onepiecezone971Avatar border
TS
onepiecezone971
Sinopsis Film Perempuan Tanah Jahanam, Film Horor Tahun 2019


Setelah sedikit dikecewakan oleh Gundala, Perempuan Tanah Jahanam mengingatkan lagi alasan kekaguman saya terhadap film-film Joko Anwar. Tidak ada batasan, baik terkait moralitas maupun kreativitas, sehingga terlahir karya yang bebas nan segar. Kali ini Joko mengawinkan gagasan soal kasih sayang orang tua dalam keluarga disfungsional dengan lingkaran setan bernama kutukan.

Baca Juga : [url=http://S E N S O RSinopsis-Film-No-Body-09-15]Sinopsis Film[/url] No Body

Kredit pembuka di mana nama-nama bak terlukis di atas kelir (layar pertunjukan wayang kulit) diiringi musik bernuansa gamelan (digawangi trio Aghi Narottama-Bemby Gusti-Tony Merle plus Mian Tiara, scoring-nya ampuh membangun atmosfer sepanjang durasi), membuat Perempuan Tanah Jahanam langsung mencengkeram sedari awal.

Baca Juga Sinopsis Film Multiverse

Bahkan sejak sebelum itu, tepatnya pada adegan pembuka saat dua sahabat yang bekerja sebagai penjaga gerbang tol, Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita), mengobrol lewat telepon sembari menanti berakhirnya shift malam mereka. Kembali, Joko memamerkan kebolehan merangkai interaksi kasual, yang tak jarang mengandung pokok pembicaraan remeh cenderung nyeleneh, namun di situlah realisme terbangun. Meski sayang, lagi-lagi karakter Joko mengidap “penyakit” berupa artikulasi yang sering rancu.

Baca Juga [url=https://onepiecezone7.S E N S O Rsinopsis-film-zack-snyders-justice-league-3ed3710363dd]Sinopsis Film[/url] Zack Snyder Justice League

Pembicaraan Maya dan Dini ditutup teror mencekam, yang turut menyibak sebuah rahasia. Maya akhirnya mengetahui siapa orang tua sekaligus kampung halamannya, yang terletak di Desa Harjosari. Bukan cuma itu, ada kemungkinan sebuah warisan melimpah telah menantinya. Sedang kesulitan uang, kedua wanita ini memutuskan berangkat ke Harjosari, tanpa tahu jika selain warisan, bahaya besar pun menanti mereka.

Baca Juga Sinopsis Film American Underdog

Sense of impending doom. Perasaan itu yang Joko ingin penontonnya rasakan. Dari penampakan-penampakan makhluk gaib—walau tak semencekam dan sekreatif Pengabdi Setan, jump scare buatan Joko masih jauh dari murahan—sampai keanehan suasana Desa Harjosari. Sekilas warga di sana bersikap ramah, termasuk Ki Saptadi (Ario Bayu) si kepala desa yang tinggal bersama sang ibu, Nyi Misni (Christine Hakim), namun aroma ketidakberesan tercium pekat.

Baca Juga Sinopsis Film Ghibah

Aroma yang makin kuat sewaktu Dini mengambil sebuah keputusan nekat, yang bagai jadi gerbang pembuka menuju kegilaan-kegilaan Perempuan Tanah Jahanam. Perihal intensitas, kelebihan Joko dibanding sutradara lain adalah kemampuan memanfaatkan talenta pemain untuk menghidupkan ketakutan di tengah suasana darurat. Mentah, bak tanpa polesan. Tara Basro, dengan penampilan memadai, boleh jadi tokoh utama, tapi Marissa Anita adalah bintang pertunjukan. Diperlihatkannya definisi “efortless” dalam akting, entah lewat luapan rasa takut yang akan membuat jantung penonton ikut berdebar, atau menangani obrolan santai dengan sedikit bumbu komedi.

Baca Juga [url=https://S E N S O R/9a017]Sinopsis Film[/url] Morbius

Dua metode penghantaran horor Joko terapkan di sini, yaitu melalui pemandangan disturbing dan atmosfer. Saya tidak bisa mengungkap detail kekerasan apa saja yang film ini simpan, tapi pastinya Joko tak ragu bermain-main dengan tubuh manusia. Darah jelas mengalir di tanah jahanam Harjosari. Mengenai atmosfer, Joko, dibantu sang sinematografer langganan, Ical Tanjung, menggunakan sorotan lampu kuning kala malam hari, khususnya pada tempat di mana mistisisme berpusat. Bagai ada kabut pekat menyesakkan dari alam lain sedang menyelubungi Harjosari. Ditambah latar rumah-rumah remang, keangkeran timbul tanpa perlu ada makhluk halus bertampang mengerikan menampakkan diri.

Baca Juga [url=https://S E N S O RSinopsis-dan-review-West-Side-Story-01-04]Sinopsis Film[/url] West Side Story

Kelemahan Perempuan Tanah Jahanam terletak di satu elemen naskah. Setelah secara apik mengimplementasikan budaya klenik tanah Jawa, naskahnya tersandung urusan pemaparan jawaban misteri. Joko menyisihkan dua titik di alur untuk menjabarkan tabir kebenaran secara gamblang. Saya merasa ini bentuk kompromi Joko kepada penonton awam, mengingat kegamblangan bukan sesuatu yang identik dengan karyanya. Tapi masalah terbesar bukan soal “seberapa gamblang”, melainkan bagaimana proses menyuapi informasi itu, terjadi berkepanjangan, dan diletakkan di tengah babak ketiga, sehingga melucuti intensitas.

Baca Juga Sinopis Film Wrong Turn

Klimaksnya sendiri, meski tetap mengalirkan darah pula menampilkan tragedi, kekurangan daya bunuh. Ketika saya sudah bersiap menerima dikecewakan oleh resolusinya, Joko melemparkan momen final. Momen penutup ini—menghadirkan wajah familiar selaku cameo serta Christine Hakim yang melengkapi keberhasilannya memancing ngeri sepanjang film—menusuk jantung bermodalkan intensitas luar biasa, berkat kemampuan Joko memadukan timing kejutan, grafik disturbing, tempo tinggi, serta dua sumber suara, yakni musik dan teriakan manusia. Hanya segelintir sutradara bisa mengkreasi kegilaan semacam itu. Berbagai kekurangan yang sebelumnya muncul pun terbayar lunas, menegaskan film ini memang jahanam!


Baca Juga Sinopsis Film Moonfall
0
763
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan