvatar border
makgendhisAvatar border
pulaukapokAvatar border
pulaukapok dan 2 lainnya memberi reputasi
3
956
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan