marywiguna13Avatar border
TS
marywiguna13 
Mayat Anak Laki-laki di Dalam Kardus #SeninMisteri


Tanggal 25 February 1957, sebuah kardus berisikan sesosok mayat anak laki-laki ditemukan di tempat pembuangan sampah ilegal di dekat Bury Road, Philadelphia, Pennsylvania. Mayat anak laki-laki tersebut diperkirakan berumur antara 4-6 tahun, dengan berat badan sekitar 15 kilogram dan tinggi badan sekitar 1 meter. Dia ditemukan dalam keadaan telanjang dan dibungkus dengan selembar selimut. Rambut anak laki-laki tersebut seperti baru dicukur dan tubuhnya seperti baru dimandikan.


Pada tubuh anak laki-laki tersebut juga ditemukan beberapa luka kecil termasuk luka di bagian dagu, di bagian pangkal paha, dan di bagian pergelangan kaki kiri. Beberapa luka diantaranya diduga diakibatkan oleh prosedur medis yang anak laki-laki tersebut jalani. Namun, luka yang terdapat di bagian kepala dipastikan adalah penyebab utama kematiannya dan tidak ada saksi yang melihatnya.

Pada awalnya, mayat anak laki-laki tersebut ditemukan oleh seorang remaja yang sedang berjalan di sekitar tempat pembuangan. Anehnya, remaja tersebut menunggu seharian untuk menghubungi polisi. Dan bahkan orang asing yang menjadi orang kedua yang sebelumnya juga menemukan mayat anak laki-laki tersebut, dia sengaja tidak menghubungi polisi karena dia mengaku bahwa dia tidak mau terlibat.

Dengan cuaca buruk yang terjadi saat itu dan laporan melalui telepon yang ditunda oleh remaja yang menemukan mayat anak laki-laki itu, adalah hal yang tidak mungkin untuk memperkirakan secara akurat kapan anak laki-laki tersebut meninggal. Dengan harapan menemukan identitas dari anak laki-laki tersebut, polisi kemudian menyimpannya di kamar mayat.


Polisi menerima pengunjung dari 10 negara bagian yang berbeda yang datang berusaha untuk mengidentifikasi anak laki-laki tersebut dengan memastikan apakah ada tanda-tanda yang signifikan yang ada di tubuhnya. Selain itu, polisi juga menyebarkan sekitar 400 ribu selebaran yang berisi gambar anak laki-laki tersebut ke setiap kantor polisi, kantor pos, dan pengadilan yang ada diseluruh Amerika. Bahkan pihak American Medical Association mengirim gambaran dari anak laki-laki tersebut, tapi hasilnya nihil.

Polisi membandingkan bagian jejak kaki anak laki-laki tersebut ke semua rumah sakit yang berada di Philadelphia, sidik jari juga sempat diambil. Namun, tidak ditemukan sebuah catatan pun untuk membuktikan keberadaan anak laki-laki tersebut.


Petunjuk kunci yang paling memungkinkan adalah kardus dimana mayat anak laki-laki itu disimpan. Pada kardus tersebut terdapat nomor seri yang memudahkan pihak penyelidik untuk menunjuk pihak pengiriman yang bisa melakukan pelacakan ke pengirim asal yang merupakan sebuah toko yang bernama JC Penney yang berada sejauh 15 mil dari kardus tersebut ditemukan. Anehnya, sebelum digunakan untuk menyimpan mayat anak laki-laki itu, kardus tersebut digunakan untuk membungkus sebuah keranjang bayi. Dan toko JC Penney telah mengirimkan 12 buah keranjang bayi pada pembeli yang berbeda, dan mereka membayarnya secara tunai, serta tanpa ada catatan yang ditinggalkan.

Delapan orang pembeli sempat menghubungi polisi ketika mereka membaca tentang berita mayat anak laki-laki itu di koran, untuk memberikan keterangan apakah mereka masih menyimpan kardus bekas keranjang bayi yang mereka beli, atau mereka sudah membuangnya di tempat sampah. Pada akhirnya, polisi bisa menentukan bahwa kardus itu dikirimkan ke Upper Darby, Pennsylvania.

Selimut yang dipakai untuk membungkus anak laki-laki itu kemudian diperiksa oleh Philadelphia Textile Institute yang diyakini diproduksi di Granby, Quebec di Kanada, atau di Swannanoa, North Carolina. Tapi tidak bisa dipastikan dimana selimut tersebut dibeli karena selimut yang sama diproduksi hingga ribuan lembar dan terjual habis. Tampaknya, petunjuk mengenai selimut menemukan jalan buntu.



Petunjuk lainnya yang tepat merupakan sebuah topi yang berada sejauh 15 kaki dari kardus itu ditemukan. Topi tersebut berbahan corduroy berwarna biru, bergaya Ivy League, berukuran 7, dan berlabel Eagle Hat & Cap Company. Dibuat oleh sebuah perusahaan kecil yang dimiliki oleh Hannah Robbins dan terletak di South Philadelphia. Hannah sempat mengingat seorang laki-laki yang membeli topi tersebut, karena dia mengkustomisasi topi tersebut untuknya. Laki-laki tersebut digambarkan berambut pirang, berumur antara 26-30 tahun, dan meminta secara khusus untuk menambahkan tali kulit dan gesper pada topi yang dipesannya. Laki-laki tersebut membayarnya secara tunai, dan Hannah tidak pernah melihatnya lagi. Pihak penyelidik kemudian melakukan kunjungan ke lebih dari 100 toko di South Philadelphia, namun tidak ada yang mengenali topi tersebut atau mayat anak laki-laki itu.

Pada tubuh anak laki-laki itu juga ditemukan helaian rambut yang memberikan kesan bahwa rambutnya dicukur secara terburu-buru. Seorang dokter forensik yang bernama Frank Bender, meyakini bahwa anak laki-laki tersebut kemungkinan dibesarkan sebagai seorang anak perempuan. Bahkan Bill Kelley yang merupakan penyelidik kasus tersebut menceritakan bahwa pada tahun 1957 dan tahun 1958, seorang pekerja seni West Coast pernah membuat gambaran rupa anak laki-laki tersebut sebagai seorang anak perempuan. Namun, hal tersebut tidak memberikan sebuah petunjuk.

Dua orang penulis yang bernama Lou Romano dan Jim Hoffman menemukan petunjuk yang berasal dari seorang laki-laki yang berasal dari Philadelphia yang mengatakan bahwa, keluarganya pernah menyewakan tempat pada seorang laki-laki yang menjual anaknya yang kemungkinan adalah mayat anak laki-laki itu.


Seorang patology forensik melihat beberapa foto dari orang-orang yang berpotensi sebagai ayah dan saudaranya, dan dia setuju bahwa perihal bentuk kesamaan akan memerlukan pengujian laboratorium lebih lanjut. Dia menemukan kesamaan dalam struktur wajah, bagian helix kuping sebelah kanan, dan bagian hidung. Sampel DNA sempat diambil dari laki-laki yang diyakini sebagai saudaranya. Anehnya, pihak penyelidik dari kepolisian Philadelphia tidak mengatakan apakah mereka akan melakukan tes untuk membandingkan DNA yang dimiliki oleh mayat anak laki-laki itu dengan DNA milik laki-laki yang berpotensi sebagai saudaranya. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan lebih jauh lagi.

Seorang pemeriksa medis yang bernama Remington Bristow yang melakukan investigasi kasus tersebut selama 36 tahun, dia mengumpulkan berbagai macam artikel koran tentang mayat anak laki-laki itu, menghabiskan uang pribadinya senilai jutaan dolar, dan waktu yang tidak terhitung untuk berusaha mengidentifikasinya. Dia juga melakukan perjalanan ke Arizona dan Texas demi menemukan petunjuk. Dia bahkan melakukan konsultasi dengan seorang cenayang, berharap dapat menemukan petunjuk baru. Remington bahkan bertindak jauh dengan membawa masker wajah anak laki-laki itu dalam kopernya.


Remington memberikan teori bahwa anak laki-laki itu mati secara tidak disengaja, mengingat rambut yang dicukur dan kuku yang dipotong rapi mengindikasikan bahwa anak laki-laki tersebut dirawat dengan baik. Muncul sebuah kemungkinan bahwa keluarganya tidak berani menunjukan diri karena mereka merasa takut akan dikenakan hukuman atas pembunuhan terhadap anak laki-laki itu.

Berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh cenayang, Remington kemudian menemui sebuah keluarga angkat yang tinggal di sekitar tempat mayat anak laki-laki itu ditemukan. Keluarga angkat tersebut sempat diinterogasi oleh polisi. Dalam estate sale yang diadakan pada tahun 1961, Remington menemukan sebuah keranjang bayi yang diyakini sebelumnya pernah disimpan di dalam kardus dimana mayat anak laki-laki itu disimpan.

Remington kemudian memberikan teori kedua bahwa anak laki-laki itu merupakan anak tidak sah dari anak perempuan keluarga angkat yang Remington pernah datangi. Mungkin anak perempuan tersebut tidak ingin statusnya sebagai orangtua tunggal diketahui oleh banyak orang. Oleh karena itu, dia meninggalkan anaknya.


Sayangnya, Remington meninggal pada tahun 1993. Tidak lama setelahnya, seorang detektif Philadelphia yang bernama Tom Augustine mengambil alih kasus yang pernah ditinggalkan oleh Remington. Pada tanggal 23 February 1998, Tom mendatangi rumah Arthur Nicoletti, seorang mantan pemilik panti asuhan yang memiliki istri yang bernama Anna Marie Nicoletti. Remington pernah menduga bahwa Anna Marie adalah ibu dari anak laki-laki itu. Dan sebagai informasi tambahan, Anna Marie juga merupakan anak tiri dari Arthur Nicoletti.

Anna Marie mengatakan pada Tom bahwa dia memang memiliki seorang anak laki-laki yang sudah meninggal dengan cara yang aneh. Dengan catatan kamar mayat sebagai pendukung pernyataannya, penyebab meninggalnya anak laki-laki tersebut adalah karena sengatan listrik yang berasal dari mainan anak-anak yang diletakkan di luar toko. Lagi-lagi penyelidikan tersebut menemukan jalan buntu.

Seorang psikiater bernama Martha yang berasal dari Cincinnati, dia menghubungi Tom dan mengatakan bahwa dia memiliki salah seorang pasien yang kebetulan juga bernama Martha. Dia bersikeras ingin berbicara dengan polisi. Martha mengatakan bahwa ketika dia berumur 11 tahun, ibunya membawa dia ke sebuah rumah dimana dia melihat ibunya menyerahkan sebuah amplop pada seorang laki-laki.


Martha mengatakan bahwa ibunya melakukan pelecehan secara seksual terhadapnya, dan ibunya juga ingin melakukan hal yang sama terhadap seorang anak laki-laki. Martha juga mengatakan bahwa ibunya memukul anak laki-laki itu dengan sangat keras hingga dia meninggal, setelah ibunya berusaha untuk memandikannya. Ibunya kemudian membawa Martha dan anak laki-laki itu ke Philadelphia, untuk meninggalkan anak laki-laki itu disana.


Martha berbicara dengan tiga orang investigator, yaitu Tom Augustine, Joseph McGillen, dan William Kelly. Joseph dan William merupakan orang yang pertama kali muncul di TKP dimana mayat anak laki-laki di dalam kardus itu ditemukan. Ketiganya merasa yakin dengan cerita Martha. Menurut Bill Fleischer yang merupakan seorang pensiunan agen FBI, detail dari cerita Martha yang ditambahkan. Tentang pernyataan, alamat, dan gambaran yang diberikan membuat teori ketiga menjadi semakin kuat. Tapi walaupun dengan petunjuk yang diberikan oleh Martha, polisi tidak bisa melakukan verifikasi apakah mayat anak laki-laki itu adalah anak laki-laki yang sama dengan yang Martha bicarakan.

Hingga hari ini, identitas dari mayat anak laki-laki yang ditemukan di dalam kardus masih belum diketahui. Kuburannya yang terletak di Ivy Hill Cemetery di Philadelphia, diberi nama dengan America's Unknown Child. Dan hingga hari ini, orang-orang masih kebingungan mengapa tidak ada seorang pun yang datang untuk mengakui anak laki-laki tersebut. Mungkin pada suatu hari nanti, kita akan mengetahui siapa anak laki-laki tersebut, dan apa yang telah terjadi padanya. Namun, untuk saat ini kasus tersebut masih belum bisa terpecahkan.


Sekian, dan terimakasih.

*
*
*
*
*

sumber :



fachri15Avatar border
rotten7070Avatar border
provocator3301Avatar border
provocator3301 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
7.2K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan