devnov13Avatar border
TS
devnov13
PESAN DARI ARWAH PART 2
PESAN  DARI ARWAH 

KEMATIAN BIBI PART 2

(Fiksi story by Devnov13)






    Dimana terlihat kaki yang pucat di dekat meja. Dia pun menajamkan matanya kearah kaki tersebut. Dan betapa terkejutnya ketika dia melihat tubuh yang terbaring kaku penuh darah dengan kepala terpisah dari badan. Kaki nya bergetar dan hampir terjatuh kebawah.
    Sekar pun langsung bertanya “Pak Abdi, ada apa ??”. Pak Abdi sedikit terdiam dan mulai berbicara kepada Sekar  “Anu,, mbak Sekar,,, i…itu”. Sudah mencoba berbicara tapi rasanya mulut Pak Abdi tak sanggup untuk berucap. Sekar pun langsung meminta Pak Abdi untuk memanggulnya agar dia bisa melihat apa yang dilihat Pak Abdi.
    Akan tetapi Pak Abdi sempat menolak permintaan Sekar. Namun Sekar terus merengek dan bersikeras untuk melihat keadaan di dalam dan sedikit mengancam Pak Abdi diadukan ke Bapak Sekar. Akhirnya dengan berat hati Pak Abdi pun menuruti permintaan Sekar.
   Pak Abdi berjongkok kemudian Sekar naik ke pundaknya dengan membawa ranting yang di pakai Pak Abdi tadi. Dan ketika Sekar  mulai naik keatas dan menyibakkan tirai dengan rantingnya, dia sontak terkaget dan berteriak “bibi………………………..” dan pingsan. Seketika itu Sekar sudah tidak sadar lagi apa yang terjadi padanya.
   Hingga ia terbangun dan ternyata dia sudah berada di dalam kamarnya bersama ibu dan Bapak nya. Tapi ada yang salah, ternyata bukan hanya Ibu dan Bapak nya yang berada di sana melainkan sosok bibi yang berada di sudut kamar. Sekar pun dengan spontan langsung memanggil “bibi….bibi.” .
   Dengan cekatan Ibu Sekar langsung memeluknya sembari menangis sesenggukan. Kemudian tak berapa lama Pak Abdi datang ke kamar Sekar untuk meminta Bapak Sekar keluar sebentar karena ada yang ingin dibicarakan. Pak Abdi mengatakan kepada Bapak Sekar bahwa pemakaman bibi sudah selesai dilakukan. Dan untuk kasus yang di alami bibi ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian.
   Pak Abdi juga mengatakan kepada Bapak Sekar bahwa bibi hanya hidup sebatangkara jadi untuk acara tujuh harian di tiadakan. Karena mendengar hal tersebut, Bapak sekar memutuskan untuk mengadakan tujuh harian bibi di rumahnya. Mengingat bibi sudah bekerja lama dengannya. Kemudian Bapak Sekar meminta Pak Abdi untuk mengurus semua keperluan yang ada. Termasuk memanggil kyai dan mengundang para tamu tujuh harian.
   Malam pun tiba, tamu-tamu di acara tujuh harian mulai berdatangan. Bapak sekar menyalami tamu di depan bersama Pak Abdi. Sedangkan ibu sekar berada di dapur dengan ibu-ibu lainnya menyiapkan makanan dan jajanan untuk para tamu undangan. Banyak tamu undangan yang datang di hari itu.
   Sekar yang pada saat itu tidur di dalam kamarnya mendengar lemparan dari luar candela kamarnya. Dia kaget dan terbangun, kemudian tanpa pikir panjang Sekar langsung menuju arah candela kamarnya untuk melihat siapa yang iseng melempar candela nya.
  Betapa kagetnya sekar dengan apa yang dilihat nya diluar candela. Bibi berdiri di samping pohon kecil didekat candela dengan  wajah merunduk dan badan yang pucat. Tapi rasa kaget sekar terkalahkan dengan rasa penasaranya yang begitu besar.
  Dia mulai membuka candela untuk melihat kebenaran bibi diluar. Namun, ketika Sekar membuka candela dia melihat bibi melayang kearah pintu masuk rumah. Tidak berfikir Panjang sekar langsung menuju kerah pintu masuk rumah. Akan tetapi karena ruang tamu dipenuhi dengan orang-orang yang berdoa, Sekar hanya bisa melihat dari kejauhan.
   Sekar melihat bibi berdiri tepat di belakang Pak Tono yang sedang duduk mengikuti doa tujuh harian. Sekar lalu mencoba memanggil ibunya yang berada di dapur. “Ibuuu…ibuu…”, Ibu sekar pun menyahut panggilanya “Dalem, ada apa ndok ? mau maem ya ? atau mau jajan ini ?”. Tanpa berkata apa-apa Sekar langsung menggandeng ibu nya menuju tempat nya tadi.
  “Ibu….jenengan lihat bibi berdiri di belakang Pak Tono tidak ?”. Ibu Sekar pun kaget dan mengatakan “Ndok bibi sudah tenang di alam sana, sampean mungkin kangen sama bibi jadi masih suka terbayang”. Sekar pun menyahut dengan tegas bahwa yang dilihat nya itu nyata. Tapi Ibu Sekar tetap tidak percaya dan meminta Sekar beristirahat di kamarnya sembari memakan jajanan yang sudah disiapkan Ibunya.
   Sekar pun menuruti perkataan ibunya dan masuk kedalam kamar. Tak terasa acara tujuh harian sudah selesai para pekerja laki-laki dirumah Sekar membereskan tikar dan sisa-sisa makanan atau jajanan yang disuguhkan tadi. Sampai suatu ketika, saat Pak Tono akan memindahkan vas bunga. Tiba-tiba saja  vas bunga yang berada di tangannya berubah menjadi KEPALA BIBI YG TERSENYUM MERINGIS SEMBARI MELOTOT PENUH DARAH.
   Pak Tono langsung melempar vas bunga yang ada ditangannya tadi kearah tembok dan pecah. Semua orang yang ada disana langsung berlari untuk melihat apa yang terjadi termasuk Sekar. “Tono, ada apa ?? kenapa vas bunga kamu lemparkan seperti ini ?” tanya Bapak Sekar. “I…iitu pak saya lihat kepala !” sahut Pak Tono.
  Pak Tono menjelaskan apa yang dia lihat tadi. Sontak semua orang yang berada disitu sangat kaget termasuk Sekar. Pada saat itu sebenarnya sekar masih melihat bibi berdiri di belakang Pak Tono. Namun, dia enggan bercerita karena dia sudah tau bahwa ceritanya tak akan dipercaya. Kemudian Bapak Sekar meminta semua orang untuk menghentiksn pekerjaannya.
  Dia meminta semua orang lebih baik masuk ke kamarnya masing-masing untuk beristirahat, dan melanjutkan pekerjaanya besok. Semua orang pun masuk ke kamarnya masing-masing untuk beristirahat termasuk Mbak Yanti asisten rumah tangga yang cukup dekat dengan bibi. Kamar Mbak Yanti dengan kamar bibi cukup berdekatan.
  Model kamar yang berbaris terpisah kamar pekerja laki-laki sendiri dan perempuan sendiri. Seperti kamar kos berisi 3 kamar, satu kamar Mbak Yanti, dua kamar bibi dan yang satu lagi kamar Mbok Parti asisten rumah tangga yang terlama disana, yang sedang pulang kampung.
  Sebetulnya saat itu Mbak Yanti takut untuk tidur di kamarnya. Apalagi dengan kondisi sendirian setelah kejadian naas tersebut. Tapi apa mau di kata, jika tidak tidur disitu mau tidur dimana lagi. Mulai melewati kamar bibi sebetulnya perasaanya sudah mulai tidak nyaman.
  Tapi dia mencoba untuk tenang dan tidak ambil pusing. Dia lengsung saja membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam. Akan tetapi sebelum dia tidur dia memiliki kebiasaan wudhu terlebih dahulu agar tidurnya nyenyak. Sayangnya tempat wudhu berada diluar kamarnya sehingga dia terpaksa harus keluar kamar untuk mengambil wudhu.
  Dia mulai membuka pintu kamar, namun semilir angin langsung menusuk badannya. Toleh kanan…toleh kiri semua sudah sepi tak ada suara sama sekali. Dia mulai melangkahkan kakinya menuju tempat wudhu. Pelan-pelan dia melangkah sembari menyilangkan tangannya. Dia  masih terbayang dengan apa yang diceritakan Pak Tono tadi.
   Tepat dia melangkahkan kakinya di depan kamar bibi, dia mulai mendengar SUARA………….. (Bersambung)




Nb. Link part lainnya :
PART 1 ( Kematian Tragis bibi Part 1 )
PART 3 ( Kematian Tragis Bibi Part 3 )

PART 4 ( Kematian Tragis Bibi Part 4 )
Diubah oleh devnov13 17-01-2022 05:08
bukhoriganAvatar border
josef.panuksmoAvatar border
tarigannaAvatar border
tariganna dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.3K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan