marywiguna13
TS
marywiguna13 
Kasus Penculikan Yang Menginspirasi Novel Murder On The Orient Express #KamisKriminal


Charles Augustus Lindbergh Jr. lahir pada tanggal 22 Juni 1930 di Englewood, New Jersey. Ayahnya yang bernama Charles Lindbergh, merupakan seorang penerbang. Sedangkan ibunya bernama Anne Morrow Lindbergh. Pada tanggal 1 Maret 1932, pengasuh Charles Jr. yang bernama Betty Gow menemukan bahwa Charles Jr. tidak sedang berada bersama ibunya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Betty kemudian memberitahu Lindbergh yang kemudian bergegas menuju kamar anaknya, dan menemukan surat tebusan yang diletakkan didekat jendela.



Sambil membawa pistol, Lindbergh berkeliling rumah dan pergi keluar ditemani dengan kepala pelayan rumahnya yang bernama Olly Whateley. Mereka sempat menemukan jejak kaki di tanah tepat di bawah jendela kamar Charles Jr., sebuah tangga kayu yang tampaknya dibuat sendiri, dan sebuah selimut bayi. Whateley kemudian menghubungi Hopewell Borough Police Department, sedangkan Lindbergh menghubungi pengacara sekaligus temannya yang bernama Henry Skillman Breckinridge, serta polisi negara bagian New Jersey.





Kediaman keluarga Lindbergh


Polisi Hopewell Borough dan polisi New Jersey kemudian melakukan pencarian di dalam rumah dan di sekitarnya. Seorang ahli sidik jari juga dipanggil untuk memeriksa surat tebusan dan tangga yang dipakai untuk menculik Charles Jr. Ahli tersebut berkesimpulan bahwa pelaku memakai sarung tangan dan sejenis kain yang dipakai untuk membungkus sepatunya, karena dia tidak menemukan sidik jari dan jejak kaki yang cocok di setiap titik yang memungkinkan dilewati oleh penculik. Namun dia justru bisa menemukan sidik jari milik Charles Jr.

Polisi juga mulai memeriksa surat tebusan yang ditulis dengan tulisan tangan dan tatabahasa yang buruk. Serta sebuah lambang yang terdiri dari dua lingkaran biru yang saling berkaitan, yang di dalamnya terdapat lingkaran merah, dan juga tiga lingkaran kecil hitam dengan posisi yang sejajar. Satu lingkaran hitam tersebut tepat berada di tengah lingkaran merah, dan dua lingkaran hitam lainnya berada di luar lingkaran biru. Dan surat tebusan tersebut berisi,



Quote:




Mendengar berita tersebut, beberapa petinggi militer berpangkat Kolonel menawarkan bantuan mereka. Bahkan orang-orang penting seperti Herbert Norman Schwarzkopf yang merupakan pengawas dari polisi negara bagian New Jersey, Henry Skillman Breckinridge yang merupakan seorang pengacara di Wall Street, dan William J. Donovan yang merupakan kepala Office of Strategic Services, datang secara langsung ketempat kejadian. Lindbergh bersama dengan ketiga orang tersebut berspekulasi bahwa penculikan yang terjadi dilakukan oleh pelaku kejahatan yang terorganisir dan surat tebusan yang ditemukan ditulis oleh sesorang yang berbicara bahasa Jerman sebagai bahasa aslinya.

Mereka kemudian menghubungi seorang pria yang bernama Mickey Rosner, yang dikabarkan mengenal beberapa anggota mafia. Dari Mickey kemudian beralih ke dua orang pemilik sebuah tempat ilegal yang menjual minuman alkohol yang bernama Salvatore Spitale dan Irving Bitz. Kedua orang tersebut ditunjuk sebagai mediator ketika Lindbergh berurusan dengan para anggota mafia dan tokoh-tokohnya seperti Al Capone, Willie Moretti, Joe Adonis, serta Abner Zwillman. Dimana mereka mengatakan dari balik penjara, bahwa mereka akan membantu mengembalikan Charles Jr. dengan imbalan uang atau bantuan legal lainnya. Bahkan Al Capone menawarkan bantuan dengan imbalan dibebaskan dari penjara, dengan alasan bahwa bantuannya akan lebih efektif. Namun hal tersebut sempat dibantah oleh pihak yang berwajib.

Karena saat itu penculikan termasuk sebuah kejahatan nasional, maka seorang Jaksa Agung yang bernama William D. Mitchell, segera mengabarkan Presiden Amerika Herbert Hoover tentang peristiwa tersebut. William juga memberitahukan bahwa semua perlengkapan yang berada di Department of Justice akan digerakkan agar bisa bekerjasama dengan pihak berwajib New Jersey. Pihak FBI pun segera diberi kewenangan untuk menyelidiki kasus tersebut. Pemerintah New Jersey kemudian membuat pengumuman bahwa mereka akan memberikan imbalan uang sebesar $25.000 bagi mereka yang bisa mengembalikan Charles Jr. dengan selamat. Keluarga Lindbergh bahkan memberi tambahan hadiah uang sebesar $50.000.



Pada tanggal 6 Maret 1932, surat tebusan baru muncul. Surat tebusan yang masih memiliki lambang tersebut dikirim dari Brooklyn dua hari sebelumnya, dan berisi pemberitahuan bahwa pelaku meminta uang tebusan dinaikkan menjadi $70.000. Beberapa hari kemudian, surat tebusan ketiga muncul, namun justru dikirimkan kepada Henry Breckinridge. Surat tersebut memberitahukan bahwa yang seharusnya yang menjadi mediator antara Lindbergh dengan pelaku adalah seorang pria yang bernama John F. Condon. Pelaku juga meminta secara khusus untuk memberitahukan media bahwa surat tebusan ketiga sudah dikirim, dan dia juga meminta kotak dengan ukuran tertentu yang digunakan untuk menyimpan uang tebusan. Selain itu, dia juga sempat memperingatkan Lindbergh untuk tidak menghubungi polisi.

John F. Condon


John F. Condon merupakan seorang tokoh masyarakat di kota Bronx dan seorang pensiunan guru. Dia sempat menawarkan uang sebesar $1.000 jika pelaku mau menyerahkan Charles Jr. kepada pendeta Katolik setempat. Condon kemudian menerima surat dari pelaku yang isinya menjadikan dia sebagai mediator antara pelaku dengan Lindbergh, dan Lindbergh juga menerima surat yang serupa. Pelaku kemudian menginstruksikan Condon untuk memasang iklan dikoran New York American yang bertuliskan, "Money is ready. Jafsie".

Instruksi berikutnya adalah pertemuan antara Condon dengan pelaku yang dijadwalkan pada malam hari di Woodlawn Cemetary. Menurut pengakuan Condon, pelaku tersebut terdengar seperti orang asing dan sengaja menyembunyikan wajahnya ketika mereka berbicara. Pelaku tersebut mengatakan bahwa dia bernama John dan merupakan seorang pelaut Skandinavia, serta seorang anggota mafia yang terdiri dari tiga orang pria dan dua orang wanita. Dia juga mengatakan bahwa Charles Jr. baik-baik saja dan sedang berada di dalam perahu, dan akan diserahkan ketika uang tebusan sudah tersedia. Namun ketika Condon menunjukkan ekspresi keraguan bahwa John tidak bersama dengan Charles Jr., John mengatakan bahwa dia akan mengirimkan baju tidur bayi sebagai buktinya.

Sketsa dari pria yang bernama "John", yang digambarkan oleh Condon. Dan sesuai dengan wajah dari Hauptmann


Pada tanggal 16 Maret 1932, Condon menerima sebuah paket yang berisi baju tidur bayi dan surat tebusan yang ketujuh. Setelah Lindbergh mengenali bahwa baju tidur bayi yang dikirim adalah milik Charles Jr., Condon kembali memasang iklan dikoran Home News yang bertuliskan, "Money is ready. No cops. No secret service. I come alone, like last time". Dan pada tanggal 1 April 1932, Condon menerima surat yang berisi bahwa waktu untuk mengirimkan uang tebusan sudah tiba.



Pada tanggal 2 April 1932, Condon diberi sebuah catatan oleh seorang supir taksi yang tidak dikenal. Condon kemudian bertemu dengan John, dan mengatakan bahwa mereka hanya bisa memberikan uang tebusan sebesar $50.000, yang terdiri dari sejumlah uang yang nomor serinya sempat dicatat, dan sejumlah sertifikat emas yang bisa menjadi informasi siapa pemiliknya ketika sertifikat emas tersebut dipergunakan. Uang tebusan yang disimpan didalam kotak kayu yang dibuat dengan ukuran khusus tersebut pada akhirnya diterima oleh John. Dia juga mengatakan bahwa Charles Jr. berada di dalam pengawasan dari dua orang wanita.

Pada tanggal 12 Mei 1932, seorang supir truk yang bernama Orville Wilson, bersama dengan rekannya yang bernama William Allen, menepi di pinggir jalan yang jaraknya sekitar 4,5 mil dari kediaman keluarga Lindbergh. Ketika William berusaha untuk mencari pohon agar dia bisa buang air kecil, dia menemukan sesosok mayat bayi yang membusuk, dengan bagian kepala yang hancur. Mayat bayi tersebut juga tampaknya sempat dimangsa oleh binatang liar. Ketika diidentifikasi, mayat bayi tersebut berhasil dikenali oleh pengasuh Charles Jr., dari jari kaki sebelah kanan yang memiliki ciri khusus dan baju yang dipakai oleh bayi tersebut, yang merupakan baju yang pernah dibuat oleh pengasuhnya.



Pada bulan Juni, pihak kepolisian mulai mencurigai bahwa pelaku adalah orang dikenal oleh Lindbergh. Kecurigaan tertuju pada seorang pembantu rumah tangga keluarga Morrow yang bernama Violet Sharp. Ketika diinterogasi, Violet memberikan keterangan yang berbelit-belit mengenai keberadaannya di malam penculikan terjadi. Namun pada tanggal 10 Juni 1932, Violet melakukan bunuh diri dengan meminum cairan yang mengandung sianida sebelum menjalani interogasinya yang keempat. Condon juga sempat menjalani interogasi, namun tidak ada hal yang mencurigakan darinya.

Setelah mayat Charles Jr. ditemukan, Condon dianggap memiliki keterlibatan walopun tidak secara resmi. Bagi publik, dia merupakan tersangka dan menjadi bahan cacian bagi kalangan tertentu. Tindakan yang dilakukan Condon terhadap kasus ini semakin cemerlang. Karena pernah pada suatu hari ketika dia sedang berada didalam bis, dia sempat melihat pelaku penculikan di jalan. Sambil mengungkapkan identitasnya, Condon menyuruh supir untuk menghentikan bisnya. Namun sayangnya, pelaku tidak sempat terkejar. Di sisi lain, tindakan Condon juga mendapat kritikan dan dianggap eksploitatif karena dia setuju untuk muncul dalam panggung teater yang menceritakan tentang penculikan terhadap Charles Jr., selain itu Majalah Liberty juga menerbitkan artikel berseri yang berjudul Jafsie Tells All, yang juga menceritakan hal yang sama.



Mengingat pihak penyidik tidak menemukan perkembangan karena bukti yang didapat sangat sedikit, oleh karena itu mereka mengalihkan penyelidikan untuk melacak keberadaan uang tebusan. Sebanyak 250 ribu lembar selebaran yang berisi nomor seri uang tebusan dibagikan kepada para pelaku bisnis, terutama di New York. Uang tebusan tersebut tersebar dibeberapa lokasi, bahkan hingga ke Chicago dan Minneapolis. Namun orang yang mempergunakannya tidak pernah ditemukan. Kemudian dengan perintah Presiden, semua sertifikat emas harus ditukarkan dalam bentuk lain pada tanggal 1 Mei 1933. Beberapa hari sebelum batas waktu, seorang pria pernah membawa $2.980 ke sebuah bank di Manhattan untuk ditukarkan. Dia baru menyadari bahwa yang dimilikinya tersebut berasal dari uang tebusan. Pria tersebut sempat memberikan identitasnya sebagai J. J. Faulkner dan tinggal di 537 West 149th Street. Namun ketika diselidiki, tidak ada seorang pun yang memiliki nama tersebut. Bahkan seorang wanita yang bernama Jane Faulkner yang sudah tinggal di daerah tersebut selama 20 tahun, menyangkal bahwa dia terlibat di dalam penculikan yang terjadi sebelumnya.



Para penyidik menyadari bahwa dalam kurun waktu hampir tiga tahun, uang tebusan tersebut dipergunakan di sepanjang kota New York, terutama rute kereta bawah tanah Lexington Avenue, yang terhubung ke Bronx dan bagian timut Manhattan, termasuk pemukiman warga Jerman-Austria yang terletak di daerah Yorkville. Pada tanggal 18 September 1934, seorang teller bank di Manhattan menemukan sebuah sertifikat emas, dan di atasnya tertulis sebuah plat nomor mobil New York 4U-13-41-N.Y. Ketika dilacak, margin dalam tagihan tersebut merujuk ke sebuah pom bensin dimana pemiliknya sengaja menuliskan plat nomor konsumen karena dia tampak seperti pemalsu dan terlihat mencurigakan.

Polisi kemudian melakukan penelusuran dan menemukan bahwa plat nomor mobil tersebut milik seorang pria yang bernama Richard Hauptmann, yang tinggal di 1279 East 222nd Street di daerah Bronx. Hauptmann merupakan seorang imigran yang memiliki catatan kriminal semasa dia tinggal di Jerman. Ketika dia ditangkap, dia membawa sertifikat emas senilai $20, serta uang tunai senilai $14.000 yang ditemukan di garasinya. Hauptmann kemudian diinterogasi sambil sesekali dipukuli. Dia mengaku bahwa semua uang dan barang lainnya merupakan peninggalan dari teman dan rekan bisnisnya yang bernama Isidor Fisch, yang meninggal pada tanggal 29 Maret 1934, tidak lama setelah dia kembali ke ke Jerman.

Hauptmann juga mengaku bahwa dia baru mengetahui setelah Fisch meninggal, jika kotak sepatu yang juga ditinggalkan berisi sejumlah uang. Dan dia tetap menyimpannya karena dia menganggap bahwa uang tersebut merupakan sebuah pinjaman dari perjanjian bisnis yang dia buat bersama dengan Fisch. Hauptmann secara konsisten menyangkal keterlibatannya dalam penculikan dan uang yang dimilikinya adalah uang tebusan.

Tulisan tangan Hauptmann


Polisi kemudian melakukan penggeledahan di rumah Hauptmann dan menemukan beberapa bukti yang terhubung pada peristiwa penculikan, seperti sebuah buku yang berisi sketsa tangga yang mirip dengan tangga yang ditemukan di rumah keluarga Lindbergh. Selain itu, alamat dan nomor telepon Condon ditemukan tertulis di bagian salah satu dinding rumahnya. Sebuah kunci dan potongan kayu juga ditemukan di loteng. Dan ketika diteliti, potongan kayu tersebut cocok dengan kayu yang dipakai untuk membuat tangga.



Hauptmann kemudian didakwa di Bronx atas pemerasan sejumlah uang sebesar $50.000, yang dilakukannya terhadap Lindbergh. Dua minggu kemudian yaitu pada tanggal 8 Oktober 1934, didakwa di New Jersey atas pembunuhan yang dilakukannya terhadap Charles Jr. Dan dua hari kemudian dia diserahkan kepada pihak berwajib New Jersey, untuk menghadapi tuntutan atas kasus penculikan dan pembunuhan. Hauptmann kemudian dipindahkan ke Hunterdon County Jail yang terletak di Flemington, New Jersey, pada tanggal 9 Oktober 1934.



Hauptmann menjalani persidangannya yang diadakan di Hunterdon County Courthouse, yang terletak di Flemington, New Jersey, dan dipimpin oleh hakim Thomas Whitaker Trenchard. Dia dituntut atas pembunuhan yang mampu membawanya pada hukuman mati. Koran New York Daily Mirror sengaja menunjuk Edward J. Reilly sebagai pengacara Hauptmann, sebagai imbalan agar mereka memiliki hak untuk menerbitkan cerita tentang Hauptmann. Dan David T. Wilentz yang berasal dari Kejaksaan Agung New Jersey, ditunjuk sebagai Jaksa Penuntut Umum. Pada tanggal 29 Juni 1935, Hauptmann dinyatakan bersalah dan dihukum mati dengan sengatan listrik. Dia sempat diberi penawaran oleh sebuah koran bernama Hearst untuk memberikan pengakuan, mereka akan mengupayakan agar hukuman matinya diganti dengan hukuman seumur hidup tanpa adanya pembebasan bersyarat. Namun, Hauptmann menolaknya.

Setelah Hauptmann dieksekusi, beberapa wartawan dan penyidik independen muncul dengan banyak pertanyaan mengenai cara investigasi yang dijalankan oleh pihak kepolisian dan bentuk keadilan selama persidangan berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berhubungan dengan gugurnya para saksi dan bukti yang diindikasi sengaja dimunculkan oleh pihak penuntut. Dan selama tahun 1980an, Anna Hauptmann yang merupakan istri dari pelaku, sudah dua kali melayangkan gugatan terhadap pemerintah negara bagian New Jersey atas eksekusi suaminya tersebut yang dinilai tidak adil. Sayangnya kedua gugatan tersebut ditolak dengan alasan yang masih belum diketahui. Anna masih terus berusaha untuk membersihkan nama suaminya hingga dia sendiri meninggal pada tahun 1994, ketika dia berumur 95 tahun. 



Sekian, dan terimakasih.

*
*
*
*
*

sumber 1
sumber 2
sumber 3

pixecutebadbironkscreamo37
screamo37 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
9.5K
78
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan