machin
TS
machin
Kalau Lihat Kondisi Ini, Sepertinya Perlu Dipikir Ulang Untuk Infaq di Masjid.

google image

Quote:

Gambar thumbnail  trit ini terlihat seperti keranda mayat ya ? Itu bukan keranda mayat, tapi itu adalah kotak infaq yang tersebar di sosial media. Kotak infaq dibuat seperti itu memiliki tujuan yang sangat jelas dan tidak perlu embel-embel lainnya. Mengingatkan akan kematian. Setelah ingat kematian, muncul akan ketakutan terhadap siksaan neraka, karena ketakutan, ingat akan amal yang mereka lakukan di kehidupan, karena tidak percaya diri dengan banyaknya amal yang dia lakukan, dia dengan berat hati mengeluarkan uang yang nominalnya paling kecil dari dompetnya.
Kalau isinya banyak, mengeluarkan nominal yang cukupanlah, warna hijau atau biru. Begitulah cara kerja kotak amal yang berbentuk keranda tersebut. 
Quote:



Apakah ada pengguna KasKus yang sama penasarannya sepertiku? Atau ada yang sudah tahu jawabannya akan aliran dana tersebut lari kemana saja? Silahkan bagi-bagi informasi ya.
Ketika aku masih sekolah, ketika aku memiliki uang, aku selalu menyisihkan uang untuk pengemis yang ada di depanku yang kebetulan aku lewati saat shalat jumat. Namun, semakin kesini, aku semakin malas memberikan uang kepada pengemis, bukan karena apa-apa. Aku selalu berpikir, apakah pemberianku ini merubah hidupnya menjadi lebih baik atau akan menjerumuskannya menjadi orang yang malas? Aku melewati mereka dan tidak memberikannya. Kemudian, aku masuk masjid dan kotak amal melewatiku, akupun berpikir seperti apa yang aku tulis di atas. Jika memang uang ini dikumpulkan untuk tujuan kemaslahatan umat, akan sangat elok jika pengemis yang datang setiap jumat didata dan ditelusuri kemudian digunakan dana masjid untuk mengangkat derajat mereka, dari mengemis menjadi pedagang atau berwirausaha.

google image


Mudah sekali TS bilang seperti itu? Dipikir ngurus orang kayak ngurus ikan lele? Tinggal kasih dana trus mereka sukses gitu?

Tidak mudah memang, itu satu hal yang sulit. Dan permasalahan itu sebenarnya juga kewajiban negara untuk membuat aturan dan mengakomodir rakyatnya yang tidak sejahtera. Ditambah lagi, pengemis sekarang juga mulai ada yang bikin makan ati, yang ngasih masih ngontrak, situ yang ngemis udah punya tanah sama rumah. Dan ngemis malah dijadikan profesi. Jadi, ini masalah yang perlu pendataan yang serius, dan memang tidak mudah agar dana diterima oleh mereka yang memang berhak menerimanya.
Quote:

Aku pribadi lebih suka mengalokasikan dana yang langsung otomatis memotong penghasilanku dari rekening setiap bulan. Aku mengikuti salah satu program suatu lembaga yang menggalang dana untuk memberdayakan anak-anak dan itu menurutku lebih tertarget. Aku bisa meminta laporan apa saja yang sudah mereka lakukan dengan uang-uang yang sudah mereka kumpulkan tersebut. Bahkan, jika mau, para donatur dipersilahkan untuk datang ke lokasi tempat para anak diberikan pendidikan dan hidup yang lebih baik. Itu caraku memenuhi kewajibanku untuk zakat atas harta yang sudah dititipkan kepadaku.
Quote:

Secara pribadi, jika ada orang yang menggunakan uang masjid untuk kepentingan pribadi dan hanya melakukan pembangunan besar-besaran terhadap masjid dan tidak memiliki dampak positif yang signifikan kepada kondisi masyarakat sekitar, hal itu sangat-sangat tidak berguna sama sekali menurutku. Apalagi sampai hutang hanya untuk membangun menara masjid, yang secara fungsi, sudah tercover dengan toa. Lagian, hampir setiap tempat di Indonesia, utamanya jawa, banyak sekali masjid. Suara adzan akan menggema dimana-mana.


Solusinya apa? Pihak pengurus masjid lebih inisiatif dan peka terhadap kondisi sekitar masjid. Jika kebutuhan masjid hanya membersihkan dan menggaji pengurusnya 5 juta per bulan, alokasikan dana lainnya untuk hal-hal yang lebih manfaat lagi dan bisa dilihat hasilnya oleh masyarakat sekitar. Kalau perlu, ada program kerja layaknya program kerja menteri-menteri di sana setiap tahun. Namun, mungkin hayalanku ini hanya sampai hayalan saja.
Meskipun begitu, ada beberapa masjid di Indonesia yang memang menggunakan dananya dengan baik. Contohnya masjid Jogokariyan. Masjid ini memaksimalkan sumber dana yang ada untuk kemakmuran masyarakat sekitar masjid. Meskipun hal itu tidak akan bisa benar-benar maksimal tanpa kerjasama dengan pemerintah setempat. Jika semua masjid memiliki program yang jelas tentang bagaimana mereka mengatur keuangan dan digunakan untuk apa saja, jelas akan banyak orang yang semakin rela untuk menitipkan sebagian harta titipan mereka di masjid.



google image

Jadi begitulah kiranya trit ini ditulis karena kecemasan pribadi. Aku menganggap KasKus sesekali jadi catatan harianku. Kalau memang itu menarik untuk ditulis, aku tulis di KasKus.



--
Terimakasih sudah membaca trit ini.
Sumber terlampir & opini pribadi.emoticon-rose

gembogspeeddouble.jumpAramina
Aramina dan 64 lainnya memberi reputasi
65
16.9K
203
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan