devnov13
TS
devnov13
PESAN DARI ARWAH PART 5
  
PESAN  DARI ARWAH 

KEMATIAN BIBI PART 5 ( AKHIR)

( Fiksi Story By Devnov13 )




 Lalu Mbak Yanti yang kerasukan bibi berucap bahwa “Pembunuhku....

“Tono bu……. dia sakit hati dengan saya”ucap Mbak Yanti yang kesurupan sembari menangis. 

  Sungguh bagaikan di sambar petir, Ibu Sekar kaget bukan kepalang. Langsung saja pada saat itu ibu Sekar meminta bibi untuk keluar dari badan Mbak Yanti. Namun sebelum  keluar dari badan Mbak Yanti bibi ingin di doakan.

   Ibu Sekar pun menyanggupi permintaan bibi dan membacakan surat Al Fatihah untuk bibi. Tak lama Mbak Yanti pun tersadar. Namun pada saat itu Mbak Yanti terlihat sangat lemas. Ibu Sekar pun memanggil pekerja laki-laki dirumah nya untuk menggotong Mbak Yanti kedalam kamarnya.
  
   Ternyata yang datang lebih dulu adalah Pak Tono kemudian disusul oleh pekerja lainnya.

Kemudian Pak Tono pun berucap “Loh bu kenapa lagi ini dengan Yanti ?”.

  Ibu Sekar hanya diam dan langsung meminta Pak Tono untuk membawa Mbak Yanti kedalam kamar. Langsung saja Pak Tono dibantu dengan pekerja lainnya membawa Mbak Yanti kedalam kamarnya.

  Ibu Sekar pada saat itu memutuskan tidak masuk kerja karena ingin membicarakan masalah ini kepada Bapak Sekar. Namun karena tidak mau mengganggu tidur Bapak Sekar, dia menunggu sampai Bapak Sekar terbangun dari tidurnya. Setengah jam setelahnya, Bapak Sekar terbangun dan menuju dapur untuk meminta Mbak Yanti membuatkan teh untuknya. Akan tetapi, pada saat di dapur yang ditemuinya Ibu Sekar dan bukan Mbak Yanti. 

“Bu, si Yanti belum sembuh ya ? Bapak pengin dibuatkan teh” ucap Bapak Sekar.

  Melihat Bapak Sekar sudah bangun, Ibu Sekar pun tanpa basa basi langsung menceritakan kejadian yang terjadi tadi. Dan benar saja Bapak Sekar juga kaget bukan kepalang mendengar cerita dari Ibu Sekar.

  Kemudian Bapak Sekar juga menceritakan tentang kejadian  beberapa waktu yang lalu. Pada saat Sekar dan Banu menemukan baju penuh darah kering pada baju Pak Tono. Hal tersebut kemudian coba di kaitkan oleh Bapak dan Ibu Sekar dengan pembunuhan bibi.

   Dan sekarang mereka berdua sudah mulai curiga dengan Pak Tono. Namun karena tidak ada bukti maka mereka tidak bisa menuduh Pak Tono begitu saja . Apalagi baju yg ada darah kering tersebut sudah diambil oleh Pak Tono.

  Bapak dan Ibu Sekar memutuskan untuk lebih mengawasi setiap gerak-gerik Pak Tono. Tak lama kemudian Sekar terbangun dan menuju dapur.

“eee anak Bapak sudah bangun?” ucap Bapak Sekar. 

  Sekar hanya tersenyum kepada Bapaknya dan langsung menuju tempat tudung saji miliknya dan membukanya. akan tetapi lagi-lagi tudung sajinya masih kosong.

“Ibu, Sekar enggak dimasakin ya ?” tanya Sekar.

  Ibu Sekar mengatakan kepada Sekar bahwa hari ini Ibu kesiangan jadi untuk sarapan Ibu Sekar mengajaknya untuk membeli sarapan nasi pecel di dekat rumahnya. Sekar pun langsung mengajak ibunya untuk berangkat membeli nasi pecel karena perut Sekar sudah keroncongan.

   Langsung saja mereka berdua berangkat menggunakan motor yg ada di garasi rumah. Pada saat Ibu Sekar  dan Sekar membeli nasi pecel, Bapak Sekar mencoba memanggil Pak Tono untuk menanyakan tentang baju yang penuh dengan darah kering miliknya.

  Namun pada saat itu Pak Tono mengatakan bahwa baju itu sudah dibuangnya ke kali. Jadi baju itu sudah tidak ada. Setelah mengetahuinya Bapak Sekar tidak mengatakan apa-apa kepada Pak Tono dan langsung pergi meninggalkan Pak Tono begitu saja.

  Saat itu Pak Tono mulai berfikir bahwa Bapak Sekar sepertinya mulai curiga denganya. Dengan cepat-cepat Pak Tono menuju kamarnya untuk mengambil baju itu dan membuangnya ke kali. Namun pada saat mencari baju itu di kamarnya, ternyata baju itu sudah tidak ada. Pak Tono bingung bukan kepalang dia mencari kemana-mana tapi tetap tidak ketemu.

 “Mampus aku !! jika baju itu sampai ditemukan orang lain lagi” ucap Pak Tono di dalanm hati.

  Tak lama terdengar suara yang memanggil Pak Tono. ternyata yang memanggil itu adalah Pak Abdi. Dia meminta Pak Tono bergegas untuk menebang ranting pohon di depan garasi mobil, Takutnya nanti jika hujan angin bisa patah sendiri dan mengenai mobil Bapak dan Ibu Sekar. Karena pada saat itu memang sedang musim hujan dan sering terjadi hujan angin.

  Karena tak bisa menolak perintah Pak Abdi maka dia pun langsung bergegas untuk menebang ranting pohon itu di depan. Kemudian Pak Abdi pada saat itu menuju ke kandang Banu untuk membuka kandangnya. Karena Sekar tadi malam meminta Pak Abdi untuk melepaskan Banu supaya Banu bisa bermain-main dengan bebas di halaman belakang rumah.

   Setelah di bukakan kandangnya oleh Pak Abdi, Banu sangat gembira dengan menggoyangkan buntutnya ke kanan-dan kekiri. Langsung saja Banu lari kearah taman belakang. Melihat Banu sudah bebas berlari-lari sembari bermain, Pak Abdi pun meninggalkan Banu untuk kembali bekerja.  Pada saat itu Banu tidak hanya bermain-main dihalaman Belakang saja, dia juga terbiasa berkeliling rumah dan menyapa para penghuni dirumah Sekar.

   Dia berkeliling ke dapur, dalam rumah, teras rumah, taman depan, garasi gudang rumah dan yang terakir dia berkeliling ke kamar-kamar para pekerja. Sampai pada suatu ketika  Banu mencium cium sesuatu. Dan ternyata yang dia cium adalah aroma dari baju berdarah milik Pak Tono. Banu menemukan Baju itu dari dalam kamar Pak Tono yang terjatuh di bawah tempat tidur dan tertutupi kardus. Karena pada saat itu pintu kamar Pak Tono lupa tidak di tutup.

  Kemudian langsung saja Banu menggigit baju itu dan membawa nya pergi. Ternyata Banu membawanya ke kamar Sekar. Karena kamar Sekar ditutup maka Banu menunggu i Sekar di depan pintu kamarnya. Beberapa saat kemudian Sekar dan Ibunya pulang dari membeli pecel di dekat rumahnya.

  Sekar pun merasa perutnya sudah sangat kenyang, dia berpamitan kepada ibunya masuk kedalam kamar untuk membaca buku. Pada saat itu Sekar tidak sekolah, karena Sekar sedang libur kenaikan kelas selama dua minggu. Pada saat berjalan menuju ke kamarnya, Sekar melihat Banu dari kejauhan sedang di depan pintu kamar dengan membawa sesuatu di depannya.

  Setelah sampai didekat Banu, Sekar kaget bahwa sesuatu yang di bawa banu  ternyata adalah baju berdarah milik Pak Tono yg pernah di temukannya. Langsung saja sekar mengambil baju itu. Pada saat Sekar memengang baju itu, Sekar  seakan-akan seperti melihat film yang di putar di kepalanya . Sekar tiba-tiba saja melihat bibi bertengkar dengan Pak Tono di depan kamar bibi yang ada di rumah Sekar.

  Bibi meminta Pak Tono untuk segera mengembalikan uang yang dia pinjam. Namun Pak Tono tidak bisa mengembalikan uang itu. Pak Tono meminta bibi untuk bersabar dulu. Karena jengkel berulang kali ditagih selalu mengelak, bibi pun mengucapkan kata-kata kasar kepada Pak Tono.

Bibi mengatakan  “Perempuan mana yg mau sama kamu Tono ?! Sudah jelek ! Kere! tukang hutang lagi !!”

  Tak hanya itu bibi  juga mengatakan bahwa akan mengadukan ke Bapak dan Ibu Sekar bahwa selama ini Pak Tono suka mengambil bahan pokok milik mereka.

  Karena perkataan bibi tersebut Pak Tono merasa sangat marah. Dan pada saat bibi ijin  kepada Bapak dan Ibu Sekar untuk pulang kerumahnya. Pak Tono mengikutinya dengan diam-diam dari belakang.

  Pada saat bibi sampai dirumah, dan membuka pintunya, Pak Tono langsung lari dan mendorong bibi masuk kedalam rumah dan mengunci rumah itu. Seketika itu bibi langsung kaget dan mencoba berteriak. Namun Pak Tono langsung mengeluarkan parang dari belakang bajunya dan menebas leher bibi.

  Karena tebasan itu baju Pak Tono penuh dengan darah bibi. Kemudian Pak Tono meninggalkan bibi begitu saja sampai akhirnya ditemukan oleh Sekar dan Pak Abdi. Sekar langsung kaget dengan hal yang barusan terjadi. Apa ini ?? dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Sepertinya ini merupakan petunjuk yang di berikan bibi untuk Sekar.
Kemudian Sekar langsung berlari menemui Ibunya sembari berteriak-teriak. 
 
“Ibuuuuuu….bu…ibuuuu…” panggil sekar ke Ibunya.
“Ada apa to ndok kok lari-lari nanti jatuh ??” sahut ibunya.
 
Sekar pun langsung menceritakan semua yang dilihatnya tadi kepada Ibunya, kemudian Sekar juga memberikan baju Pak Tono yang dibawa banu kepada kepadanya.
               
    Langsung saja Ibu Sekar memanggil Bapak Sekar untuk mengabari hal tersebut. Setelah mendengar semuanya, Bapak Sekar mengajak Ibu Sekar untuk berangkat ke kantor polisi menyerahkan  baju Pak Tono sebagai bukti agar Pak Tono bisa segera diselidiki.
 
    Kemudian Bapak Sekar memanggil Pak Abdi untuk mengantarkan mereka berdua ke kantor polisi. Bapak Sekar juga meminta Pak Abdi untuk tidak memberi tau siapapun terutama Pak Tono. Sekar pada saat itu ingin ikut kedua orang tuanya. Namun ditolak oleh Bapak Sekar dan memintanya unttuk tetap dirumah saja. Dengan terpaksa Sekar pun menuruti perintah Bapaknya.
 
  Sementara itu Pak Tono yang telah selesai memotong ranting pohon di depan garasi mencoba mencari kembali baju berdarah miliknya. Tiap sudut-sudut rumah dia cari. Namun lagi-lagi tidak membuahkan hasil samasekali. Kemudian dia mencoba mencarinya di gudang rumah Sekar. Kalau-kalau terjatuh disana pada saat dia membersihkan gudang.
 
 Sebetulnya Pak Tono agak malas ke Gudang, karena dia tidak pernah samasekali ke gudang sendirian. Dia selalu minta ditemani oleh rekan kerja lainnya. Selain tempatnya agak gelap, gudang di rumah sekar lumayan luas jadi membuat Pak Tono sedikit takut. Apalagi setelah kejadian yang menimpanya tadi malam. Namun karena dia butuh menemukan baju itu, maka dia terpaksa pergi kesana.
 
   Pada saat mulai memasuki pintu gudang perasaan Pak Tono sudah mulai tidak enak. Tapi tetap di paksakan saja, demi baju itu ketemu. Pak Tono mulai mencari baju itu . Dia  memindahkan kardus-kardus yang isinya barang bekas berharap baju itu terjatuh di bawahnya. Ternyata masih nihil.
 
  Pak Tono mulai berjalan lebih ke dalam lagi. Sembari melihat ke kanan dan kekiri. Sampai di ujung gudang,  baju itu tetap tidak ketemu. Sampai suatu ketika Pak Tono merasakan ada yang berdiri di belakangnya. Namun setelah menengok tidak ada siapa-siapa. Karena takut Pak Tono bergegas untuk berjalan menuju pintu keluar gudang.

  Belum sampai di depan pintu, Pak Tono di kagetkan dengan cermin yang tiba-tiba terjatuh dan pecah tepat di samping kakinya. Semakin ketakutan Pak Tono kemudian sedikit berlari menuju pintu keluar. Setelah sampai di depan pintu, Pak Tono memegang gagang pintu mencoba untuk membukanya. Tapi anehnya pintu itu tiba-tiba tidak bisa dibuka dan terkunci.
 
  Pak Tono mencoba membukanya berkali-kali tetap tidak bisa terbuka. Kemudian dia memanggil-manggil pekerja lainnya untuk menolongnya namun teriakannya tidak didengar. Dan hal yang ditakutkan Pak Tono terjadi. Tiba-tiba sosok itu datang lagi.
 
  Pak Tono tiba-tiba mendengar suara rintihan tangisan. Namun ketika melihat sekelilingnya dia tidak menemukan siapa-siapa. Karena memang dia hanya sendirian disitu. Kemudian lagi-lagi ada suara benda terjatuh. Namun, kali ini benda nya tidak ada melainkan hanya suaranya saja.
 
Hawa disekitar Pak Tono tiba-tiba saja terasa dingin. Bulukuduk Pak Tono mulai berdiri. Kemudian dengan samar-samar Pak Tono mulai melihat bayangan hitam di depannya. Lama-lama bayangan itu berubah menjadi sosok wanita yang berdiri tanpa menapak tanah dengan membawa kepala ditanganya. Sembari memanggil-manggil..
 
“Tonooo…PASANGKAN KEPALAKU…..tonoooo” sembari merintih kesakitan.
 
  Seketika itu Pak Tono langsung berbalik ke depan pintu dan menggedor-gedor pintu itu. Namun masih tidak terbuka. Dia berteriak-teriak sekencang-kencangnya. Namun taka da yang mendengar. Dalam posisi itu suara rintihan masih terdengar di telinga Pak Tono. Membuatnya semakin ketakutan.
 
  Karena pintu yang tak kunjung terbuka-buka dan rasa ketakutakan yang semakin menjadi-jadi, Pak Tono berucap jika dia ingin menyerahkan diri saja. Dia akan mengakui kesalahanya dan menerima hukumannya. Asalkan bibi jangan menghantui dia lagi dan segera membuka pintunya. Anehnya setelah Pak Tono berucap demikian pintu itu langsung bisa dibukanya dengan mudah.

  Setelah pintu itu terbuka Pak Tono pun lari dengan sekencang-kencangnya mencari Bapak dan Ibu Sekar. Ternyata saat itu Bapak Sekar baru tiba dari kantor polisi. Dengan wajah dan perasaan yang sangat ketakutan dia langsung lari menuju kearah Bapak Sekar yang baru saja turun dari mobil.
 
“Pak..tolong saya pak… saya mengaku pak… saya yang membunuh bibi pak..” ucap Pak Tono.
“Saya ketakutan pak… dia terus menghantui saya pak… tolong saya…..” ucapnya lagi.
 
  Mendengar pengakuan dari Pak Tono, Bapak Sekar langsung meminta Pak Tono masuk kedalam rumah dan meminta Pak Abdi untuk mengawasinya. Sementara Bapak Sekar langsung menghubungi polisi yang menangani kasus bibi. Beberapa saat kemudian polisi datang dan menjemput Pak Tono. Saat di jemput Pak Tono terlihat masih sangat ketakutan. Dia seperti dikejar-kejar akan sesuatu. Namun sesuatu itu, adalah sesuatu yang TAK TERLIHAT.

  Lalu setelah kejadian itu, Sekar menyadari bahwa dia berbeda dengan yang lain. Sekar juga semakin banyak mengalami kejadian-kejadian aneh. Keluarganya pun sekarang sudah percaya dengan apa yg dilihat dan dirasakan Sekar. Dan sudah berbagai cara dilakukan Sekar dan keluarganya untuk menghilangkan kelebihan yang dimilikinya. Namun tidak pernah berhasil, dan pada akhirnya dia harus menerimanya.
 Kini tujuh tahun berlalu, sekarang Sekar sudah berusia 17 tahun. Dia duduk di bangku SMA kelas 3. Dia bersekolah disalah satu sekolah favorit di daerahnya. Namun teman-temannya tidak pernah mengetahui kelebihan Sekar. Karena dia selalu menyembunyikan kelebihanya itu. Sampai suatu ketika, kejadian mengerikan terjadi di sekolahnya………. (Bersambung)

Nb. Link part lainnya : 


PART 1 ( KEMATIAN TRAGIS BIBI PART 1 )
PART 2 ( KEMATIAN TRAGIS BIBI PART 2 )
PART 3 ( KEMATIAN TRAGIS BIBI PART 3 )
PART 4 ( KEMATIAN TRAGIS BIBI PART 4 )

Lanjutan
PART 6 ( TANGISAN PART 1 )
Diubah oleh devnov13 27-03-2022 08:27
In3mjosef.panuksmotariganna
tariganna dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.2K
3
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan