marywiguna13Avatar border
TS
marywiguna13 
Siapakah Dalang Pembunuhan John F. Kennedy Yang Sebenarnya? #SeninMisteri




Pada hari Jumat tanggal 22 November 1963, Presiden John F. Kennedy ditembak di depan umum ketika dia sedang duduk di atas mobil dalam sebuah iring-iringan yang melewati Dallas, Texas. JFK dihantam oleh dua butir peluru, dimana peluru yang kedua tepat mengenai bagian kepalanya. Gubernur John B. Connally Jr. yang saat itu bersama dengan JFK di dalam mobil, juga terkena tembakan, namun dia bisa bertahan. Peristiwa tersebut sempat tertangkap oleh sebuah film kamera 8mm milik seorang videografer yang bernama Abraham Zapruder.



Tembakan tersebut berasal dari jendela lantai enam di sudut sebelah tenggara sebuah gedung yang bernama Texas School Book Depository, gedung yang dilewati oleh iring-iringan mobil JFK. Penyelidikan resmi menyebutkan bahwa sang penembak bernama Lee Harvey Oswald. Namun, dua hari setelah pembunuhan terjadi, Oswald justru kenudian dibunuh oleh seorang pria yang bernama Jack Ruby di Dallas Police Department. Bahkan, pembunuhan tersebut disiarkan secara langsung oleh stasiun tv.



Ada banyak pihak yang mengkritik rute iring-iringan mobil JFK, karena dianggap melewati jumlah tikungan yang tidak biasa, yang bisa memperlambat iring-iringan mobil tersebut. Rute tersebut dipilih oleh dua orang agen Secret Service yang bernama Winston G. Lawson dan Forrest V. Sorrels. Sebelumnya, agen Secret Service lainnya sempat dikirim untuk memeriksa rute yang dipilih, dan mendapati sekitar lebih dari 20 ribu jendela menghadap rute yang dilalui oleh iring-iringan mobil JFK. Namun, karena mereka tidak memiliki banyak orang untuk memeriksa setiap jendela, maka mereka memilih untuk tidak memeriksa satupun dari jendela-jendela tersebut.



Satu minggu setelah penembakan terjadi, Wakil Presiden Lyndon B. Johnson secara resmi menggantikan posisi JFK. Dia kemudian membentuk sebuah komisi untuk melakukan investigasi tentang situasi ketika pembunuhan terhadap JFK terjadi dan menyusulnya pembunuhan terhadap Oswald. Komisi ini diketuai oleh seorang Hakim Agung yang bernama Earl Warren dan beranggotakan beberapa pejabat penting. Dan untuk temuan sementara, mereka percaya bahwa hanya ada satu penembak yang memiliki banyak kesamaan dengan banyaknya teori konspirasi yang bermunculan, dan penembak tersebut adalah Lee Harvey Oswald.





Komisi Warren secara resmi menetapkan bahwa Lee Harvey Oswald melakukan aksi penembakan terhadap JFK sendirian, tanpa ada konspirasi dari pihak manapun. Oswald sendiri telah berada di Rusia pada tahun 1959 dan mencoba untuk melepaskan kewarganegaraan Amerikanya. Oswald memiliki sejarah kekerasan sejak dia masih kecil. Dia pernah mengejar saudara tirinya dengan membawa sebuah pisau. Dan ketika dia berada di Kesatuan Angkatan Laut Amerika selama tiga tahun, dia memiliki kualifikasi sebagai penembak jitu dengan menggunakan senapan M-1.



Oswald yang saat itu merupakan penduduk Dallas, sebenarnya sedang berada dalam pengawasan FBI di Dallas. Namun anehnya, mereka tidak memberitahukan pihak Secret Service tentang keberadaan Oswald tersebut. Dan sebaliknya, pihak Secret Service pun tidak memberitahukan tentang adanya iring-iringan mobil JFK pada pihak FBI di Dallas. Selain itu, Oswald juga diketahui bekerja di gedung Texas School Book Depository. Dimana gedung tersebut dilewati oleh iring-iringan mobil JFK dan Oswald menembakkan pelurunya dari tempat tersebut.

Menanggapi bukti yang ditemukan bahwa Oswald adalah pelaku penembakan, Warren mengatakan bahwa, senapan Italia Mannlicher-Carcano 6,5 mm dimana tembakan itu berasal, dimiliki oleh dan merupakan kepemilikan dari Oswald. Hal tersebut juga ditentukan dengan ditemukannya peluru yang hampir utuh, yang terdapat pada tandu yang dipakai untuk membawa Connally, serta dua buah pecahan peluru yang terdapat di dalam mobil yang cocok dengan senapan tersebut, tentunya dengan mengesampingkan semua jenis senjata lainnya. Senapan tersebut kemudian ditemukan tersembunyi di dekat jendela lantai enam gedung Texas School Book Depository, begitupun dengan tiga butir selongsong peluru yang cocok dengan tiga kali tembakan yang sempat terdengar.



Selain itu, diketahui bahwa Oswald pernah melakukan percobaan pembunuhan terhadap Mayor Jenderal Edwin A. Walker pada tanggal 10 April 1963. Hal tersebut membuktikan bahwa Oswals memiliki kecenderungan untuk mengambil nyawa seseorang. Dan Oswald juga sempat menembak seorang polisi Dallas yang bernama J.D. Tippit dengan menggunakan sebuah revolver, sekitar 45 menit setelah dia melakukan penembakan terhadap JFK. Keterangan ini didukung oleh pernyataan saksi dan juga karena selongsong peluru yang ditemukan di tempat kejadian, berasal dari revolver yang dimiliki oleh Oswald.

Dengan semua bukti dan hal yang terjadi, sudah sangat jelas bahwa pelaku penembakan terhadap JFK adalah Oswald. Namun, banyak pihak yang bertanya-tanya apakah Oswald benar-benar bertindak sendiri. Sayangnya, karena Oswald dibunuh oleh Ruby, maka hal tersebut tidak akan pernah diketahui secara pasti. Dan walopun Komisi Warren tidak menemukan satupun bukti yang menunjukkan bahwa Ruby ataupun Oswald merupakan bagian dari sebuah konspirasi untuk membunuh JFK, adalah hal yang wajar jika ada pihak yang bertanya-tanya tentang kemungkinan Ruby membunuh Oswald adalah untuk membuatnya tetap diam. Komisi Warren juga tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa Oswald memiliki keterlibatan dengan seseorang atau sebuah kelompok konspirasi untuk membunuh JFK. Mereka yakin secara tegas bahwa Oswald adalah satu-satunya pelaku penembakan.



Komisi Warren meyakini bahwa hanya ada tiga butir peluru yang ditembakkan. Peluru pertama meleset ketika ditembakkan, peluru kedua mengenai JFK di bagian leher dan juga mengenai Connally, dan peluru ketiga mengenai JFK di bagian kepala. Peluru kedua adalah yang paling kontroversial karena mampu mengenai JFK dan Connally sekaligus. Komisi Warren memberikan teori yang yang berkaitan dengan peluru kedua tersebut, yang disebut dengan "The Magic Bullet Theory". Bahwa dari jendela lantai enam, peluru meluncur melewati bagian belakang leher JFK, lalu keluar menuju kearah bawah, lalu menembus sisi kanan punggung Connally, lalu keluar dari bawah dada sebelah kanannya, lalu masuk dan keluar melalui pergelangan tangan kanan Connally, dan berakhir di paha sebelah kirinya. Komisi Warren bahkan menyimpulkan bahwa peluru yang hampir utuh yang ditemukan ditandu Connally merupakan peluru kedua.

Yang menjadi titik utama perselisihan adalah banyak yang percaya bahwa peluru mampu menembus JFK dan Connally sekaligus dari jendela lantai enam adalah sebuah hal yang tidak mungkin. Namun, penggambaran melalui komputer memungkinkan hal tersebut terjadi jika Connally duduk di kursi dengan posisi lebih rendah daripada Kennedy, dan juga jika mempertimbangkan posisi tubuh mereka ketika penembakan terjadi. Oleh karena itu, sulit untuk dipercaya bahwa peluru kedua yang disebut sebagai "The Magic Bullet", akan tetap utuh setelah melintas menembus dua tubuh yang berbeda.

Jika menelisik film yang merekam peristiwa penembakan terjadi, Oswald tidak memiliki cukup waktu untuk melepaskan dua tembakan dalam rentang waktu dimana JFK dan Connally pertama kali terkena tembakan. Namun jika teori "The Magic Bullet" tidak benar, maka ada dua orang yang menjadi penembak. Bahkan menurut Connally, peluru yang mengenai JFK adalah peluru yang berbeda dengan peluru yang mengenai dirinya. Selain itu, menurut pengakuan seorang penonton iring-iringan mobil JFK yang bernama James T. Tague, sebuah peluru nyasar menghantam trotoar yang berada di dekatnya dan serpihan peluru tersebut mengenai bagian pipinya. Sebuah tanda di trotoar yang juga ditemukan, menurut Komisi Warren kemungkinan berasal dari peluru inti. Namun, menurut pengakuan Tague, peluru nyasar tersebut berasal dari tembakan yang kedua, bukan tembakan yang pertama. Hal tersebut menunjukkan apakah Tague melakukan kesalahan dalam menanggapi situasi, atau memang terdapat lebih dari tiga peluru yang ditembakkan. Dan mengingat terdapat tiga buah selongsong peluru yang ditemukan di gedung Texas School Book Depository, itu berarti penembak lebih dari satu orang.



Pada tahun 1970an, sebuah teknik penelitian digunakan untuk menganalisa suara tembakan, dan ditemukan enam titik dalam suara tersebut yang berisi pola gema yang memiliki kemiripan dengan suara tembakan. Hal ini berarti terdapat lebih dari satu orang penembak. Bahkan terdapat sebuah rekaman film yang berasal dari sudut pandang yang berbeda dari rekaman film yang dimiliki oleh Zapruder. Dalam rekaman film tersebut terlihat gundukan rumput yang menjadi latar belakang penembakan, dan orang-orang yang sempat melihat rekaman tersebut mengaku bahwa mereka melihat kepulan asap atau penembak kedua yang berada di gundukan rumput tersebut. Namun, rekaman film tersebut konon dikabarkan hilang.



Seorang wanita yang bernama Cynthia Nix Jackson, yang merupakan cucu dari pemilik rekaman film tersebut, pada tahun 2015 sempat mengajukan tuntutan pada pemerintah Amerika sebesar 10 milyar dolar untuk ganti rugi atas hilangnya rekaman film tersebut. Namun tampaknya, rekaman film tersebut belum terlihat sejak The House Select Comittee of Assasination pada tahun 1978. Komite yang bertugas melakukan investigasi pembunuhan yang terjadi terhadap JFK dan Martin Luther King Jr. tersebut dibentuk pada tahun 1976, dan setelah komite senat mengkonfirmasi bahwa CIA telah dengan sengaja menyembunyikan informasi dari investigasi yang dilakukan oleh Komisi Warren. Informasi tersebut berisi tentang rencana untuk membunuh Fidel Castro. Mereka juga menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian suara yang dilakukan, besar kemungkinan bahwa terdapat dua orang yang menjadi penembak JFK. Selain itu, mereka berpendapat bahwa pembunuhan terhadap JFK merupakan sebuah konspirasi, dan mereka tidak dapat mengidentifikasi penembak lainnya ataupun luasnya konspirasi yang terjadi.





Teori pertama, wakil presiden Lyndon B. Johnson sengaja melenyapkan JFK untuk mendapatkan kekuatan politik. Sebelum JFK terpilih, Johnson sempat berusaha untuk mengambil alih posisi pencalonan presiden dari JFK ketika rapat partai Demokrat yang diadakan pada tahun 1960 di Los Angeles. Menurut sebuah buku yang berjudul The Death of a President, Johnson meminta JFK untuk tetap melakukan pekerjaan lamanya sebagai Senator Texas. Hal tersebut bisa diartikan bahwa Johnson merasa bosan dan dikebiri oleh kantor wakil presiden, yang dianggapnya terlalu mencolok sebagai lawan dari kekuatan yang sebenarnya, yang dia miliki ketika dia menjadi pemimpin senat. Juga muncul sebuah rumor jika Johnson kemungkinan dikeluarkan dari kesempatan untuk mengikuti pemilihan ulang pada tahun berikutnya.

Sehari sebelum penembakan terjadi, Johnson dan JFK tampak sempat terlibat dalam sebuah pembicaraan. Johnson yang memainkan peranan besar dalam kunjungan JFK ke Dallas, tidak lagi memegang kekuasaan politik di Texas, yang merupakan negara bagian penentu kemenangan bagi JFK dalam pemilihan ulangnya. Oleh karena itu, secara terpaksa JFK pergi ke Dallas untuk berusaha menyelesaikan krisis politik di Texas. Dan mengingat Texas merupakan wilayah Johnson berasal, JFK merasa bahwa Joshson seharusnya mampu mengatasi permasalahan yang terjadi di Texas tersebut.



Tangan kanan Johnson sebelumnya pernah diperingatkan oleh seorang pengacara Texas yang bernama Byron Skelton bahwa, iklim politik di Dallas sedang berada dalam keadaan tidak aman, dan dia mengkhawatirkan keselamatan JFK. Namun hal tersebut justru tidak diinformasikan kepada JFK. Informasi tersebut juga diterima oleh pejabat penting yang memang dekat dengan JFK, termasuk adik JFK sendiri yang bernama Robert Kennedy.




Sebuah hal yang mendukung teori ini adalah munculnya seorang wanita yang bernama Madeleine Brown, yang mengaku berselingkuh dengan Johnson. Madeleine mengaku bahwa dia sempat menghadiri sebuah pesta bersama dengan Johnson, Richard Nixon yang merupakan lawan politik JFK, dan J. Edgar Hoover yang merupakan Direktur pertama FBI, sehari sebelum pembunuhan terhadap JFK terjadi. Madeleine juga mengaku bahwa Johnson sempat membisikkan padanya kalimat,

Quote:


Johnson sedang berada dalam sebuah perjalanan dimalam sebelum pembunuhan terjadi, dimana gerakannya banyak didokumentasikan. Oleh karena itu, adalah hal yang tidak mungkin bahwa pertukarannya dengan Madeleine terjadi. Lebih jauh lagi, sementara ada bukti bahwa Johnson bukan wakil presiden yang paling bahagia. Namun, tidak ada hal yang mendukung teori bahwa dia membunuh JFK. Dia bahkan membantu untuk membentuk Komisi Warren.





Teori kedua, pemerintah Rusia merupakan dalang dibalik pembunuhan terhadap Presiden JFK. Seperti yang kita ketahui, diantara Amerika dan Rusia terdapat ketegangan dengan Perang Dingin yang mereka ciptakan. Oswald diketahui pernah mencoba untuk berpindah ke Rusia sebelumnya. Oleh karena itu, beberapa pihak mengemukakan teori bahwa dia bisa saja merupakan agen KGB. Oswald juga sempat terlihat berada di kedutaan Rusia yang berada di Mexico City, beberapa minggu sebelum peristiwa pembunuhan terjadi. Namun tampaknya, Rusia tidak akan memilih Oswald untuk membunuh JFK, karena dia akan menimbulkan kecurigaan Amerika terhadap Rusia, mengingat apa yang sedang terjadi diantara mereka.





Teori ketiga, kelompok mafia memiliki kaitan dalam peristiwa yang terjadi. Tiga kelompok mafia yang berbeda mengklaim bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap JFK. Ketiga kelompok mafia tersebut adalah kelompok mafia Chicago, kelompok mafia Miami, dan kelompok mafia New Orleans. Jack Ruby, orang yang membunuh Oswald, merupakan pemilik sebuah klub malam di Dallas, yang secara tidak langsung memiliki hubungan dengan kelompok mafia. Bahkan, beberapa pihak percaya bahwa kelompok mafia tertentu bekerja sama dengan CIA untuk melenyapkan JFK.




Pada tahun 2015, seorang mantan pembunuh bayaran mafia yang bernama James Files, mengaku bahwa dia merupakan penembak kedua yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan terhadap JFK. Dia juga mengatakan bahwa dia merupakan bagian dari alur persekongkolan antara mafia dan CIA. Namun tidak ada bukti yang mendukung hal tersebut. Tapi mungkin hal yang paling menarik dari teori ini adalah kaitan antara JFK dengan Sam Giancana yang merupakan ketua kelompok mafia Chicago. Ayah JFK yang bernama Joseph Kennedy, diduga pernah melakukan kerja sama dengan Giancana dalam hal industri ilegal pada masa konstitusi pelarangan nasional di Amerika.




Selain itu muncul kabar bahwa Giancana membantu JFK dalam memenangkan pemilihan yang diadakan pada tahun 1960. Mereka juga dikabarkan berbagi seorang wanita selingkuhan yang bernama Judith Campbell Exner, dalam waktu yang berbeda. Bahkan pada tahun 1975, Giancana yang seharusnya memberikan kesaksian terhadap Komite Senat perihal peranannya dalam rencana penembakan yang dilakukan oleh CIA, justru dibunuh oleh pelaku yang tidak diketahui. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pihak yang menginginkan Giancana untuk tetap tutup mulut.

bersambung ke #2..



Sekian, dan terimakasih.

*
*
*
*
*

sumber :












indrag057Avatar border
vd14Avatar border
x310Avatar border
x310 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
12.6K
93
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan